Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Abbasiyah

Bayt Al-Hikmah (12): Hunayn bin Ishaq (6): Di Bawah Tekanan Khalifah Al-Mutawakkil (3)

in Monumental

Khalifah al-Mutawakkil menderita penyakit yang tak bisa disembuhkan, sampai dia bermimpi bertemu dengan Nabi Isa, yang menyatakan bahwa Hunayn dapat menyembuhkannya. Setelah lebih dari enam bulan, Khalifah al-Mutawakkil menyadari lagi kesalahannya (lagi! Karena ini adalah yang kedua kalinya), apakah ini berdasarkan informasi dari mata-matanya ataupun karena pengakuan dari para pelaku pemfitnahan kepada Hunayn bin Ishaq…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (11): Hunayn bin Ishaq (5): Di Bawah Tekanan Khalifah Al-Mutawakkil (2)

in Monumental

Setelah mendapatkan jabatan yang istimewa sebagai kepala dokter istana, hidup Hunayn tiba-tiba berubah drastis kembali. Khalifah al-Mutawakkil menuduhnya sebagai seorang pengkhianat dan mesti menerima hukuman. Karir Hunayn bin Ishaq di masa kepemimpinan Khalifah al-Mutawakkil berlangsung secara paradoks. Satu sisi dia diangkat setinggi-tingginya, sisi lain dia dijatuhkan serendah-rendahnya. Ini adalah masa terbaik sekaligus masa terburuk Hunayn…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (10): Hunayn bin Ishaq (4): Di Bawah Tekanan Khalifah Al-Mutawakkil (1)

in Monumental

Khalifah meminta Hunayn untuk membuatkan racun untuk membunuh musuh-musuhnya. Hunayn menjawab, bahwa seorang dokter hanya mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi manusia. Hunayn bin Ishaq disukai oleh Khalifah al-Mamun bukan hanya karena kemampuan menerjemahkannya saja, tapi juga karena ilmu kedokterannya. Bahkan meskipun Hunayn beragama Kristen Nestorian, dia juga diangkat oleh sang khalifah untuk menjadi dokter pribadinya.[1]…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (9): Hunayn bin Ishaq (3): Menjadi Kepala Bayt Al-Hikmah

in Monumental

Puas dengan hasil karyanya, Hunayn adalah satu-satunya penerjemah yang dibayar oleh Khalifah al-Mamun dengan emas sebesar setiap berat teks yang dia terjemahkan. Dengan kecerdasan dan semakin dekatnya Hunayn bin Ishaq dengan para petinggi istana kerajaan, sekitar tahun 830 M[1] dia diangkat menjadi kepala penerjemahan di Bayt Al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) oleh Khalifah al-Mamun.[2] Tugas Hunayn adalah…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (8): Hunayn bin Ishaq (2): Kembali ke Baghdad dan Mengguncang Dunia Kedokteran

in Monumental

Setelah terusir dari Baghdad, Hunayn kembali ke kota itu dengan membawa ilmu dan kemampuan menerjemahkan yang berkualitas tinggi. Dokter senior di kota itu bahkan menyebutnya sebagai “Guru Kami”. Setelah mengembara ke beberapa tempat untuk menimba ilmu tentang kedokteran dan bahasa, Hunayn bin Ishaq kemudian kembali ke Baghdad pada tahun 826 M, waktu itu usianya baru…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (7): Hunayn bin Ishaq (1): Bapak Penerjemahan Bahasa Arab

in Monumental

Bayt Al-Hikmah dikenal sebagai salah satu lembaga yang paling berjasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Namun uniknya, lembaga ini dikepalai Hunayn bin Ishaq, seorang Kristen Nestorian. Hunayn bin Ishaq al-Ibadi dikenal sebagai penerjemah paling produktif pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Sepanjang hidupnya, dia telah menerjemahkan 116 naskah ke dalam Bahasa Arab dan Suriah.…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (3): Al-Kindi (1): Di Bawah Dekapan Khalifah Abbasiyah

in Monumental

Al-Kindi dikenal sebagai filsuf Muslim pertama. Dia sangat disukai Khalifah al-Mamun. Namun di bawah Khalifah al-Mutawakkil hidupnya menderita. Salah satu sarjana terbesar yang hidup pada Zaman Keemasan Islam adalah seorang pria yang bernama Abu Yusuf Yaqub bin Ishaq as-Sabbah al-Kindi, atau lebih tenar dengan sebutan al-Kindi saja.[1] Di antara deretan filsuf terkemuka Muslim lainnya, al-Kindi…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (2): Gerakan Penerjemahan

in Monumental

Khalifah Al-Mamun meminta kepada Kaisar Kristen Bizantium untuk mengiriminya salinan setiap buku dari perpustakaan mereka. Fakta ini menyanggah mitos abadi tentang benturan antara dunia Muslim dan Kristen yang seolah-olah kaku dan tidak dapat ditawar-tawar. Pengantar redaksi: Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel yang berjudul Bayt Al-Hikmah: Lembaga Riset Pertama Islam. Artikel tersebut sebelumnya hanya terdiri…

Teruskan Membaca

Kiprah Harun al-Rasyid dalam Zaman Keemasan Islam (3): Bantuan Keluarga Persia al-Baramikah (3)

in Sejarah

Ketika Harun al-Rasyid menjadi khalifah, Yahya al-Baramikah diangkat menjadi wazirnya. Dia diberi kuasa mengendalikan administrasi kerajaan hampir secara total hingga selama 17 tahun. Zaman kemudian terus berganti kembali, Khulafaur Rasyidin digantikan oleh kekhalifahan Dinasti Umayyah. Dan ketika Umayyah sudah mendekati masa-masa akhirnya, keluarga al-Baramikah (Barmakids) merapat ke prospek calon penguasa terkuat pada masa itu, yaitu…

Teruskan Membaca

Kiprah Harun al-Rasyid dalam Zaman Keemasan Islam (1): Bantuan Keluarga Persia al-Baramikah (1)

in Sejarah

Di balik kesuksesan Abbasiyah dalam menggulingkan Dinasti Umayyah, adalah tidak lepas dari dukungan keluarga Persia yang memiliki pengaruh yang begitu besar, mereka adalah al-Baramikah. Dalam artikel seri ini kita akan membahas tentang sosok Harun al-Rasyid, khalifah Dinasti Abbasiyah pada abad ke-8 dan ke-9. Di antara khalifah-khalifah Abbasiyah lainnya, barangkali Harun al-Rasyid adalah yang paling terkenal…

Teruskan Membaca