Pameran ini tidak hanya menekankan iterasi artistik dari ayat-ayat Alquran, tetapi juga interpretasi surealis terhadap huruf dan simbol kaligrafi itu sendiri.
KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus, bersama beberapa seniman terkemuka, meluncurkan lukisan kaligrafi Islam karya mereka di sebuah pameran seni di Surakarta, Jawa Tengah.
Pameran yang berjudul Welas Asih tersebut diadakan di Balai Budaya Soedjatmoko dan menampilkan 35 karya kaligrafi Islam dari 30 seniman ternama, di antaranya Gus Mus sendiri, Sidik Martowidjojo, dan Sujiwo Tejo.
Pameran Welas Asih dibuka pada hari Rabu malam (22/5) diiringi dengan pertunjukan qasidah yang meriah dan selawat.
Pameran ini tidak hanya menekankan iterasi artistik dari ayat-ayat Alquran, tetapi juga interpretasi surealis terhadap huruf dan simbol kaligrafi itu sendiri.
Perwakilan Balai Budaya Soedjatmoko, Zamroni, mengatakan, pameran ini menjadi jalan alternatif bagi mereka yang ingin mencari interpretasi yang lebih “tidak umum” dari kaligrafi Islam.
“Seni kaligrafi merepresentasikan kombinasi antara seni dan agama. Setiap karya seni merepresentasikan perenungan pribadi seniman dengan keyakinan,” katanya, sebagaimana dilansir dari The Jakarta Post.
Di antara karya-karya dalam pameran tersebut, yang menjadi sorotan adalah karya Sujiwo Tejo yang berjudul Wajah-Wajah Leluhur. Karya tersebut melukiskan hubungan antara agama, seni, dan budaya yang harmonis.
Ketua Komunitas Pecinta Kaligrafi Nasional, Anis, mengatakan, seni kaligrafi terbukti efektif dalam mengembalikan rasa kerendahan hati dan kasih sayang di kalangan masyarakat.
“Keindahan kaligrafi Islam yang lembut akan menanamkan belas kasih di hati yang melihatnya, oleh karenanya, itu dapat menangkal kebencian dan kesombongan,” katanya.
Pameran Welas Asih akan berlangsung hingga Senin (27/5). (PH)