Setelah pembangunan pertama yang dilakukan oleh Malik bin Dinar, Masjid Cheraman Juma mengalami beberapa kali renovasi, diantara: sekitar abad 11 M, abad 17 M, dan terakhir tahun 1974. Saat ini, Masjid Cheraman Juma dianggap sebagai situs sejarah yang menjadi milik semua masyarakat di negara bagian Kerala, India.
Sebagaimana sudah diulas pada edisi sebelumnya. Kerala, yang terletak di pantai barat India, sejak berabad lamanya sudah menjadi salah satu pusat perdagangan dunia. Sebagaimana layaknya semua pasar besar di dunia, masyarakatnya memiliki toleransi yang tinggi atas perbedaan dan berpikiran terbuka.
Masyarakat Kerala, sudah sejak lama mengenal banyak budaya dan agama. Semua agama itu diterima silih berganti di sepanjang sejarah. Santo Thomas, sudah mendirikan gereja pertama di tempat ini pada tahun 52 M. Pada tahun 69 M, ketika Kaisar Titus menghancurkan Yerusalem, orang-orang Yahudi juga datang ke tempat ini dan membangun koloni di sana. Demikian juga dengan orang-orang Hindu dan Budha, mereka sudah mendirikan kuil dan rumah ibadah di tempat ini.
Maka ketika Cheraman Perumal, memutuskan ke Makkah dan memeluk agama Islam, dan menyebarkan agama baru itu di Kerala, ini tentu saja menjadi titik balik sejarah yang penting. Sebagaimana sudah dikisahkan sebelumnya; bahwa setelah memeluk agama Islam, sang raja akhirnya memutuskan kembali ke Kerala untuk menyebarkan Islam di sana. Dalam perjalanan pulang tersebut, sang raja ditemani oleh beberapa sahabat, di antaranya Saraf bin Malik, Malik bin Dinar, Malik bin Habib, Ibnu Malik dan beberapa orang lagi.[1]
Namun di tengah perjalanan pulang ke India, sang raja meninggal di Oman. Sebelum meninggal dunia, sang raja sempat berwasiat kepada para sahabatnya agar terus melanjutkan perjalanan ke India. Dia kemudian menulis surat yang ditujukan kepada pewarisnya agar memperlakukan orang-orang yang membawa surat tersebut dengan baik dan penuh hormat.
Dengan membawa surat dari Cheraman Perumal, para sahabat Nabi tersebut disambut dengan tangan terbuka dan penuh kehormatan oleh pejabat kerajaan dan segenap rakyat di Kerala. Sebagai bentuk penghormatan mereka kepada para utusan Cheraman Perumal, mereka mengizinkan para sahabat tersebut membangun masjid sebagai tempat ibadah di sana.
Tapi sebagaimana dikatakan oleh Dr. Haseena V.A, bahwa ternyata masjid yang dibuat oleh para sahabat Nabi tersebut tidak hanya satu, tapi cukup banyak. Selain Masjid Cheraman Juma di Kodungallur, Kerala, ada juga masjid di Kollam (sebelah utara Kodungallur), Maravi (Matayi), Fakanur, Manjarur (Mangalore), Kanjirakuttu (Kasergode), Jarfattan (Karippat), Dahfattan (Dharmatam), Fandarina (Pantalayani Kollam) dan Caliyath (Chaliyam near Beypore).[2]
Dikatakan Dr. Haseena V.A, di antara semua masjid tersebut, Masjid Cheraman Juma adalah yang pertama dibangun. Menariknya, seorang cendikiawan dan penyair Kerala benama Kunhikuttan Thampuran (1864-1913) mengatakan, bahwa masjid tersebut ternyata berdiri di atas puing-puing kuil Budha.[3] Tidak diketahui pasti apa sebabnya Masjid Cheraman Juma berdiri di atas Kuil Budha. Tapi menurut legenda setempat, kuil tersebut pada dasarnya sudah tidak di pakai. Sehingga masyarakat setempat menyarahkan lokasi tersebut kepada komunitas Muslim, lalu dibangunlah masjid di sana.
Dengan adanya sejumlah fakta ini, patut diduga, bahwa pada masa itu agama Islam berkembang menjadi agama yang cukup populer di masyarakat. Lebih dari itu, adanya masjid ini membuktikan dua fakta. Pertama, Islam datang ke India jauh sebelum Mughal datang dari wilayah barat laut. Kedua, masuknya Islam ke India berlangsung secara damai tanpa perlawanan berarti.[4]
Setelah pembangunan pertama yang dilakukan oleh Malik bin Dinar, Masjid Cheraman Juma mengalami renovasi besar-besaran pada sekitar abad 11 M. Uniknya, bangunan awal Masjid Cheraman Juma ternyata menghadap ke arah Timur, bukan ke Kabah di Makkah. Kemudian secara berkala masjid tersebut mengalami renovasi. Tapi beberapa bagian khusus, seperti ruang utama sholat, dan kusen kayu pintu masih tetap asli. Berdasarka uji karbon, diketahui bahwa kusen pintu kayu Masjid Cheraman Juma sudah berusia lebih dari 1000 tahun.[5]
Setelah renovasi di abad ke 11 M, Masjid Cheraman Juma kembali mengalami renovasi sekitar abad 17 M. Dan pada tahun 1974, masjid tersebut kembali mengalami renovasi menjadi seperti yang kita saksikan sekarang.
Salah satu yang cukup menarik perhatian, di dalam masjid ini ada sebuah lampu minyak terbuat dari kuningan yang konon usianya sudah sangat tua. Lampu ini dikatakan terus menyala sepanjang waktu. Para pengunjung dari berbagai tempat sering datang dan mengisi sendiri minyak ke dalam lampu kuno tersebut.[6]
Sebagai salah satu situs bersejarah penting di negara bagian Kerala, India, Masjid Cheraman Juma menjadi milik semua masyarakat. Tidak hanya pemeluk agama Islam yang boleh masuk ke tempat ini, tapi juga masyarakat pemeluk agama lain. Bahkan pemeluk agama Hindu juga menggunakan masjid ini sebagai tempat untuk melaksanakan upacara Vidyarambhan. Dan pada bulan Ramadhan, di masjid ini diselenggarakan acara buka puasa bersama yang dihadiri oleh semua pemeluk agama di tempat tersebut.[7] (AL)
Selesai
Sebelumnya:
Catatan kaki:
[1] Lihat, Dr.Haseena V.A, Historical Aspects of the Legend of Cheraman Perumal of Kodungallur in Kerala, Historical Research Letter ISSN 2224-3178 (Paper) ISSN 2225-0964 (Online) Vol.17, 2015, hal. 47t
[2] Ibid
[3] Ibid, hal. 50
[4] Lihat, Masjid Cheraman Juma di Kerala, Peninggalan dari Masa Nabi, https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/15/07/26/ns3ndk301-masjid-cheraman-juma-di-kerala-peninggalan-dari-masa-nabi, diakses 15 Juni 2019
[5] Lihat, The Story Behind India’s Oldest Mosque, https://theculturetrip.com/asia/india/articles/the-story-behind-indias-oldest-mosque/, diakses 15 Juni 2019
[6] Lihat, Dr.Haseena V.A, Op Cit, hal. 51
[7] Lihat, Masjid Cheraman Juma di Kerala, Peninggalan dari Masa Nabi, Op Cit