Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Otentik

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (9): Keragaman Perawi (3)

in Tokoh

Dalam hal pertemuan antara penyampai dan penerima hadis, Bukhari menambahkan kriteria pengetat lainnya, yaitu hubungan mereka harus guru dan murid, bukan sekadar pertemuan sambil lalu. Demikianlah kita telah mengulas tentang syarat-syarat ketat untuk diterimanya seorang perawi oleh Bukhari, termasuk ditambahkannya syarat liqa (mesti bertemunya orang yang menyampaikan hadis ke penerima hadis), yang mana tidak ditemukan…

Teruskan Membaca

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (8): Keragaman Perawi (2)

in Tokoh

Berbeda dengan Imam Muslim yang hanya mensyaratkan bahwa penyampai dan penerima hadis mesti hidup sezaman, Bukhari mensyaratkan bahwa mereka mesti bertemu dan mendengar langsung. Di dalam kitab hadis, jumlah rantai transmisi (sanad) dalam sebuah riwayat paling sedikit adalah sebanyak lima orang. Jika di dalam kitab hadis terdapat 3.000 hadis misalnya, maka ini berarti dibutuhkan penyelidikan…

Teruskan Membaca

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (7): Keragaman Perawi (1)

in Tokoh

Mengingat ketelitian Bukhari, maka mustahil jika dimasukkannya orang-orang Syiah sebagai perawi semata karena kebetulan, ketidaksengajaan, atau kealpaan. Dalam artikel seri kali ini kita akan mengulas keterbukaan Bukhari terhadap para perawi dari berbagai golongan. Kita tahu, bahwa hadis Bukhari secara luas diterima oleh para ulama Sunni sebagai kitab yang sahih. Namun jarang diketahui, ternyata dalam rantai…

Teruskan Membaca

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (6): Standar Baru Ala Bukhari (2)

in Tokoh

Bukhari membuat standar baru yang belum pernah diterapkan pada kitab-kitab hadis mana pun yang dibuat oleh orang lain sebelum masanya, yaitu penyusunan hadis secara tematis. Tempat kelahiran Bukhari adalah salah satu lokasi terpenting di Jalur Sutra kuno, yaitu jaringan rute perdagangan yang, sejak sekitar 100 SM, menghubungkan Cina (dan ekspor sutranya) ke berbagai negara seperti…

Teruskan Membaca

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (5): Standar Baru Ala Bukhari (1)

in Tokoh

Meskipun Bukhari dikatakan terlambat dalam penyusunan sahihnya, yakni dua abad setelah masa Nabi, namun dia berhasil menciptakan standar baru dalam ilmu hadis. Meskipun dikatakan bahwa tradisi menulis atau sekadar mencatat hadis telah berlangsung sejak awal (awa’il dan isnad—lihat penjelasannya pada artikel sebelum ini), namun Bukhari lah (wafat 256 H/870 M) orang pertama yang dianggap telah…

Teruskan Membaca

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (4): Para Pengumpul Hadis

in Tokoh

Meskipun Bukhari disebut-sebut sebagai orang pertama yang mengompilasi hadis, tapi sebenarnya sudah pernah ada orang lain yang melakukannya. Siapa saja mereka? Dilahirkan pada tahun 809 atau 810 M di kota Bukhara, yang sekarang berada di Uzbekistan, al-Bukhari adalah orang pertama yang menyusun, menyeleksi, dan mengotentikasi (mensahihkan) kumpulan hadis-hadis. Bagi sebagian besar masyarakat Muslim, hasil karya…

Teruskan Membaca

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (3): Hadis Nabi

in Tokoh

Pada awalnya hadis-hadis Nabi tidak dikumpulkan secara menyengaja, namun seiring berjalannya waktu ia mulai dikumpulkan dan dikemas secara lebih formal, terstruktur, dan dogmatis. Pengantar redaksi: Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel yang berjudul Perjalanan Intelektual Imam Bukhari, Murid dari Seribu Guru (1).Artikel tersebut sebelumnya hanya terdiri dari dua seri artikel, namun karena dirasa masih ada…

Teruskan Membaca

Nurcholish Madjid (4): Guru Bangsa (1)

in Tokoh

Pada Mei 1998, Cak Nur menyarankan Presiden Suharto untuk melepas jabatannya. Suharto menjawab, “Jika orang yang moderat seperti Cak Nur tak lagi mempercayai saya, maka sudah saatnya bagi saya untuk mundur.” Nurcholish Madjid – akrab dipanggil Cak Nur – adalah Guru Bangsa. Dia bukan hanya pemikir yang otentik dan pembicara yang sopan dan artikulatif, tetapi…

Teruskan Membaca