Mozaik Peradaban Islam

Kisah Nabi Yunus (5): Dimuntahkan Paus

in Sejarah

Last updated on February 1st, 2021 03:30 pm

Yunus dilemparkan ke pantai, dan Allah membuat pohon labu tumbuh. Konon pohon labu itu adalah yang labunya meneteskan susu sampai kekuatannya kembali kepadanya.

Foto ilustrasi: Lukisan karya Daniel A. Lewis

Sekarang mari kita simak riwayat dari al-Rabi, sebagaimana dikutip oleh al-Tabari dalam Tarikh al-Rusul wa al-Muluk:

Aku mendengar dari seseorang yang hafal Alquran pada masa Umar bin Khattab (menjadi khalifah). Dia menceritakan tentang umat Yunus dan bagaimana Yunus memperingatkan umatnya dan (dia) tidak dipercaya.

(Menurut dia) Yunus memberi tahu mereka bahwa azab akan mendatangi mereka, dan (kemudian Yunus) meninggalkan mereka.

Ketika mereka melihat ini dan (memahami bahwa) azab itu sudah menyelimuti mereka, mereka meninggalkan tempat tinggal mereka dan naik ke tempat yang tinggi.

Mereka berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, menyeru-Nya dalam permohonan yang tulus, agar Dia dapat menangguhkan azab dari mereka dan mengembalikan kepada mereka Nabi mereka (yaitu Yunus).

Itulah mengapa dikatakan:

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS Yunus [10]: 98)

Tidak ada satu pun kota yang dijatuhi azab namun azabnya dibatalkan, kecuali dalam peristiwa umat Yunus. Namun Yunus tidak melihatnya seperti itu, dia menaruh kekesalan kepada Tuhan dan pergi dengan marah. Berpikir bahwa Tuhan tidak akan dapat mencapainya, Yunus naik ke perahu.

Orang-orang yang naik perahu itu dilanda badai angin yang menggebu-gebu dan berkata, “Ini karena dosa salah satu dari kalian.”

Yunus menyadari bahwa ini karena kesalahannya, berkata, “Ini adalah dosaku, lempar aku ke laut.” Mereka menolak, sampai mereka menarik undian, dan Yunus “ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.” (QS as-Saffat [37]: 141)

Dia memberi tahu mereka, “Aku sudah memberi tahu kalian bahwa ini adalah kesalahanku.”

Tetapi mereka menolak untuk melemparnya ke laut sampai mereka menarik undian untuk ketiga kalinya. Dia kalah (dalam undian) lagi. Ketika dia melihat itu, dia menceburkan dirinya ke laut, pada malam hari.

Ikan paus menelannya, “Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.’.” (QS al-Anbiya [21]: 87)

Dia telah melakukan pekerjaan yang benar sebelumnya, dan Allah berfirman tentang dia, “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS as-Saffat [37]: 143-144)

Intinya adalah bahwa perbuatan yang benar menyelamatkan manusia ketika dia melakukan kesalahan. (Sebagaimana tertulis:) “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit.” (QS as-Saffat [37]: 145)

Yunus dilemparkan ke pantai, dan Allah membuat pohon labu tumbuh. Konon pohon labu itu adalah yang labunya meneteskan susu sampai kekuatannya kembali kepadanya. Kemudian suatu hari dia kembali ke pohon itu, dan menemukannya telah mengering. Dia berduka dan menangis karenanya.

Tetapi dia ditegur dan diberi tahu, “Engkau berduka dan menangisi sebatang pohon, tetapi engkau tidak berduka terhadap seratus ribu orang atau lebih yang kematiannya telah engkau minta.”

Kemudian Allah melepaskan dia dari kesalahan, dan menjadikannya salah satu orang yang benar. Yunus diperintahkan untuk pergi ke umatnya dan mengumumkan bahwa Allah telah mengampuni mereka.

Saat berangkat untuk mereka, dia bertemu dengan seorang gembala yang dia tanyakan tentang umatnya, situasi mereka, dan bagaimana keadaan mereka. Gembala itu memberitahunya bahwa mereka baik-baik saja, dan berharap Nabi mereka akan kembali kepada mereka.

Yunus kemudian berkata kepadanya, “Katakan kepada mereka, ‘Aku telah bertemu Yunus.’.”

Gembala itu menjawab, “Aku tidak dapat melakukannya tanpa seorang saksi,” lalu Yunus menunjuk ke salah seekor kambing dari angonan si gembala, dan berkata, “Ia akan bersaksi untukmu bahwa engkau telah bertemu Yunus.”

Mendengar ini, si gembala bertanya, “Apa lagi?”

Yunus menjawab, “Dan tempat ini di mana engkau berada (sekarang) akan bersaksi untukmu bahwa engkau telah bertemu Yunus.”

Si gembala bertanya lagi, “Apa lagi?”

Yunus sekarang menjawab, “Dan pohon ini akan menjadi saksi bagimu bahwa engkau telah bertemu Yunus,” dan si gembala kini telah kembali kepada umatnya.

Si gembala mengumumkan kepada orang-orang bahwa dia telah bertemu Yunus, tetapi mereka tidak mempercayainya dan merencanakan hal buruk kepadanya.

Dia berseru, “Jangan mencelakaiku sampai pagi!”

Ketika dia bangun keesokan harinya, dia membawa mereka ke tempat dia bertemu Yunus. Si gembala meminta ke bumi (untuk bersaksi), dan ia (bumi) memberitahu kepada mereka bahwa si gembala telah bertemu Yunus.

Dia meminta kepada kambing itu (untuk bersaksi), dan ia (kambing) memberitahu mereka bahwa si gembala telah bertemu Yunus. Mereka meminta kepada pohon (untuk bersaksi), dan ia (pohon) memberi tahu mereka bahwa si gembala telah bertemu Yunus. Kemudian, Yunus mendatangi mereka.

Dikatakan, “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS as-Saffat [37]: 147-148).[1] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume IV, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Moshe Perlmann (State University of New York Press: New York, 1987), hlm 162-165.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*