Kita mungkin sering mendengar kata “Assassin”, kamus Oxford mengartikannya sebagai “A person who murders an important person for political or religious reasons” (orang yang membunuh orang-orang penting demi tujuan politik atau agama). Kata ini juga kerap digunakan sebagai judul dalam film, yang begitu mendengarnya saja, kita langsung bisa membayangkan keseruan aksi laga dan trik-trik misterius di dalamnya.
Tapi mungkin sedikit yang menyadari bahwa kata yang sekarang digunakan dalam Bahasa Inggris ini, sebenarnya merupakan kata serapan dari nama sebuah sekte dalam sejarah Islam yang dikenal dengan sekte “Hashashin”, sebuah sekte misterius yang menjadi kondang akibat aksi-aksi teror yang dilakukannya pada abad ke 11 sampai 13 Masehi.
Pembunuhan politik, sebelum lahirnya sekte “Hashashin”, sudah lama dikenal dunia. Namun kelebihan Hashashin, dia muncul di masa awal Perang Salib, di mana interaksi antar kekuatan dunia bertemu dan dinamika politik global sedang dalam masa carut marut. Aksi-aksi mereka yang berkelas, akurat dan monumental, membuat sekte kecil ini begitu diperhitungkan. Hampir semua imperium besar masa itu pernah menjadi korban dari sekte Hashashin, diantaranya dinasti Abbasiyah, Fatimiyah, Mongolia, Inggris, hingga Yerusalem.
Dari merekalah dunia mengenal trik dan seni pembunuhan dengan akurasi tinggi. Target mereka adalah orang-orang penting dan berpengaruh, yang eksekusinya dilakukan di depan publik, namun dengan teknik yang begitu rapih, sehingga mereka mampu pergi tanpa meninggalkan jejak. Kalaupun tertangkap, anggota kelompok Hashashin siap menanggung resiko disiksa hingga dibunuh. Rangkaian pembunuhan yang mereka lakukan memunculkan nuansa teror ke seantero negeri, bahkan mengubah arah sebuah peperangan dan jalannya sebuah dinasti. Beberapa korban yang berhasil dibunuh, dan tercatat dalam sejarah antara lain:[1]
- Nizam al-Mulk (1092 M) – seorang Wazir[2] di kekaisaran Saljuk, dibunuh oleh seorang anggota Hashashin yang menyamar sebagai sufi.
- Mawdud dari Mosul (1113 M) – Dibunuh saat dia meninggalkan sebuah masjid setelah shalat.
- Al-Afdal Shahanshah (1122 M) – Wazir dinasti Fatimiyah, terbunuh saat perayaan Idul Adha.
- Bursuqui dari Mosul (1126 M) – Penggantinya Mawdud dari Mosul, dibunuh oleh anggota Hashashin.
- Al Amir (1130 M) – Khalifah dinasti Fatimiyah.[3]
- Mustarshid Billah (1135 M) – Khalifah Abbasiyah, Raja ke-29. Setelah terbunuh, pembunuhnya memotong telinga Khalifah tersebut.
- Raymond II dari Tripoli (1152 M) – seorang raja pasukan Salib Frank, terbunuh di gerbang Tripoli.
- Marquis Conrad dari Montferrat (1192 M) – Seorang Raja Pasukan Salib dan juga Penguasa Yerusalem, dibunuh oleh dua orang anggota sekte Hashishin yang menyamar sebagai pendeta
- Chatagai Khan (1242 M) – seorang pangeran kerajaan Mongolia, Putra kedua Genghis Khan kaisar Kekaisaran Mongolia.
Meski begitu, sejarah juga mencatat nama-nama yang berhasil lolos atau selamat dari upaya pembunuhan sekte Hashashin, di antara mereka yang selamat, yaitu:[4]
- Edward I dari Inggris (1271) – Raja pasukan Salib dari Inggris. Ia sempat ditikam dengan pisau beracun di Inggris, dan mengalami sakit parah selama beberapa bulan.
