Mozaik Peradaban Islam

Tokoh

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (4)

Salah satu kisah favorit Kuntowijoyo adalah mengenai penolakan Nabi Muhammad untuk tetap tinggal di langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Islamisasi Ilmu versus Pengilmuan Islam (2) Dari pemaparan sejauh ini, perlu diperhatikan bahwa meski Kuntowijoyo menyebut pengilmuan Islam sebagai alternatif islamisasi ilmu, gagasan ini tak bisa semata-mata ditempatkan dalam rubrik “ilmu dan… Teruskan Membaca

English Articles

A Book Review of Intellectual Achievements of Muslims by Ibrahim B. Syed (2)

Muslims remained suspicious of philosophical enquiry. Kalam, rather than philosophy became the most important subject in the madrassahs. Reviewed by Nazeer Ahmed[1] In Chapter 2, The Rise and Decline of Science in Islamic Civilization, Professor Ayub Omayya presents an incisive historical analysis of science and culture in Islamic societies. He observes that “the rise of… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (28): Musa Al-Hadi (3)

Setelah melakukan perlawanan selama hampir setahun, kekuatan Husein bin Ali berhasil dihancurkan dalam sebuah pertempuran di pinggir Kota Mekkah. Kemudian pasukan Abbasiyah memasuki kota Mekkah dan mengultimatum para pendukung Husein bin Ali agar menyerah. Tapi mereka menolak, lalu terjadilah pembantaian besar-besaran di tempat tersebut. Pasukan Abbasiyah memburu anak keturunan Ali bin Thalib yang lainnya. Husein… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (9): Fitrah

Pengetahuan manusia akan keberadaan Tuhannya adalah kesadaran fitri. Meski kerap kali kesadaran itu “tergantikan” oleh tuhan-tuhan palsu, tapi fitrah manusia menuntut kembali pada hakikatnya sebagai hamba yang hanya merunduk rendah di hadapan Tuhan sejati. Dan sebelum kehambaan (‘ubudiyyah) dan penghambaan (‘ibadah) kepada Tuhan dan Pemilik Sejati itu tercapai, manusia akan senantiasa berada dalam keadaan sesat,… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (27): Musa Al-Hadi (2)

Pada era pemerintahan Al-Hadi kondisi hubungan antara Bani Abbas dengan anak keturunan Ali bin Abi Thalib kembali memburuk. Hal ini berujung pada pemberontakan yang dipimpin oleh sosok bernama Husein bin Ali (keturunan Sayyidina Ali dari jalur Al-Hasan). Al-Hadi diwasiatkan ayahnya agar meneruskan upaya pemurnian agama, dan membasmi kaum zindiq. Dia pun mematuhi perintah ini. Tapi… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (50): Khan Versus Sultan (1)

Genghis Khan sepanjang hidupnya tidak pernah masuk ke dalam bangunan apapun, kecuali satu, Masjid Agung Bukhara. Kota Bukhara pada waktu itu merupakan “perhiasan bagi umat Islam,” karena di sanalah Imam Bukhari lahir. Genghis Khan berangkat ke barat, menuju ke wilayah Kesultanan Khwarizmia pada tahun 1219, atau Tahun Kelinci. Dari ribuan kota yang telah ditaklukkan oleh… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (26): Musa Al-Hadi (1)

Menurut Tabari, segera tibanya Al-Hadi di Baghdad, dia tidak langsung menemui masyarakat. Tapi justru menghabiskan waktu bercengkrama dengan salah satu budak perempuannya. Beberapa hari setelahnya, barulah dia menunjukkan dirinya ke depan publik Nama lengkapnya adalah Musa bin Muhammad (Al-Mahdi) bin Abdullah (Al-Manshur) bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas. Atau lebih dikenal dengan nama… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (49): Kesultanan Khwarizmia (2)

Genghis Khan mengirim utusan kepada Sultan Khwarizmia, Muhammad II, untuk mengajukan kerja sama perdagangan. Utusan tersebut lalu malah dibunuh, dan sebagiannya lagi dimutilasi wajahnya. Ini adalah deklarasi perang. “Pedagang dari negara engkau telah datang kepada kami, dan kami telah mengirim mereka kembali dengan cara yang akan engkau tahu (maksudnya diperlakukan dengan baik-pen). Dan kami juga… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (25): Al-Mahdi (5)

Selain membangun infrastruktur sebagai basis material bagi tegaknya peradaban besar, Al-Mahdi juga melakukan serangkaian ekspansi ke sejumlah wilayah di dunia. Dimana hal ini menjadi sesuatu prasyarat yang tak terpisahkan dalam rangka mewujudkan mimpi sebagai adidaya dunia. Pada 160 H, atau di tahun keduanya sebagai khalifah, Al-Mahdi sudah mengirimkan sebuah ekspedisi militer ke India, yang dipimpin… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (8): Mukasyafah (Penyingkapan)

“Menyaksikan haqiqah” dan “mengalami penyingkapan” niscaya berimbas besar pada keadaan lahiriah dan batiniah seseorang. Itulah yang disebut oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai “tanda-tanda” ketakwaan. Seperti umumnya istilah-istilah kaum sufi, mukasyafah atau penyingkapan spiritual itu tampak oleh saya sebagai suatu keadaan yang tak terperikan. Kata para sufi, memang susah menjelaskan manisnya madu tanpa langsung… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (48): Kesultanan Khwarizmia (1)

