Masjid Faisal, Pakistan: Masjid dengan Bentuk Tenda suku Bedouin

in Arsitektur

“Masjid ini didanai oleh Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz sebagai hadiah untuk rakyat Pakistan. Masjid ini dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai tenda suku Bedouin yang biasa tinggal di daerah gurun secara nomaden.”

–O–

Masjid Faisal, Islamabad, Pakistan. Photo: Abdul Baqi/Wikimedia

Masjid Faisal (atau juga dikenal dengan sebutan Masjid Shah Faisal) adalah masjid yang sangat besar dan juga unik, terletak di Islamabad, Pakistan. Masjid ini dirancang oleh seorang arsitek asal Turki yang bernama Vedat Dalokay, yang telah memenangkan kompetisi desain arsitektur internasional untuk pembangunan masjid ini.[1]

Vedat Dalokay, arsitek asal Turki perangcang Masjid Faisal. Photo: Wikimedia

Masjid ini terletak di ujung Shaharah-e-Islamabad, jauh di belakang masjid, terdapat Bukit Margalla yang menjadi latar belakangnya yang indah. Masjid ini sengaja diposisikan di kontur tanah berundak yang tinggi agar dapat dilihat dari kejauhan, baik saat siang hari maupun malam hari.[2]

Bukit Margalla, latar belakang Masjid Faisal yang indah. Photo: Nick Ames

 

Gaya Arsitektur

Tidak seperti masjid-masjid tradisional lainnya di dunia yang biasanya dilengkapi dengan kubah dan lengkungan-lengkungan, Masjid Faisal dibangun dengan bentuk atap datar delapan sisi yang terbuat dari beton. Masjid ini dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai tenda suku Bedouin yang biasa tinggal di daerah gurun secara nomaden.[3]

Masjid Faisal dilihat dari ketinggian, bentuknya menyerupai tenda suku Bedouin di gurun pasir. Photo: Peacfeul/Trip Advisor

Selain itu, bentuknya yang cenderung bersudut-sudut merupakan inspirasi dari bentuk Ka’bah di Mekah  yang sederhana. Di luar masjid, terdapat empat buah menara yang ramping dan runcing, yang terinspirasi dari gaya arsitektur khas Dinasti Ustmaniyah (Ottoman), masing-masing menara memiliki tinggi 88 meter.[4]

Masjid Faisal di malam hari. Photo: Beni/dilkashpakistan.com

Artikel Terkait:

Pintu masuk masjid berada di sisi timur, sebelum masuk terdapat halaman utama dan portico. Halaman masjid dapat menampung sebanyak 40.000 orang, Portico dapat menampung 24.000 orang, dan aula di dalam masjid utama dapat menampung 10.000 orang. Konon, keseluruhan areal masjid ini dapat menampung sampai 100.000 orang. Dulunya, di halaman utama terdapat Universitas Islam Internasional, namun pada tahun 2.000 universitas tersebut dipindahkan ke lokasi lain.[5]

Masuk ke aula tempat shalat utama, atap datar delapan sisinya sangat tinggi, mencapai ketinggian 40 meter, dia ditopang oleh empat kolom beton raksasa, dibutuhkan teknik membangun dengan kecapakan tingkat tinggi untuk dapat membangunnya.[6] Dinding-dinding masjid ditempeli oleh marmer putih dengan ornamen-ornamen mosaik yang digambar oleh kaligrafer Pakistan, Sadeqain. Selain itu, di sisi-sisi dinding terdapat lampu-lampu bergaya Turki yang mengesankan.[7]

Jamaah ketika sedang melaksanakan shalat di dalam masjid. Photo: AFP/Getty
Suasana di dalam masjid. Photo: bouybin

Kemudian, di dekat masjid terdapat makam Jenderal Zia-ul-Haq, Presiden Pakistan periode 1978-1988. Banyak orang sengaja ziarah ke makam tersebut dan menyampaikan surat Al-Fatihah untuk almarhum. Ketika Jenderal Zia-ul-Haq dimakamkan di lokasi ini pada tahun 1988, rakyat Pakistan berduyun-duyun mengahadirinya, acara tersebut merupakan upacara pemakaman terbesar sepanjang sejarah Pakistan.[8]

Makam Jenderal Zia-ul-Haq yang berada di daerah sekitar masjid. Photo: Rashid Farooq

 

Sejarah

Pada tahun 1966, dalam kunjungannya ke Pakistan, Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz menyarankan kepada Pakistan untuk membangun sebuah masjid. Bukan hanya itu, dia juga mendanai sebagian besar biaya pembangunan masjid tersebut sebagai hadiah untuk rakyat Pakistan. Semenjak masjid itu masih dalam bentuk rencana, dari awal dia ditujukan untuk menjadi masjid nasional Pakistan, dan juga menjadi simbol harapan dan aspirasi Pakistan sebagai negara baru.[9]

Untuk menghormati Raja Faisal, masjid itu diberi nama sesuai dengan namanya. Konon, biaya pembangunan Masjid Faisal –apabila dikonversikan ke masa kini—mencapai 120 juta dollar Amerika Serikat. Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1976 dan baru selesai pada tahun 1986.[10]

Siapapun yang ingin berkunjung ke masjid ini dapat diterima dengan baik, terkecuali bagi non-Muslim, mereka diminta untuk menghindari hari Jumat, dan di waktu-waktu shalat berjamaah pada hari biasa, selebihnya dipersilahkan. Sebelum memasuki halaman masjid, alas kaki harus sudah dilepas dan dititipkan di konter. Pengunjung diwajibkan menggunakan pakaian yang sopan, dan khusus untuk wanita, mereka diwajibkan untuk menggunakan jilbab.[11] (PH)

Catatan Kaki:

[1] Shaw, Isobel. 1989. Pakistan Handbook. Hong Kong: The Guidebook Company Limited, 213; Aqil, Tariq. 1995. Islamabad The Beautiful. Islamabad: The Directorate of Public Relations, Capital Development Authority, 16; dalam “Faisal Mosque”, dari laman https://archnet.org/sites/649, diakses 5 Mei 2018.

[2] Ibid.

[3] “Faisal Mosque, Islamabad”, dari laman http://www.sacred-destinations.com/pakistan/islamabad-faisal-mosque, diakses 5 Mei 2018.

[4] “Shah Faisal Mosque”, dari laman https://www.lonelyplanet.com/pakistan/islamabad-rawalpindi/attractions/shah-faisal-mosque/a/poi-sig/464356/357196, diakses 5 Mei 2018.

[5] Faisal Mosque, Islamabad”, Ibid.

[6] Shaw, Isobel dan Aqil, Tariq, Ibid.

[7] “Faisal Mosque, Islamabad”, Ibid.

[8] Shaw, Isobel dan Aqil, Tariq, Ibid.

[9] “Faisal Mosque, Islamabad”, Ibid.

[10] “Shah Faisal Mosque”, Ibid.

[11] Ibid.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*