Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Wafat

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW (18): Dalam Asuhan Sang Paman

in Sejarah

Makkah sedang dilanda kemarau panjang, Ibnu Asakir meriwayatkan, “Abu Thalib keluar dengan membawa seorang anak yang laksana matahari yang dimuati oleh awan tebal pertanda hujan lebat akan turun.” Abu Thalib kini menjadi wali bagi Muhammad setelah kepergian kakeknya, Abdul Muthalib. Pemimpin baru klan Bani Hasyim ini bersama isterinya menerima tanggung jawab tersebut dengan penuh kebanggaan…

Teruskan Membaca

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW (17): Duka Kehilangan Dua Insan

in Sejarah

Pada penghujung hidupnya Abdul Muthalib memanggil anak-anaknya dan meminta pengurusan Nabi yang masih kecil. Di antara semua anaknya, hanya Abu Thalib yang bersedia. Kafilah telah siap untuk berjalan kembali ke arah Kota Makkah. Barakah Ummu Aiman bersama Nabi menaiki unta secara perlahan seraya menyampaikan salam duka dan perpisahan kepada kubur Aminah. Sepanjang jalan Barakah terus…

Teruskan Membaca

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW (16): Berziarah ke Yatsrib (2)

in Sejarah

Terkena Badai, Aminah terbaring dan nafasnya mulai tersengal-sengal. Dalam kondisi lemah itu dia berbisik, “Setiap yang hidup akan mati, setiap yang baru akan usang, dan setiap yang besar akan lenyap.” Muhammad kecil menikmati kehidupan barunya dengan anak-anak pamannya. Hari-hari di Kota Yastrib dipenuhi keriangan dengan bermain panahan, layang-layang, dan berenang di kolam. Suasana gembira di…

Teruskan Membaca

Negus (13): Wafatnya Negus

in Tokoh

Ketika Negus wafat, Rasulullah Saw mensalatinya dan memintakan ampunan untuknya. Ummul Mukminin Aisyah Ra berkata, “Ketika Negus meninggal dunia, diceritakan bahwa kuburannya memancarkan cahaya.” Dalam artikel sebelumnya telah disebutkan, bahwa total jumlah sahabat yang hijrah ke Habasyah adalah 34 orang. Sejarawan Ibnu Hisyam mencatat beberapa riwayat mengenai mereka. Berikut ini adalah beberapa nama-nama dan kisah…

Teruskan Membaca

Kyai Haji Ali Maksum (6): NU Kembali ke Khiththah 1926 dan Wafatnya Sang Pembaharu

in Tokoh

Kembali ke khittah 1926, NU artinya menekuni kembali bidang garapan pendidikan, dakwah, dan sosial, yang sebelumnya kurang terurus. Selain itu, meninggalkan politik praktis. Pada akhirnya, gagasan kembali ke khittah 1926 memuncak pada saat diselenggarakannya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama kedua di Situbondo. Dalam hal ini, Kyai Ali menampakkan keberhasilannya dalam memimpin Nahdlatul Ulama (NU) secara…

Teruskan Membaca

Hagiografi Hasan al-Basri (6): Wafatnya Rabiah al-Adawiyah

in Tasawuf

Munkar dan Nakir bertanya, “Siapa Tuhanmu?” Rabiah menjawab, “Aku, yang hanya memiliki-Mu di dunia, tidak akan pernah melupakan-Mu, mengapa Engkau harus mengirim utusan untuk bertanya ‘siapakah Tuhanmu?’.” Rabiah Jatuh Sakit Suatu hari Rabiah jatuh sakit. Dia ditanya apa penyebabnya. “Aku memandang Firdaus,” jawabnya, “Dan Tuhanku mendisiplinkanku.” Kemudian Hasan al-Basri pergi untuk menjenguknya. “Aku melihat salah…

Teruskan Membaca

Memaknai Revolusi Imam Husein (6): Wafatnya Hasan bin Ali

in Studi Islam

“Muawiyah berkata, ‘Ibnu Abbas, tahukah engkau Hasan sudah meninggal?’ Ibnu Abbas balik bertanya, ‘Untuk itu engkau bertakbir?’ Muawiyah menjawab dengan girang ‘Iya!’.” –O– Menurut catatan sejarah, orang pertama yang mengusulkan untuk mengangkat Yazid menjadi khalifah setelah Muawiyah adalah al-Mughira bin Syu’bah – sosok yang patut dicurigai sebagai dalang skenario pembunuhan Khalifah kedua. Hal ini terjadi…

Teruskan Membaca

Memaknai Revolusi Imam Husein (3): Celah Kebangkitan Oligarki

in Studi Islam

“Sejak pembunuhan Umar bin Khattab, oligarki Quraisy menemukan skema ideal untuk membangun lebih jauh friksi kelas Arab dan non-Arab (yang lebih dikenal dengan istilah Ajam), kelas majikan dan budak, partai pemerintah dan partai oposisi, dan berbagai dikotomi lainnya.” –O– Berbeda dengan oligarki yang tumbang akibat suatu revolusi, amnesti Nabi terhadap anasir oligarki Mekkah tidak lantas…

Teruskan Membaca

Kisah Tentang Adam (18): Akhir Hayat

in Studi Islam

“Sebelum air bah tiba, Nuh mengeluarkan jasad Adam dan Hawa dan membawa mereka menuju bahtera. Setelah air surut, Nuh memakamkan kembali mereka di tempat semula.” –O– Telah disebutkan bahwa Adam sakit selama sebelas hari sebelum kematiannya. Dia menjadikan putranya Syits sebagai pewaris dan menulis surat wasiat terakhir. Kemudian dia menyerahkan dokumen yang berisi surat wasiat…

Teruskan Membaca