Benteng Agra memiliki banyak ruangan dan bangunan rahasia di bawah tanah. Dikatakan bahwa seluruh benteng ini saling terhubung melalui terowongan dan jalur bawah tanah lainnya.
Tata Letak Benteng Agra
Benteng Merah Agra, jika dilihat dari atas, memiliki bentuk setengah lingkaran. Bangunan inti benteng tersebut menghadap ke tepi sungai Yamuna. Benteng Agra dikelilingi oleh dinding batu ganda yang terbuat dari pasir merah. Dinding tersebut panjangnya sekitar 2 km dan tingginya sekitar 23 m. Dalam jarak-jarak tertentu dindingnya dibatasi oleh semacam tower setengah lingkaran menawan yang melekat ke dinding. Total keliling bangunan dan dinding mencapai hampir 2,5 km.
Benteng Agra memiliki gerbang di empat sisi. Di antara empat gerbang tersebut, yang paling besar adalah Gerbang Delhi dan Gerbang Lahore. Gerbang Lahore kemudian berganti nama menjadi Gerbang Amar Singh. Kaisar Akbar menggunakan Gerbang Delhi sebagai pintu masuk utama dan gerbang itu juga berfungsi sebagai pengamanan terhadap para penyerang. Ada juga gerbang bagian dalam yang dikenal sebagai Gerbang Gajah. Gerbang masuk dibangun sedemikian rupa sehingga para penyerang akan kesulitan memasuki benteng meskipun dengan bantuan gajah perang. Tentara India sampai hari ini masih menggunakan Gerbang Delhi untuk tujuan keamanan.
Benteng ini memiliki berbagai ruangan kerajaan dan aula. Di antara semuanya, yang paling menonjol adalah Machchhi Bhawan (Ruang Ikan, tempat kolam ikan mas langka kesayangan kaisar), Khas Mahal (Ruang Kaisar), dan Shah Jahani Mahal (Ruangan Shah Jahan). Gerbang Amar Singh menghadap ke arah halaman. Diwan-I-Am (Aula Audiensi Publik) yang megah berada di sebelah kanan. Sedikit lebih jauh terbentang paviliun kerajaan, di sana terdapat Masjid Nagina dan Masjid Mina yang terkenal. Benteng ini juga memiliki pemandian kerajaan yang terbuat dari marmer, dulunya digunakan oleh para putri kerajaan. Selain itu, di dalam benteng juga terdapat tempat ibadah dan berkumpul khusus untuk para wanita. Di dasar benteng, terdapat sebuah jalan rahasia yang digali dan diatur sedemikian rupa untuk dapat diakses dalam kondisi darurat.
Tempat-tempat menarik lainnya yang berada di dalam benteng ini di antaranya kebun anggur, menara melati, istana cermin (Shish Mahal), ruang sidang, dan reruntuhan istana milik Akbar yang dulunya megah. Dikatakan bahwa benteng itu pernah memiliki lima ratus bangunan yang indah. Sayangnya, banyak dari bangunan itu dihancurkan pada periode waktu yang berbeda karena berbagai alasan.[1]
Arsitektur Mughal
Pada masa Kaisar Akbar berkuasa, struktur inti dari Benteng Agra adalah adalah batu bata yang terbuat dari pasir merah. Batu bata tersebut sengaja dibawa jauh-jauh dari Rajasthan dan digunakan untuk dinding bagian luar benteng. Pada saat itu seluruh benteng dibangun menggunakan batu bata pasir merah. Tampilan benteng ini kemudian mengalami perubahan besar pada masa pemerintahan Shah Jahan, cucu Akbar. Tidak seperti kakeknya, Shah Jahan terpesona oleh keindahan marmer putih, karenanya, dia menghancurkan banyak bangunan di dalam benteng, hanya untuk membangunnya kembali menggunakan marmer putih. Shah Jahan kemudian menghabiskan hari-hari terakhirnya di Buram Musamman, salah satu bangunan di dalam Benteng Agra yang dibangun olehnya. Musamman Burj terletak di sebelah kiri Khaas Mahal. Bangunan ini adalah menara segi delapan yang indah dengan paviliun terbuka. Dikatakan bahwa Shah Jahan biasa melihat Taj Mahal dari tempat ini.
Ketika Inggris mengambil alih kepemilikan Benteng Agra, mereka melakukan lebih banyak perubahan. Mereka menghancurkan banyak bangunan yang bernilai historis, dengan alasan politis dan untuk membangun barak. Untungnya masih ada bangunan asli yang tersisa, dan itu dapat menjadi bukti karya arsitektur Mughal dengan segala kompleksitasnya. Contoh-contoh terbaik dari desain arsitektur Mughal adalah Gerbang Delhi, Gerbang Amar Singh, dan Bengali Mahal. Struktur ini tidak hanya mewakili arsitektur Mughal, tetapi juga merupakan contoh arsitektur Akbari yang juga dikenal sebagai arsitektur Indo-Islam.
Di antara struktur ini, Gerbang Delhi dianggap sebagai yang paling menonjol untuk pengerjaan dan desain arsitekturnya. Bahkan sampai hari ini, Gerbang Delhi dianggap sebagai salah satu mahakarya Kaisar Akbar. Berbicara tentang karya agung, ada legenda menarik terkait dengan arsitektur Benteng Agra. Dikatakan bahwa kamar-kamar kerajaan benteng dibangun sedemikian rupa sehingga akan tetap dingin bahkan selama musim panas. Legenda mengatakan bahwa dinding dibuat berlubang dan kemudian diisi dengan air dari sungai, sehingga akan tetap dingin meskipun udara panas.[2]
Jalur-jalur Rahasia di Dalam Benteng
Benteng Agra memiliki banyak ruangan dan bangunan rahasia di bawah tanah. Dikatakan bahwa seluruh benteng ini saling terhubung melalui terowongan dan jalur bawah tanah lainnya. Menurut sejarawan, para kaisar yang memiliki benteng pada masa pemerintahannya masing-masing telah berkontribusi terhadap pembangunan jalur rahasia karena alasan-alasan tertentu. Salah satu terowongan yang kini sudah diketahui umum terletak di dekat Gerbang Air, yang menghubungkan bagian dalam benteng ke tepi sungai Yamuna.[3]
Meski demikian, seluruh jalur rahasia tersebut kini ditutup oleh pemerintah India demi alasan keamanan dan juga untuk menjaga keutuhan struktur bangunan dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.[4] (PH)
Bersambung ke:
Sebelumnya:
Benteng Merah Agra (2): Puncak Peradaban Dinasti Mughal beserta Keruntuhannya
Catatan Kaki:
[1] Cultural India, “Agra Fort”, dari laman https://www.culturalindia.net/indian-forts/agra-fort.html, diakses 27 Januari 2019.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] “Underground Apartments or Tahkhana”, dari laman http://indiatourism.ws/uttar_pradesh/agra/agra_fort/105.php, diakses 1 Februari 2019.