Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Ilmu

Bayt Al-Hikmah (15): Warisan untuk Dunia (2)

in Monumental

Universitas-universitas Renaisans di Eropa mengadopsi sepenuhnya sistem pendidikan mazhab di dalam Islam. Bahkan, gelar Doktor yang kita kenal sekarang merupakan terjemahan literal dari bahasa Arab. Kembali ke Baghdad pada masa al-Kindi dan Hunayn bin Ishaq. Dalam kebanyakan kasus, para penerjemah yang bekerja di Bayt Al-Hikmah bukan hanya menerjemahkan buku-buku dari dunia Hellenic, Persia, Cina, India,…

Teruskan Membaca

Bayt Al-Hikmah (14): Warisan untuk Dunia (1)

in Monumental

Tanpa Bayt Al-Hikmah, Eropa tidak akan pernah lepas dari Abad Kegelapan menuju Renaisans, sebab sumber referensi utama para sarjana Kristen di Eropa berasal dari Bayt Al-Hikmah. Demikianlah kita telah mengulas perjalanan hidup dua tokoh besar Bayt Al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan): al-Kindi dan Hunayn bin Ishaq. Meskipun keduanya sama-sama berjasa bagi dunia ilmu pengetahuan, bahkan hingga masa…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (2): Ketika Ali Menjatuhkan Pedangnya

in Tokoh

Bagi para pencari engkau adalah abadi, dan, melalui dirimu, setiap sekam dapat mencapai inti, maka bukalah selamanya, pintu belas kasihan menuju Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia  – janganlah membuat kami menunggu! Musuh yang telah kalah itu bertanya kepada Ali, “Engkau benar-benar cerdas dan berwawasan, Ali, apa yang engkau pikirkan hingga menghentikan pertarungan?…

Teruskan Membaca

Mengenal Allah (8): Tanya Jawab (3): Ilmu yang Berguna

in Tasawuf

Sayidina Ali bin Abi Thalib ra mengatakan, “Tidur dalam keadaan yakin lebih baik daripada beribadah dalam keadaan ragu.” Apakah kita boleh belajar dari berbagai orang yang berbeda keyakinannya? Mari kita bertanya, mengapa Rasulullah lebih meminta kita memilih mendatangi majelis ilmu dibandingkan majelis ibadah? Karena bisa jadi kumpulan orang-orang beribadah itu ingin menipu kita. Kita tidak…

Teruskan Membaca

Mengenal Allah (7): Tanya Jawab (2): Ilmu dan Harta

in Tasawuf

Sayidina Ali mengatakan, “Apabila ingin mencari dunia, engkau memerlukan ilmu. Jika ingin mencari akhirat, engkau juga membutuhkan ilmu.” Bagaimana kita mengamalkan zikir secara kongkrit dalam kehidupan sehari-hari? Mengingat Allah itu harus dengan segenap dimensi kita. Tidak boleh kita hanya berzikir dengan mulut tapi kenyataanya hati kita lalai. Demikian juga sebaliknya, ketika hati mengingat Allah tapi…

Teruskan Membaca

Mengenal Allah (6): Tanya Jawab (1): Perjalanan Abadi

in Tasawuf

Setelah manusia mati perjalanan mengenal Allah tak akan pernah usai. Di alam kubur akan ada pelajaran makrifat Allah, pada alam setelahnya ada lagi pelajaran makrifat Allah, walhasil ini perjalanan abadi. Apa saja tahapan mengenal Allah, apakah cukup dengan membaca buku agama? Mengenal Allah itu perjalanan sepanjang hidup, sampai kita mati. Bahkan, para arif berpendapat, setelah…

Teruskan Membaca

Mengenal Allah (5): Pangkal Agama adalah Ilmu (3)

in Tasawuf

Suatu hari, Sayidina Ali bin Abi Thalib berjalan bersama sahabatnya, Kumail. Di tengah jalan, langkah Kumail terhenti ketika mendengar seorang melantunkan bacaan Alquran. “Aku akan memberitahu tentang siapa orang yang membaca Alquran itu,” kata Ali. Kemuliaan Orang Berilmu Ada hadis yang menarik, “Kemuliaan orang berilmu satu derajat dibandingkan seorang yang syahid. Kemuliaan orang yang syahid…

Teruskan Membaca

Mengenal Allah (4): Pangkal Agama adalah Ilmu (2)

in Tasawuf

Rasulullah bersabda, “Jika ada majelis ilmu dan majelis ibadah, maka pergilah ke majelis ilmu.” Orang beriman ditinggikan derajatnya oleh Allah dan orang berilmu menerima derajat lebih tinggi lagi. Mengapa lebih tinggi? Karena orang berilmu dapat beriman lebih lanjut, dapat memupuk ilmu lebih lanjut, dapat mengukuhkan iman, lebih konstan, lebih stabil, dan bukan sesaat saja beriman.…

Teruskan Membaca

Mengenal Allah (3): Pangkal Agama adalah Ilmu (1)

in Tasawuf

“Pangkal agama ialah Makrifat tentang Dia.” ~ Ali bin Abi Thalib ra dalam Nahjul Balaghah ~ Setelah mengenal prinsip-prinsip perjalanan menuju Allah, pertanyaan selanjutnya dengan sarana apa kita melangkah? Jika menyelami hadis Nabi Muhammad saw, begitu juga sikap dan tutur kata Ahlulbait-nya[1], kita akan menemukan bahwa betapa mereka menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Dengan ilmu, mereka…

Teruskan Membaca

Kitab Al-Luma’ fi At-Tashawwuf Karya Abu Nasr as-Sarraj (16): Bab 52, Perbedaan Tafsir Sufistik

in Pustaka

Al-Junaid, berkata, “Orang faqir yang sebenarnya adalah orang yang tidak merasa cukup dengan sesuatu, namun segala sesuatu merasa cukup dengannya.” Bab 52: Tentang Alasan Perbedaan Pendapat di Kalangan Ahli Hakikat Ihwal Tafsiran Mendalam Atas Pengertian-pengertian Ajaran-ajaran dan Kondisi Spiritual Mereka Berkata syaikh (Abu Nashr Al-Sarraj), semoga Allah merahmatinya: Ketahuilah—semoga Allah membenarkan pemahamanmu dan melenyapkan tipu…

Teruskan Membaca