Bosnia Herzegovina, Keajaiban Eropa : Mengenal Bosnia (7)

in Negara Islam

“Folk (rakyat lokal) dan musik tradisional serta baju tradisional Bosnia-Herzegovina telah menjadi bukti tentang hubungan timbal balik etnis yang tinggal di tanah ini. Kecuali dalam konteks nilai agama yang ketat, semua bentuk musikalitas (menari, bernyanyi dan bermain musik) hidup berdampingan dan saling berbagi kesamaan dalam kelompok etnis yang berbeda yang hidup di satu wilayah geografis yang sama.”

—Ο—

 

Pakaian tradisional rakyat Bosnia-Herzegovina. Biasa dikenakan dalam festival rakyat yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Sumber gambar: visitbih.ba

 

Peradaban Bosnia-Herzegovina dipengaruhi budaya Kekaisaran Ottoman yang meninggalkan jejak Islam di bidang seni, budaya dan bahasa. Tapi yang tak kalah menarikj, budaya Islam dan Katolik yang melekat pada orang Bosnia juga sangat kuat. Kroasia adalah negara yang telah membuktikan hal itu. Preseden itu sebenarnya sangat menarik dicermati menimbang orang Bosnia telah ada di Kroasia sejak beberapa generasi, baik dalam kondisi perang maupun di masa damai, hal ini ditengarai sebagai hasil kedekatan geografis serta hubungan kekeluargaan yang erat.[1]

Warisan budaya dan praktik sosial Bosnia-Herzegovina didasarkan pada pluralisme. Mereka terintegrasi dalam suasana perbedaan etnik dan agama. Tone Bringa, penulis Being Muslim The Bosnian Way, menulis, “Baik Bosniak, maupun Croat, atau identitas Serbia bisa sepenuhnya dipahami melalui Islam atau Kristen tetapi juga harus dipertimbangkan dalam konteks Bosnia secara khusus yang telah menghasilkan sejarah dan lokalitas bersama di antara Islam dan Kristen.”[2]

Orang-orang yang mendiami wilayah Bosnia-Herzegovina hari ini memiliki budaya dan tradisi asli yang begitu kaya, di dalamnya terdapat sastra dan tradisi tutur masyarakat, musik, tarian, seni, pakaian, serta pola-pola kehidupan rakyat. Kekayaan kultur itu merupakan perpaduan berbagai pengaruh budaya seperti Slavia, Mediterania, Balkan, Eropa Oriental dan Eropa Tengah dan lingkaran budayanya.[3]

Sebagai penganut budaya patriarki, komunitas etnis di Bosnia-Herzegovina saling bertukar norma dasarnya, yang disaring melalui prisma agama. Dalam budaya ini – yang disebabkan posisi geografis Bosnia saat Kekaisaran Ottoman berada di wilayah perbatasan – tradisi kepahlawanan dan keberanian menjadi model jati diri bagi anak muda. Gazija (ksatria, pahlawan) adalah gelar yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki bakat, perilaku, integritas moral dan keberanian dalam pertempuran, termasuk memberi perlindungan kepada anak-anak, perempuan, orang tua, dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan.  Seni puisi rakyat sering mengartikulasikan sikap kepahlawanan itu, seperti terlukis dalam dua sosok Janissary Mujo dan Halil Hrnjic. Mujo diartikan sebagai prajurit dan pemimpin tentara, sementara Halil dihormati sebagai pelindung yang lemah.[4]

Sebagai wilayah yang dijadikan perbatasan militer dengan dunia Kristen, Bosnia-Herzegovina memiliki tempat khusus di hati Kekaisaran Ottoman. Perang dan kemisikinan seolah menjadi cerita yang selalu mengisi sejarah Bosnia-Herzegovina. Dua kondisi itu tertuang dalam cerita-cerita kepahlawanan rakyat, kisah Budalina Tale (Tale yang bodoh) bersama kuda kesayangannya Kulas, seorang pejuang sekaligus penjaga perbatasan yang selalu berpakaian compang-camping, dengan peralatan perang yang buruk dan tidak memadai, tapi dia pahlawan Bosniak paling berani, selalu di garis depan. Karakter ideal lainnya yang di ceritakan dalam sastra adalah mitos pahlawan Đerzelez Alija. [5]

Namun sosok pahlawan tidak spesifik hanya untuk Muslim. Dalam tradisi Katolik dan tradisi epik rakyat Ortodoks Serbia, karakter seorang penjahat (hajduk) disajikan sebagai “Robin” Bosnia “Hood”, pahlawan dan pejuang yang melawan penindasan dan ketidakadilan sangat populer. Pahlawan seperti itu termasuk dalam kisah epic kepahlawanan Ivo Karlović, Viceroys Derenčin dan Zrinjanin, Mijat Tomić, Starina Novak, Marko Kraljević, Janko Sibinjanin, dan lainnya.[6]

Kemiskinan dapat menyebabkan sikap apatis, tetapi hidup dalam kondisi yang sulit dan keras bisa menelurkan inspirasi kecerdikan dan kecerdasan. Semangat kecerdikan dan kecerdasan orang Bosnia dalam epos masyarakat yang paling terbaik dijelaskan melalui karakter Nasrudin hodža (Nasrudin Koja), sebuah karakter orang miskin tetapi cerdas dan banyak akal yang selalu bisa, berkat sifatnya, mengelola hidup setiap hari dalam situasi yang tidak biasa. Meskipun ia berasal dari Arab yang diceritakan melalui literatur Arab rakyat Turki, orang-orang Bosnia telah berasimilasi dengannya dan menggunakan dia sebagai pahlawan pribumi di cerita rakyat.[7]

Folk (rakyat lokal) dan musik tradisional serta baju tradisional Bosnia-Herzegovina telah menjadi bukti tentang hubungan timbal balik etnis yang tinggal di tanah ini. Kecuali dalam konteks nilai agama yang ketat, semua bentuk musikalitas (menari, bernyanyi dan bermain musik) hidup berdampingan dan saling berbagi kesamaan dalam kelompok etnis yang berbeda yang hidup di satu wilayah geografis yang sama.[8]

Selain lagu-lagu rakyat tentang pahlawan di perbatasan, di sana juga ada lagu-lagu yang disertai lirik yang dinyanyikan untuk iringan Šargija (instrumen string mirip dengan gitar). Guslars (pemain biola) adalah model penyanyi tradisional yang berasal pegunungan Dinara, ia menyanyikan lirik tentang peristiwa politik dan sejarah terkini dengan alat bantu gusle (biola tradisional dengan satu senar). Sedangkan Ganga dan rera adalah lagu-lagu rakyat yang khas dengan tema humoristik.[9]

Dalam kaitan dengan budaya kepahlawanan di perbatasan, kota-kota Bosnia merupakan pusat budaya urban-mercantile, yang berada di bawah pengaruh budaya oriental Ottoman yang kuat seperti yang dimanifestasikan oleh nilai-nilai yang berorientasi pada kenikmatan hidup (rahatluk) juga dalam musik dan bentuk seni lainnya.[10] (Lj)

Bersambung..

Sebelumnya:

Bosnia Herzegovina, Keajaiban Eropa : Mengenal Bosnia (6)

Catatan kaki:

[1]  Lihat halaman 11-13 http://www.fp6migratoryflows.uniba.it/html/BosnianCulturalProfile_En.pdf

[2] ibid

[3] ibid

[4] Ibid

[5] ibid

[6] ibid

[7] Ibid

[8] ibid

[9] ibid

[10] ibid

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*