Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Zainal Abidin Bagir

Seyyed Hossein Nasr (4): Wawancara Zainal Abidin Bagir dengan Nasr: Generasi dengan Dua Kaki

in Studi Islam

Masyarakat modern ada bukan cuma di Barat, tapi juga di banyak negara Muslim. Masyarakat ini sudah melupakan hakikat keberadaan manusia dan memutus hubungan dengan Sumber Kebaikan. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] ZAB: Anda kerap mengkritik dunia modern dengan keras. Misalnya, Anda menulis bahwa dunia Barat itu pada esensinya buruk, dan hanya baik secara aksidental, sementara dunia…

Teruskan Membaca

Seyyed Hossein Nasr (3): Riwayat Hidup: Manusia “Pontifikal” di Pengasingan Barat

in Studi Islam

Nasr menulis buku Islam dalam Cita dan Fakta, menurut William C. Chittick, mungkin inilah satu-satunya buku tentang Islam yang ditulis Muslim taat tapi tak menyingung perasaan orang Kristen. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Nasr tak akan menolak, atau justru bangga, disebut bukan manusia modern. Baginya manusia modern adalah manusia Promethean, yang memberontak melawan Langit meski sukses…

Teruskan Membaca

Seyyed Hossein Nasr (2): Filsafat Perennial: Kembali ke Masa Depan? (2)

in Studi Islam

“Saya tak pernah menolak temuan Galileo tentang jumlah bulan yang mengelilingi planet Jupiter, atau temuan-temuan lainnya yang tak terlalu penting bagi Tradisi.” Tapi yang ditolak Nasr adalah keyakinan akan tak adanya Pencipta. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Gagasan sentral lain dalam filsafat perennial adalah tentang Rantai Keberadaan (Great Chain of Being), yang mengimplikasikan adanya hirarki ontologis,…

Teruskan Membaca

Seyyed Hossein Nasr (1): Filsafat Perennial: Kembali ke Masa Depan? (1)

in Studi Islam

Filsafat perennial adalah nama lain dari metafisika Islam sebagaimana dipahami Nasr. Meskipun disebut “filsafat”, warna mistikalnya amat kental. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Resensi atas buku: L. E. Hahn, R. E. Auxier, L. W. Stone, Jr., eds., The Philosophy of Seyyed Hossein Nasr (The Library of Living Philosophers, Vol. XXVII), Open Court, Illinois, AS, 2001,1001+xviii hal.…

Teruskan Membaca

Islam dan Sains Modern: Perspektif Muthahhari (5): Tauhid dan Evolusi (2)

in Studi Islam

Tuhan yang terusir dari alam, bersama munculnya Darwin, bukanlah model Tuhan yang cukup canggih, meski amat populer. Dia adalah Tuhan yang, bagaikan tukang jam, menciptakan sesuatu di suatu saat tertentu, dan kemudian absen dari alam semesta. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Muthahhari menunjukkan bahwa “sistem penciptaan” yang diacu Alquran di banyak tempat mencakup segala macam proses…

Teruskan Membaca

Islam dan Sains Modern: Perspektif Muthahhari (4): Tauhid dan Evolusi (1)

in Studi Islam

Muthahhari mengkritik “logika kaum beragama”, yang ketika menemui kebuntuan, ujung-ujungnya menyatakan bahwa kehidupan merupakan hasil intervensi Tuhan terhadap alam. Baginya, “Tuhan” ini diciptakan untuk menutupi ketidaktahuan manusia. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Muthahhari mengkritik keras Muslim “yang berpikir bahwa tauhid hanya bisa ditegaskan dengan menolak teori evolusi.” Dia menilai ada perbedaan krusial antara “logika Alquran” dengan…

Teruskan Membaca

Islam dan Sains Modern: Perspektif Muthahhari (3): Ilustrasi: Teori Evolusi dan Argumen Desain

in Studi Islam

Muhammad Iqbal menyatakan bahwa argumen desain hanya mampu menyimpulkan Tuhan sebagai tukang yang trampil, yang selesai mencipta di masa lalu, dan terpisah dari alam hasil karya-Nya. Bagi Iqbal, aktifitas pertukangan ini tak layak disebut “penciptaan”. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Mesti diakui bahwa teori evolusi merupakan tantangan yang amat serius terhadap agama. Meski demikian, bisa jadi…

Teruskan Membaca

Islam dan Sains Modern: Perspektif Muthahhari (2): Posisi Muthahhari

in Studi Islam

Sains terbatas karena, tak seperti agama, ia tak mampu menyalakan harapan manusia, menumbuhkan cinta, ataupun menegaskan tujuan dan maksud segala perkembangan yang dipicunya sendiri. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Di mana posisi Muthahhari dalam pemetaan kasar ini? Tampaknya agak sulit menemukan posisinya. Kita bisa dengan segera mengatakan bahwa Muthahhari tidak dapat dimasukkan ke kelompok (1) dan…

Teruskan Membaca

Islam dan Sains Modern: Perspektif Muthahhari (1): Ragam Tanggapan Muslim terhadap Sains Modern

in Studi Islam

Banyak ilmuwan Islam yang menjustifikasi sikap mereka dengan mengatakan bahwa sains modern adalah semata-mata perkembangan lebih lanjut dari apa yang berkembang dalam peradaban Islam. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Ada beberapa tipologi yang menggambarkan ragam tanggapan Muslim terhadap sains modern.[2]  Di sini saya tak ingin membahasnya secara spesifik, namun sekadar secara sederhana mencoba memetakan empat kecenderungan…

Teruskan Membaca

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (4)

in Tokoh

Salah satu kisah favorit Kuntowijoyo adalah mengenai penolakan Nabi Muhammad untuk tetap tinggal di langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Islamisasi Ilmu versus Pengilmuan Islam (2) Dari pemaparan sejauh ini, perlu diperhatikan bahwa meski Kuntowijoyo menyebut pengilmuan Islam sebagai alternatif islamisasi ilmu, gagasan ini tak bisa semata-mata ditempatkan dalam rubrik “ilmu dan…

Teruskan Membaca