Al-Qur’an mengisahkan, bahwa Nabi Sulaiman memerintahkan bangsa jin untuk mendirikan dan membangun monumen dan bangunan-bangunan megah.
Oleh Ali A Olomi | Profesor Sejarah Timur Tengah dan Islam di Pennsylvania State University
Jin adalah makhluk tak terlihat yang konon hidup berdampingan dengan manusia. Kisah-kisah tentang jin yang mengganggu manusia merupakan hal yang biasa dan sudah tersebar luas di Dunia Islam. Namun, sesungguhnya di balik reputasi negatif mereka—pengganggu, menghantui, iseng, usil, dan sebagainya—jin juga memiliki reputasi lain yang tak kalah mengagumkan. Mereka dikenal memiliki keterampilan yang sangat tinggi dalam mendirikan bangunan. Berbagai kota dan monumen peradaban kuno dikisahkan didirikan oleh bangsa jin.
Al-Qur’an mengisahkan, bahwa Nabi Sulaiman memerintahkan bangsa jin untuk mendirikan dan membangun monumen dan bangunan-bangunan megah,
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).” (QS Saba’ [34]: 13)
Muslim abad pertengahan, berdasarkan tafsir Al-Qur’an, kemudian berpendapat bahwa bangsa jin merupakan arsitek monumen dari kerajaan-kerajaan atau kota-kota peradaban kuno yang telah lama punah. Salah satu contohnya adalah Piramida Agung di Mesir.
Westermark (kemungkinan maksudnya Edvard Westermarck [1862-1939], sosiolog Finlandia yang pernah tinggal di Maroko—red) mencatat bahwa menurut beberapa penulis abad pertengahan, sebelum Abad Kemanusiaan (750-650 SM), raja jin terakhir, Ibnu Jann membangun Piramida dan menyimpan rahasia dan misteri besar di dalamnya. Dikatakan bahwa bangunan tersebut dijaga oleh jin Ifrit (عفريت) dan Ghul (غول) yang menjelma menjadi angin puyuh atau menyesatkan para pejalan yang ceroboh ke padang pasir.
Di sisi lain, dua ilmuwan Muslim, al-Masudi (896-956) dan Abu Ma’shar (787-886) mengaitkan Piramida dengan Hermes (salah satu tokoh dalam mitologi Yunani—red).
Sulaiman sendiri memerintahkan bangsa jin untuk membangun banyak kota dan monumen besar. Sebagian besar kerajaan kunonya dikatakan dibangun dengan bantuan jin termasuk Tempat Suci Pertama-nya (the First Temple). Sementara itu, di bawah arahan Ratu Bilqis—istri Nabi Sulaiman—jin Zawba’ah (زوبعة) membangun kota kuno Aden yang menakjubkan. Bangsa jin selanjutnya diperintahkan untuk membangun benteng besar Sirwah dan Marah.
Keterkaitan antara jin dengan benteng-benteng kuno legendaris sudah cukup lama dan juga ditemukan dalam kisah Zulkarnain, yang membangun tembok besi kokoh dengan bantuan jin untuk membendung laju Yajuj dan Majuj. Gerombolan monster itu mencakar-cakar dan menusuk-nusuk dinding, tetapi penghalang supernaturalnya tetap solid—yaitu sampai Hari Kiamat ketika tembok itu akan ditembus mereka.
Di Oman, terdapat benteng-kota Bahla yang konon menjadi tempat tinggal para jin. Bahla dibangun pada abad ke-13 di atas sebuah wilayah yang menurut warga lokal sebagai kotanya para jin. Di sana seringkali ditemukan api berwarna-warni yang tiba-tiba meletup dari bebatuan dan pasir. Warga setempat menyebutkan bahwa kemunculan api-api tersebut akibat ulah para jin.
Namun pertemuan antara manusia dan jin tidak selalu terjadi dalam ketidakserasian. Di Maroko, pernah ada raja jin yang bernama Shamhurish (شمهروش). Dia hidup dan mati di gunung Toubkal. Bangsa jin kemudian mendirikan kuil/cagar untuknya, di mana di sekitarnya tumbuh menjadi pedesaan bagi warga lokal. Kini, Kuil Raja Jin Shamhurish yang didirikan dengan batu putih itu menjadi salah satu destinasi ziarah penting dan situs suci bagi penduduk setempat yang mencari petunjuk.
Kami menemukan legenda dan kisah-kisah serupa di sepanjang wilayah dunia Islam, dari Afrika hingga Asia Selatan, dan di Indonesia dan Malaysia.
Muslim di wilayah-wilayah ini diketahui sering mengundang jin untuk menjelaskan tentang masa lalu nenek moyang mereka. Di wilayah ini juga banyak ditemukan bangunan atau artefak yang dibangun oleh tangan-tangan tak terlihat sejak masa kuno, dan pada masa kini keberadaannya disucikan. Jin adalah pendiri bangunan yang legendaris.
Keberadaan bangsa jin yang telah membantu manusia untuk membangun kota-kota peradaban lama yang agung dan tempat-tempat suci menandakan cara-pandang umat Islam yang melihat dunia sebagai milik bersama, bukan hanya eksklusif milik manusia; baik itu berupa bangunan warisan dari jin pada masa lalu; atau pun bangunan pada masa kini yang masih ditempati bersama oleh manusia dan jin.
Dan mengingat bahwa bangsa jin dapat hidup ribuan tahun, para jin pendiri-bangunan dapat menjadi informan sejarah masa lalu kota-kota masa kini yang informasinya terbatas. Melalui informasi tentang masa lalu dari bangsa jin, umat Islam bisa mendapatkan gambaran tentang sejarah yang penuh keajaiban dan misteri, membagikan dan menyampaikannya untuk generasi mendatang. (PH)