Mazari Sharīf

in Arsitektur

Mazari Sharīf (Mazar-e Sharīf, Mazar-i-Sharif), adalah kota terbesar keempat di Afghanistan, dengan populasi sekitar 300.000 orang. Mazari Sharīf adalah ibu kota provinsi Balkh dan merupakan rumah bagi kelompok multi etnis seperti Uzbek, Turkmen, Tajik dan Hazara. Kota ini terhubung oleh jalan yang menyambung dengan kota dan negara di sekitarnya, yaitu Kabul di tenggara, Herat di barat, dan Uzbekistan di utara.

Mazari Sharif berarti “Tempat Suci yang Mulia” atau “Makam yang Maha Tinggi”, sebuah penamaan yang mengacu ke tempat suci di kota ini. Tempat suci tersebut terletak di pusat kota, yaitu sebuah masjid yang besar dan luas, dan sebagian besar ornamennya berwarna biru, tempat tersebut dikenal dengan nama Hazrat Ali, atau Masjid Biru.

Sebagian umat Islam Sunni meyakini bahwa situs makam Ali bin Abi Thalib—sepupu dan menantu Nabi Muhammad—ada di Mazari Sharif. Namun, umat Islam Syiah percaya bahwa makam Imam Ali yang sebenarnya ada di dalam Masjid Imam Ali di Najaf, Irak, seperti yang diungkapkan oleh keturunan Imam Ali bin Abi Thalib (cicit) yang juga sekaligus sebagai Imam Syiah yang keenam, Ja’far as-Sadiq.

Menurut kepercayaan Muslim Syiah, Imam Ali dikuburkan oleh kedua putranya, Hasan dan Husain di lokasi yang dirahasiakan, yang kemudian diberitakan oleh Imam Ja’far as-Sadiq bahwa kuburan Imam Ali terletak di tempat yang sekarang menjadi Masjid Imam Ali di Najaf, Irak.

Versi sejarah lain mengatakan, pada tahun 661, tak lama setelah pembunuhan Imam Ali dan penguburan jenazahnya di Najaf, dekat Baghdad (sekarang Irak), beberapa pengikut Imam Ali khawatir bahwa musuh-musuhnya akan mengambil jenazahnya untuk kepentingan mereka. Karena itu, mereka memutuskan untuk membawa jenazahnya dan menyembunyikannya di lokasi rahasia. Kemudian jenazah Ali dinaikan ke unta betina putih, yang mengembara ke arah timur selama beberapa minggu sampai akhirnya unta itu berhenti seraya terjatuh ke tanah dengan letih. Jenazah Imam Ali kemudian dikubur kembali di tempat unta itu terjatuh, dan sampai sekarang lokasinya tidak diketahui.

Sementara, pendirian tempat suci Mazari Sharif sendiri sebenarnya berawal dari sebuah mimpi seseorang. Pada awal tahun 1100-an, seorang mullah lokal di desa Khwaja Khayran manyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib hadir di dalam mimpinya dan menunjukkan bahwa jenazah beliau dikubur secara rahasia di dekat kota Balkh (hari ini Marzari Sharif). Pada tahun 1136, setelah menemukan lokasi tersebut, Sultan Saljuk, Ahmed Sanjar, memerintahkan agar lokasi tersebut dibangun dan dijadikan tempat suci, dan area di sekitarnya dijadikan sebuah kota. Pada tahun 1220, Kaisar Mongol, Genghis Khan beserta pasukannya menghancurkan Mazari Sharif. Dua abad kemudian, pada tahun 1480, tempat suci tersebut dibangun kembali oleh Sultan Timurid, Husain Baiqara, dan beliau melanjutkan pembangunan kota ini menjadi pusat kota yang besar.

Di tempat suci yang dibangun kembali oleh Dinasti Timurid ini, makam Imam Ali diposisikan di tengah bangunan. Makam tersebut ditutup oleh dinding ruangan berbentuk kubus persegi panjang yang tepat di atasnya adalah atap kubah Masjid Biru. Dalam perjalanan waktu yang berabad-abad, ruangan makam Imam Ali terus ditambahkan ornamennya oleh para penguasa dan pemimpin agama yang silih berganti, hingga hari ini bisa kita lihat profil ruangan makam tersebut menjadi tidak teratur.

Makam Imam Ali bin Abi Thalib diyakini berada di tengah Masjid Biru. (Source: http://www.afghanistan-culture.com/images/inside-shrine.jpg)

Masjid Biru berbentuk persegi panjang, dan berukuran sekitar 38×58 meter. Bagian depan bangunan ini menghadap Barat Daya dan tertutup di dalam sebuah daerah berpagar yang dibangun pada pertengahan abad ke-20. Eksterior dinding bangunan ditutupi seluruhnya dengan ubin mosaik polikrom dan panel keramik yang didominasi warna biru. Pada abad ke-20 bangunan ini direnovasi dan banyak ubin yang diperbaharui atau diganti. Salah satu dari sedikit artefak sejarah yang tersisa dari tempat suci ini adalah lempengan marmer yang bertuliskan kata-kata, “Ali, Singa Allah.” Makam suci Imam Ali menarik peziarah lokal Syiah sepanjang tahun, utamanya pada saat perayaan Tahun Baru Nowruz (Tahun Baru Persia). (PH)

Catatan:

Artikel ini diadaptasikan dan diterjemahkan secara bebas dari artikel: Martin Gray, “Mazari Sharif”, dari laman https://sacredsites.com/asia/afghanistan/mazari_sharif.html, diakses 4 September 2017.

Referensi tambahan bagi yang ingin mendalami lebih jauh mengenai tempat ini:

Dupree, Louis; Saint Cults in Afghanistan; American Universities Field Staff Reports, South Asia Series (Afghanistan) 20:1, Hanover, New Hampshire; 1976

Safa, A. Ghafoor; The Tomb of Hazrat-e Ali, Historical Background and Recent Events; Society for the Preservation of Afghanistan’s Cultural Heritage; Peshawar; 1999

Berbagai macam motif ubin di Masjid Biru:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*