Beberapa Sosok Penting Tanpa Nama di Dalam Al Quran (4): Sosok yang Memindahkan Singgasana Ratu Balqis (1)

in Studi Islam

Last updated on May 20th, 2018 07:04 am

 

Sebagaimana Allah SWT menggambarkan, bahwa kaum Saba ini “dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar” (QS. an-Naml: 23). Kedua hal ini, menjadi kebanggaan kaum Saba yang mereka yakini tidak mungkin dimiliki oleh negeri selainnya. Maka dua hal inilah yang kemudian satu persatu harus dijinakkan oleh Nabi Sulaiman.

—Ο—

 

Dalam kisah Nabi Sulaiman AS, salah satu babak cerita yang paling terkenal dan direkam dengan cukup detail oleh Al Quran adalah kisah pertemuan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bilqis. Kisah ini bermula ketika Hud-Hud datang kepada Sulaiman dengan membawa berita tentang satu negeri yang masyarakatnya menyembah Api. Allah SWT berfirman: “Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba’ suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perhuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.” (QS. an-Naml: 22-24)

Mendengar berita ini, Nabi Sulaiman lalu menulis secarik kertas, sepucuk surat peringatan kepada para ratu, pembesar dan seluruh penduduk negeri Saba, serta memerintahkan kepada Hud-hud: “Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang rnereka bicarakan.” (QS. an-Naml: 28) Al-Qur’an al-Karim hanya menceritakan dalam surah an-Naml bagaimana perginya Hud-hud dan bagaimana ia menyerahkan surat itu. Lalu, Al-Qur’an langsung menyebut keadaan kerajaan Balqis yang saat itu ia sedang membaca surat tersebut di depan para pembesar kerajaannya dan para menterinya: “Berkata ia (Balqis): ‘Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: ‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.‘” (QS. an-Naml: 29-31)

Menanggapi datangnya surat dari Sulaiman, Ratu Balqis memanggil para pembesar kerajaan Saba berkumpul untuk mendiskusikannya. Pada intinya mereka tidak bersedia tunduk, dan tetap menyangka bahwa mereka adalah kaum terbaik. “Mereka menjawab: ‘Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan.” (QS. an-Naml: 33)

Tampaknya muncul opsi diantara mereka untuk melakukan perlawanan atau agresi terhadap Sulaiman. Namun rencana ini berhasil ditahan oleh Ratu Balqis. Ia tampaknya memang sosok pemimpin yang cermat dan berhati-hati. Ia menyuruh terlebih dahulu mengoservasi kekuatan yang dimiliki Sulaiman sebelum gegabah memutuskan untk berperang. Maka diutuslah anak buahnya ke kerajaan Sulaiman dengan memmbawa hadiah yang banyak. Dengan harapan, begitu melihat hadiah yang mewah dan banyak tersebut, Sulaiman bisa mengenali siapa sebenarnya yang dihadapinya.

Sebagaimana Allah SWT menggambarkan, bahwa kaum Saba ini “dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar” (QS. an-Naml: 23). Kedua hal ini, menjadi kebanggaan kaum Saba yang mereka yakini tidak mungkin dimiliki oleh negeri selainnya. Maka dua hal inilah yang kemudian satu persatu harus dijinakkan oleh Nabi Sulaiman.

Singkat kata, tibalah utusan Ratu Balqis ke Istana Sulaiman. Tiba-tiba, utusan Balqis tampak tercengang ketika melihat kekayaan mereka dan harta mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kerajaan Sulaiman. Hadiah mereka tampak tidak berarti. Emas yang mereka bawa tampak seperti remah-remah ketika dihadapkan dengan istana Sulaiman yang terbuat dari kayu-kayu pohon gahru yang mengeluarkan bau yang harum serta dihiasi dengan emas. Para utusan Ratu Balqis berdiri bersama Sulaiman dan menyaksikan bagaimana Sulaiman mengendalikan pasukannya. Kemudian mereka mulai berpikir tentang kekuatan dan kualitas pasukan Sulaiman. Betapa kagetnya mereka ketika melihat di tengah-tengah pasukan itu terdapat singa, burung dan tentara dari kalangan manusia yang mampu terbang. Mereka pun sadar bahwa mereka di hadapan pasukan yang tiada taranya.

Selesailah demonstrasi pasukan Sulaiman. Kemudian para utusan ratu dipersilakan maju menghadap Raja Sulaiman. Lalu dengan sangat malu, mereka menyerahkan hadiah Ratu Balqis kepada Sulaiman. Awalnya, bagi mereka hadiah itu sangat bernilai tetapi, setelah melihat semua yang ada di kerajaan Sulaiman, hadiah tersebut tampak dan begitu memalukan. Allah SWT berfirman: “Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: ‘Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta?, maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.m (QS. an-Naml: 36) Raja Sulaiman menyingkap—dengan kata-katanya yang singkat itu—penolakannya terhadap hadiah mereka. Ia memberitahu utusan itu bahwa ia tidak menerima hadiah tersebut.

Dalam suratnya, Nabi Sulaiman sudah memperingatkan secara jelas, bahwa “Janganlah kalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Justru sekarang mereka datang sebagai kaum yang ingkar lagi menyobongkan diri. Maka Nabi Sulaiman berkata dengan pelan: “Kembalillah kepada mereka. Sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba’) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.” (QS. an-Naml: 37)

Gemetar bukan main para utusan Ratu Balqis mendengar ucapan Sulaiman, mereka langsung bergegas pulang dan melaporkan semua apa yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Di hadapan Ratu Balqis, dan di tengah para pembesar kaumnya, para utusan itu mematahkan anggapan bahwa mereka mendapat anugerah yang banyak selama ini. Karena di hadapan kerajaan Sulaiman, mereka tak lebih daripada kaum-kaum yang lemah dan tidak berdaya. Tiba-tiba saja, separuh kesombongan mereka gugur berserak. Tapi itu belum cukup. Ratu Balqis panasaran harus menyaksikan langsung apa yang disampaikan oleh utusannya. (AL)

Bersambung…

Beberapa Sosok Penting Tanpa Nama di Dalam Al Quran (4): Sosok yang Memindahkan Singgasana Ratu Balqis (2)

Sebelumnya:

Beberapa Sosok Penting Tanpa Nama di Dalam Al Quran (3): Orang yang Dimatikan Seratus Tahun Lalu Dihidupkan Kembali (2)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*