Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Pesantren

Kyai Haji Ali Maksum (6): NU Kembali ke Khiththah 1926 dan Wafatnya Sang Pembaharu

in Tokoh

Kembali ke khittah 1926, NU artinya menekuni kembali bidang garapan pendidikan, dakwah, dan sosial, yang sebelumnya kurang terurus. Selain itu, meninggalkan politik praktis. Pada akhirnya, gagasan kembali ke khittah 1926 memuncak pada saat diselenggarakannya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama kedua di Situbondo. Dalam hal ini, Kyai Ali menampakkan keberhasilannya dalam memimpin Nahdlatul Ulama (NU) secara…

Teruskan Membaca

Kyai Haji Ali Maksum (5): Menjadi Rais Am PBNU

in Tokoh

Di tengah perpecahan yang terjadi di tubuh NU, Kyai Ali diminta oleh para kyai untuk memimpin. Namun dia berusaha keras untuk menolak jabatan itu, dan mengatakan tidak bersedia dipilih. Oleh Khoirul Imam | Staf Pengajar Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta dan Pengasuh PPTQ Ibnu Sina Yogyakarta Sejak awal kedatangannya di Krapyak, Kyai Ali…

Teruskan Membaca

Kyai Haji Ali Maksum (4): Tahun Kesedihan dan Tugas Berat Memimpin Krapyak

in Tokoh

Tanah air sedang kacau akibat penjajahan Jepang. Begitu sampai di pesantren Krapyak, Ali Maksum tercengang melihat kondisi yang begitu memprihatinkan. Kondisi antara hidup dan mati. Oleh Khoirul Imam | Staf Pengajar Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta dan Pengasuh PPTQ Ibnu Sina Yogyakarta Sekembalinya Ali dari Makkah, tahun 1941, kondisi tanah air sedang kacau…

Teruskan Membaca

Kyai Haji Ali Maksum (3): Pulang Kampung dan Menikah

in Tokoh

Setelah delapan tahun menimba ilmu di Tremas, Ali pulang kampung ke Lasem. Tiga tahun setelahnya dia menikah. Namun, baru saja beberapa hari menikah, dia mendapat tawaran untuk ke Makkah. Oleh Khoirul Imam | Staf Pengajar Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta dan Pengasuh PPTQ Ibnu Sina Yogyakarta Sejak muda Ali dikenal sebagai sosok yang…

Teruskan Membaca

Kyai Haji Ali Maksum (2): Jelajah Tremas dan Julukan Sang Munjid Berjalan

in Tokoh

Ali sering tidak tidur sampai larut malam untuk mendalami kitab-kitab babon. Maka tidak heran kamarnya sering terlihat berantakan dengan kitab-kitab. Kegemarannya membaca jauh melampaui usianya yang masih remaja. Oleh Khoirul Imam | Staf Pengajar Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta dan Pengasuh PPTQ Ibnu Sina Yogyakarta Selepas dari pesantren KH. Amir Pekalongan, pada usia…

Teruskan Membaca

Kyai Haji Ali Maksum (1): Sang Pembaharu Nahdlatul Ulama

in Tokoh

Meski dididik dengan tradisi pesantren tradisional, dia justru bisa menjadi sosok yang moderat, suka terhadap seni dan musik. Oleh Khoirul Imam | Staf Pengajar Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta dan Pengasuh PPTQ Ibnu Sina Yogyakarta Salah satu teori Islamisasi di Indonesia mengatakan, Islam masuk ke Indonesia dengan dibawa oleh para pedagang dari India,…

Teruskan Membaca

Tradisi Pesantren di Tengah Hiruk Pikuk Era Digital

in Islam Nusantara

Pesantren boleh dikatakan model pendidikan Islam tertua di Indonesia. Lembaga inilah yang memelihara kesinambungan tradisi Islam warisan ulama dari masa ke masa. Kehadiran pesantren hingga saat ini setidaknya mencerminkan kemampuannya untuk bertahan, bahkan di tengah riuh rendah kedatangan era industri 4.0. Tak ada data pasti kapan pesantren pertama kali dirintis. Namun sebagian catatan sejarah mengungkapkan,…

Teruskan Membaca

Sunan Gunung Jati dan Dua Wasiat Utamanya

in Ramadania

Ketika Ramadan tiba, tak sedikit warga yang bersedekah dan membayar zakat fitrah dengan cara diberikan dan diantar langsung kepada para santri yang masih berada di pesantren. Itu dilakukan tidak lain karena mereka teringat dan begitu menjaga pesan atau wasiat Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa dia…

Teruskan Membaca