Tiga pedagang Muslim Khwarizmia datang menemui Genghis Khan, dan membual bahwa barang-barang mereka sangat mahal. Genghis Khan sangat marah dan berkata, “Apakah orang-orang ini berpikir bahwa kain-kain semacam ini tidak pernah dibawa kepada kita sebelumnya?” Pada abad ke-13, Dunia Islam masih mengakui bahwa Kekhalifahan Abbasiyah adalah pemimpin sah bagi seluruh umat Islam, namun itu hanya… Teruskan Membaca

English Articles

A Book Review of Intellectual Achievements of Muslims by Ibrahim B. Syed (1)

It is no wonder that Ibn Rushd is referred to as the greatest philosopher after Aristotle. Reviewed by Nazeer Ahmed[1] The book, Intellectual Achievements of Muslims (Published by Star Publications, New Delhi, India and Islamic-Circle, Qur’an House, Mauritius Published  in 2002, 3 Chapters, 133 pages), highlights the intellectual achievements of Muslims in the classical age… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (24): Al-Mahdi (4)

Di era pemerintahan Al-Mahdi sejumlah pembangunan infrastruktur digalakkan, mulai dari renovasi terhadap Masjidil Haram, hingga pembangunan jalan yang menghubungkan Irak dengan Hijaz. Di era ini juga mesin pembuatan kertas telah mencapai inovasi yang menakjubkan. Mereka sudah cukup berhasil membuat kertas yang lebih kuat dan diproduksi dalam skala massif. Inilah basis material yang menunjang lahirnya zaman… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (47): Khalifah vs Penggembala

Kekhalifahan Abbasiyah selama berabad-abad telah mencoba menaklukkan masyarakat penggembala padang rumput di Asia Dalam, namun mereka tidak pernah berhasil.  Pada tahun 1219, dengan segenap pencapaian militer dan komersial yang telah diraihnya, usia Genghis Khan sudah hampir mendekati 60 tahun. Sejarawan Persia, Juvaini, menggambarkan situasi yang sedang dinikmati oleh Genghis Khan, “Dia telah meraih kedamaian… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (15): Wajah Baru Nusantara

Sebelum abad 15, Islam dihayati di Nusantara tanpa tendensi politis dan bukan sebagai identitas kelompok. Islam hanya dikenal sebagai sebuah nilai yang mengajarkan akhlak mulia. Ini sebabnya dia demikian mudah melebur ke dalam relung kebudayaan masyarakat. Tapi sejak era kolonial, warna kultural yang laten ini mencuat kepermukaan menjadi identitas politik, dan mengkonstruksi wajah baru Nusantara.… Teruskan Membaca

Lifestyle

Membaca Sirah Nabi Muhammad Lewat Film (2): The Message (1976)

Pujian dan shalawat kepada Nabi saw. tak pernah usai, sebab kita selalu ingin dekat dengannya. Beragam ekspresi tercipta untuk menunjukkan cinta dan kerinduan kepadanya. Ibarat istana yang megah, kita pun meniru sebatas kemampuan. Mulai pakaian, memanjangkan jenggot, memendekkan kumis, mengangkat kainnya; makan dengan tiga jari, bersedekah setiap hari, bermurah senyum, keramahan dan kemurahan, mengasihi sesama;… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (46): Pembebasan Uighur Muslim (2)

Setelah dibebaskan dari penguasa yang menindas, Uighur Muslim menjadi suku bangsa Muslim pertama yang menjadi bagian dari Kekaisaran Mongol. Kepada pasukan Mongol mereka berkata, “Kalian adalah salah satu perwujudan belas kasihan Tuhan dan karunia rahmat Ilahi.” Uighur Muslim tinggal jauh di barat Mongolia, di kaki Pegunungan Tian Shan, yang pada masa kini mencakup wilayah Kirgistan,… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (23): Al-Mahdi (3)

Al-Mahdi memutuskan membeli kedudukan putra mahkota dari Isa bin Musa seharga 10.000.000 Dirham, ditambah sebuah pemukiman untuknya di wilayah Zab dan Kaskar. Al-Mahdi kemudian menunjuk putranya yang bernama Musa bin Al-Mahdi menduduki posisi tersebut. Di era ini muncul sekte yang dipimpin Hakim Al-Muqanna. Dia bersama 2000 pengikutnya tewas dengan cara membakar diri. Isa bin Musa… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (45): Pembebasan Uighur Muslim (1)

Genghis Khan dikenal sebagai penguasa yang toleran terhadap agama. Suatu hari, seorang Uighur Muslim datang jauh dari Kashgar (sekarang Kirgistan), mengadu kepadanya bahwa kaumnya ditindas oleh penguasa Buddha mereka. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Genghis Khan kini memiliki terlalu banyak harta rampasan dan materi untuk dibagikan, dan dia perlu menemukan cara untuk mengelola dan menyimpannya… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (14): Runtuhnya Kesultanan Malaka

Pada akhir Juli 1511, Pelabuhan Malaka menjadi lautan api. Sultan Mahmud hanya bisa terdiam menyaksikan semua kemasyhuran leluhurnya menjadi sasaran empuk yang tak berdaya. Kapal-kapal armada laut Malaka yang dulu sangat disegani di dunia, satu persatu tenggelam di tepi pantai, tanpa sempat melawan sekalipun. Pada tanggal 25 Juli 1511, suasana di pelabuhan Malaka berlangsung seperti… Teruskan Membaca