- Salahuddin Al Ayubbi(1174-1176) – Sultan dari Dinasti Ayyubiyah. Ia beberapa kali mendapat ancaman dan terror pembunuhan dari kelompok Hashashin pada waktu melawan tentara Salib, namun masih bisa selamat dan bertahan.
- Richard I dari Inggris – Raja pasukan Salib dari Inggris. Ia selamat dari dua upaya pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok Hashashin.
Riwayat sekte ini berakhir pada 1256 M dalam invasi tentara Mongol, yang dipimpin Hulagu Khan. Dikabarkan, Hulagu menghancurkan sekte Hashashin yang bermarkas di Alamut (sekarang Iran), dengan membawa 150.000 pasukan. Benteng ini berdiri di atas bukit, 6.980 kaki di atas permukaan laut. Satu-satunya jalan masuk yang memungkinkan untuk sampai ke benteng tersebut terletak di bagian timur laut, beberapa meter di bawah menara timur benteng tersebut. Pintu masuknya berupa terowongan sedalam 6 meter, dengan lebar 2 meter dan tinggi 2 meter yang terbuat dari batu.[5]
Benteng itu dibangun dengan bahan-bahan bebatuan yang kokoh, tertutup dan berada di lokasi strategis. Inilah tempat yang menjadi pusat pengumpulan intelijen, pendidikan tinggi, serta pelatihan para anggota tentang teknik penculikan, serangan dan pembunuhan. Benteng tersebut memberi kerahasiaan mutlak sekte Hashashin dari musuh-musuhnya. Bahkan, pimpinan dan pendiri sekte ini, yang bernama Hassan Sabbah, tidak banyak yuang mengetahui identitasnya. Konon, sejak memasuki benteng ini, ia hanya pernah sekali-dua keluar, selebihnya ia memerintahkan semua aksi sektenya dari dalam benteng ini, hingga ia juga wafat disini. Masyarakat sekitar mengenalnya hanya dengan sebutan “orang tua dari gunung”.[6]
Setelah menghancurkan sekte kecil ini, pasukan Mongol terus berlanjut ke Barat dan menghancurkan dinasti Abbasiyah. Meski demikian, nama Hashashin sudah menjadi legenda dalam kancah politik dunia. Teknik dan taktik pembunuhan mereka telah menjadi role model yang banyak ditiru dan diadaptasi oleh banyak penguasa dan kelompok-kelompok lainnya setelah mereka. (AL)
Bersambung ke:
Catatan Kaki :
[1] Lihat, http://materiaislamica.com/index.php/History_of_the_Ismai%27ili_Assassin_Society_(c._1080%E2%80%941275)#cite_note-Curtin2008-27, diakses 8 November 2017
[2] Wazir (Arab: وزير- wazīr; bahasa Inggris: vizier) adalah seorang penasihat atau menteri (politik dan atau keagamaan) berkedudukan tinggi, biasanya ditemui dalam sistem monarki Islam seperti Khalifah, Amir, Malik (raja) atau Sultan. Istilah ini berasal dari bahasa Persia yang secara harfiah berarti “pembantu”. Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Wazir
[3] Lihat juga, Encyclopaedia of Islamic civilization and religion, Ian Richard Netton (edt), Routledge, Hal. 69
[4] Lihat, http://materiaislamica.com/index.php/History_of_the_Ismai%27ili_Assassin_Society_(c._1080%E2%80%941275)#cite_note-Curtin2008-27, Op Cit
[5] Fitur yang bagus dari benteng ini adalah sistem saluran airnya. Saluran yang berdiameter 10 sentimeter ini membawa air ke benteng dari mata air Koldar di dekatnya yang telah disimpan di kolam renang terbuat dari batu. Di bagian barat daya benteng di lereng yang sangat curam, kolam yang sama dibuat di atas batu karang, kira-kira 5 meter dengan dimensi 8 meter, yang konon airnya belum pernah kosong. http://iranlandmark.ir/index.php/tourist-attractions/region1/alamut-castle/, diakses 8 November 2017
[6] Lihat, http://materiaislamica.com/index.php/History_of_the_Ismai%27ili_Assassin_Society_(c._1080%E2%80%941275)#cite_note-Curtin2008-27, Op Cit