Malcolm X (7): Asal Muasal Ras Kulit Putih (1)

in Tokoh

Last updated on March 29th, 2018 02:18 pm

“Manusia pertama dan yang asli di muka bumi adalah ras kulit hitam, merekalah yang mendirikan kota suci Mekah. Kemudian seorang ilmuwan pendengki yang sakit hati kepada Allah menciptakan iblis kulit putih, yakni manusia ras kulit putih, untuk membuat kekacauan di muka bumi.”

–O–

Feature Image. Photo: John Kenny

Menerima surat-surat dan penjelasan langsung dari saudara-saudaranya, pikiran Malcolm terus mengembara ke masa lalu. Dia merenungkan tentang “hakikat” dari orang-orang kulit hitam. Di dalam selnya, Malcolm hanya duduk dan menatap kosong. Saat jam makan, Malcolm susah sekali makan, dia hanya minum. Dia sebenarnya lapar, tapi tidak berselera. Temannya menyangka dia sakit dan menganjurkan untuk bertemu dokter, tapi dia tidak ingin.

Pikirannya terus berkelana, dia memikirkan tentang kejayaan orang-orang kulit hitam di masa lalu. Pada saat peradaban orang kulit hitam berkembang pesat, orang-orang kulit putih sebaliknya, mereka masih tinggal di dalam gua secara primitif. Setan-setan dari dalam gua tersebut suatu saat keluar dari guanya, mereka membuat keonaran di muka bumi.

Suatu waktu mereka datang ke Afrika, tanah tempat tinggal manusia. Afrika adalah sebuah tempat dari mana sesungguhnya manusia berasal. Setan-setan tersebut di Afrika berbuat kekacauan, mereka menjarah, merampok, dan memperkosa para wanitanya selama satu generasi penuh. Tujuan mereka adalah untuk menghanguskan kesadaran masa lalu orang-orang kulit hitam.

Ketika orang-orang kulit hitam sudah tercuci otaknya, dan lupa akan masa lalu mereka, maka orang-orang kulit putih menjadikan mereka budak, dan mengangkat diri mereka sendiri menjadi “Tuan”. Mereka mulai memanggil para budak tersebut dengan sebutan “Negro”. Para negro mulai diberikan pengetahuan baru oleh tuannya: mereka hitam karena kepanasan, dan nenek moyang mereka adalah sejenis makhluk hitam liar yang kerjanya hanya mengayun-ngayun di pepohonan seperti monyet.

Selain itu, mereka juga memperkenalkan Tuhan baru kepada para negro melalui ajaran Kristen, Tuhan yang wujudnya mirip dengan si Tuan, yakni berambut pirang, berkulit pucat, dan bermata biru. Agama ini juga mengajarkan bahwa hitam adalah kutukan, bahwa segala sesuatu yang hitam mesti dibenci, termasuk dirinya sendiri. Dan segala sesuatu yang putih mesti dikagumi, diagungkan, dipuja, dihormati, dan dicintai. Lebih jauh mereka mengajarkan, ketika bertemu dengan orang kulit putih, orang kulit hitam mesti selalu tersenyum, menunduk, merendahkan diri, dan bernyanyi untuk mereka.

 

Asal Muasal Ras Kulit Putih

Suatu hari, saudara perempuan Malcolm yang bernama Hilda mengunjungi Malcolm di penjara. “Apakah kau ingin mendengar bagaimana orang kulit putih datang ke planet bumi?” kata Hilda. Hilda menceritakan sejarah ini berdasarkan apa yang diajarkan oleh Elijah Muhammad, pemimpin Nation of Islam (NOI). Beginilah ceritanya:

Pada awalnya bulan dan bumi adalah suatu kesatuan. Kemudian ketika bulan dan bumi dipisahkan, manusia pertama di muka bumi diciptakan, merekalah orang-orang yang berkulit hitam. Orang-orang kulit hitam ini yang kemudian mendirikan kota suci, Mekah.

Sekitar 6.600 tahun yang lalu, masyarakat kulit hitam di muka bumi terbagi menjadi dua kelompok besar, 70% adalah orang-orang yang sudah puas dengan kehidupan, sementara 30% sisanya yang merasa tidak puas. Di antara masyarakat yang tidak puas tersebut, lahirlah Yakub, dia dilahirkan untuk membuat kekacauan, untuk menghapuskan perdamaian, dan untuk membunuh.

Yakub memiliki ukuran kepala yang besar. Ketika berusia empat tahun dia mulai sekolah. Pada usianya yang ke delapan belas, dia telah menyelesaikan seluruh pelajarannya dan lulus dari universitas. Dia kemudian dikenal dengan sebutan “ilmuwan berkepala besar”. Keahlian terbesarnya adalah bagaimana untuk menciptakan ras secara ilmiah.

Yakub kemudian mulai menyebarkan ajaran yang dia ciptakan di jalan-jalan kota Mekah. Semakin hari, pengikutnya semakin bertambah banyak. Pemerintah pada waktu itu menjadi khawatir dengan Yakub, sehingga mereka menangkap Yakub dan mengasingkannya bersama para pengikutnya yang berjumlah 59.999 orang ke pulau Patmos (sekarang berada di Yunani).

Kisah tentang pulau Patmos juga tertuang dalam Alkitab Kristen, dalam Kitab Wahyu ayat 9-10, yang berkisah tentang St. John (Yohanes) yang menerima wahyu: “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala.”[1]

Walaupun Yakub berkulit hitam, dia sakit hati kepada Allah, dan dia memutuskan untuk membalas dendam, yakni dengan cara menciptakan ras baru di muka bumi, sebuah ras setan, ras kulit putih. Berdasarkan studinya, Yakub tahu bahwa di antara orang-orang kulit hitam terdapat dua macam benih, yakni benih coklat dan hitam. Yakub tahu bahwa benih coklat adalah benih yang tertidur, dia lebih lemah dibandingkan dengan benih hitam.

Yakub mencoba mengacaukan hukum alam, mengonsepsikan gagasan untuk menggunakan apa yang sekarang kita kenal sebagai struktur gen resesif, yakni memisahkan sepenuhnya benih coklat dan hitam, dan kemudian membiakkan benih coklat secara terus menerus sehingga menghasilkan keturunan kepada tahapan yang lebih murni, dan lebih lemah. Hasil keturunan yang lebih lemah ini menjadi lebih rentan terhadap kelemahan dan kejahatan. Dengan cara ini Yakub akhirnya berhasil menciptakan ras iblis kulit putih. (PH)

Bersambung ke:

Malcolm X (8): Asal Muasal Ras Kulit Putih (2)

Sebelumnya:

Malcolm X (6): “Tuhan adalah Kulit Hitam, dan Iblis adalah Kulit Putih.”

Catatan:

Artikel ini merupakan adaptasi dan terjemahan bebas dari buku karya Malcolm X dan Alex Haley, The Autobiography of Malcolm X, (Ballantine Books: New York 1992), hlm 108-110. Adapun informasi lain yang bukan didapat dari buku tersebut dicantumkan di catatan kaki.

Catatan Kaki:

[1] “Wahyu 1:9-10, Penglihatan Yohanes di Patmos”, dari laman http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Why%201:1,9-10;22:8-10&tab=text#n1, diakses 27 Maret 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*