Habib Ali Bin Muhammad Alhabsyi, Karamah, Dan Simthud-Durar Karyanya (1)

in Tokoh

Last updated on November 25th, 2022 05:32 am

Oleh: Haidar Bagir

(Presiden Direktur Kelompok Mizan, penulis buku-buku tentang Tasawuf, dan Dai Islam Cinta)

Sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan Rasulullah SAW akan ikut mulia. Lebih-lebih jika hati yang berkaitan dengan Rasulullah SAW. Sebagaimana keadaan Habib Ali Al-Habsyi yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk memuji Rasulullah SAW, dengan ribuan qasidah baik yang berbahasa fush-hah (standar) atau amiyah (pasaran).”

Sumber gambar: Laman Facebook Jam’iyyah Maulid Simtudduror Kertijayan, https://www.facebook.com/JMSKertijayan

Riwayat Habib Ali Alhabsyi[1]

Habib Ali bin Muhammad bin Husin al-Habsyi lahir pada hari Jumat tanggal 17 November 1843 M (24 Syawal 1259 AH) di Qasam, sebuah kota di Hadhramaut.  Ia dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan ayahnya, Muhammad bin Husin bin Abdullah Al Habsyi dan ibunya, Syarifah Alawiyyah binti Al-Hussain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri, yang pada saat itu dikenal sebagai wanita yang saleh.

 Di usia yang sangat muda, Ali telah belajar dan menyelesaikan bacaan al-Quran dan berhasil menguasai ilmu lahir dan batin, sebelum beliau  mencapai usia yang biasanya dibutuhkan untuk itu.  Sejak itu, ia diizinkan oleh para guru dan pengajar untuk memberikan kuliah dan studi di depan umum, dan dalam waktu singkat ia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta tempat terhormat di hati setiap orang di kotanya.  Dia diberi tanggung jawab untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan dan pertemuan-pertemuan besar.

Lebih jauh lagi, beliau juga mengumpulkan, mengarahkan dan mendidik murid-muridnya untuk memperoleh ilmu, serta menginspirasi mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia.  Untuk menampung mereka, beliau membangun sebuah masjid bernama “al-Riyadh” di Seiwun, serta pesantren yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang, bebas dari segala pikiran yang mengganggu, terutama  mereka yang masih harus dibantu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Karamah Habib Ali Alhabsyi

Diriwayatkan bahwa Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi (shohibu simthud-duror), adalah seorang Wali Allah yang bisa mendengar suara tasbih dari barang-barang mati kepada Allah SWT.

Pada suatu saat, beliau mendengar tasbih barang-barang mati yang ada di sekitar beliau seperti lemari, meja dan lainnya seperti biasanya, tapi beliau heran ketika ada suara tasbih yang lebih keras dari pada yang lainnya, karena rasa penasarannya tersebut beliau berusaha mencari suara tersebut berasal dari mana. Setelah beliau mencari, ternyata beliau menemukan si pemilik suara tasbih yang keras tadi, yaitu biji kurma.

Lalu beliau bertanya kepada biji kurma kenapa suara tasbihnya bisa lebih keras dari suara tasbih barang-barang lainnya, biji kurma lantas menjawab:

“Ya Habib, karena aku ini anaknya-anaknya-anaknya lagi biji kurma yang di tanam langsung oleh tangan Rasulullah Saw”.

Sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan Rasulullah SAW akan ikut mulia. Lebih-lebih jika hati yang berkaitan dengan Rasulullah SAW. Sebagaimana keadaan Habib Ali Al-Habsyi yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk memuji Rasulullah SAW, dengan ribuan qasidah baik yang berbahasa fush-hah (standar) atau amiyah (pasaran). Dan beliau seringkali menangis setiap mendengar nama Rasulullah disebut, karena sangat berkaitannya hati beliau dengan Rasulullah SAW.

Disebutkan dalam manaqib Habib Ali, di antara tanda ketinggian haliyah (keadaan spiritual) beliau tampak ketika beliau hendak berbicara di depan khalayak maka sebelum beliau mengucapkan sepatah kata para hadirin telah hujan tangis terlebih dahulu…baru memandang wajah beliau orang-orang sudah bercucuran air mata.

Keagungan al Habib Ali al-Habsyi pun diakui oleh para ulama yang hidup sezamannya.

Dalam suatu majlis, Sohibul Anfas Habib Ahmad bin Hasan Al Athas, seorang wali min auliyaillah yang hidup sezaman dengan Habib Ali mendapat kabar bahwa sahabatnya yang bernama Jakfar bin Hamid bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW dan Beliau Rasulullah SAW berkata: “Ali Alhabsyi , amal perbuatannya dan amal perbuatan para muridnya semua diterima oleh Allah Ta’ala “.

Maka Habib Ahmad bin Hasan Al Athas berkata “Jika demikian, maka mulai saat ini kami ini adalah murid-muridmu, Wahai Ali”. Habib Ali menjawab, “Kalian semua adalah murid-muridku”

Disaksikan pula ( dengan mata batin – HB) oleh penjaga makam Rasulullah bahwa setiap hari Rasulullah selalu hadir bersama Habib Ali di qubah Rasulullah.

Alhabib Abdul Qodir bin Qudban pernah berkata kepada al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi :

“Ya, Habib Ali kenapa setiap aku melihat  rombongan arwah para salaf Ahli Tarim dan aku bertanya kepada mereka hendak ke manakah kalian wahai para salafku, maka mereka menjawab kami akan ke Ali Habsyi…!

Al-Habib Ali menjawab : “Wahai Abdul Qadir, itu semua karena aku telah memegang ketua/penghulunya.. Aku memegang teguh Muhammad Sayyidil Wujud…Shallallau ‘Alaihi Wa Sallam.”

Habib Abubakar bin Abdullah bin Thalib Al Attas adalah Syaikh Futuh Habib Ali yang menuntun ruhani Habib Ali dan mempertemukannya dengan Rasulullah Saw secara jaga (yaqazhah, yang bisa dipahami bahwa di dalamnya Nabi saw hadir dengan wujud nonfisik-material beliau-HB) “sebanyak 20 kali.

Dan beliau Habib Abu Bakar berkata:

ﻳَﺎ ﻋَﻠِﻰ ﺑﺎَﺗَﻜُﻮﻥ ﻣَﻐﻨَﺎﻃِﻴﺲ ﺍﻟﻘُﻠُﻮﺏ

“Engkau akan menjadi magnet nya hati (semua hati akan tertarik dan mendekat padamu)…”

Kelak perkataan Habib Abu Bakar pun terbukti melalui dua warisan berharga Habib Ali al Habsyi. Maulid Simthud-Durar dan Shalawat Lathaiful Arsyiyah. Dua aurad yang banyak berjasa mengantarkan para salikin (pencari Allah) untuk washil (sampai) ke hadirat Rasulullah Saw. (AL)

Bersambung…

Sumber Referensi:

1. Riwayat Hidup Habib Ali, Wikipedia, https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Simthud_Durar&ved=2ahUKEwjr9Ynd97L7AhU87nMBHeh6A5IQFnoECDIQAQ&usg=AOvVaw0yvKR96KPYhg8aIxmeK4io

2. “Habib Ali bin Muhammad  Al-Habsyi dan Karomahnya https://www.laduni.id/post /read/53518/habib-ali-bin-muhammad-al-habsyi-dan-karomahnya

3. Kisah Turunnya Simtud Durar https://web.archive.org/web/20140528085958/http://mazzulfa.wordpress.com/2013/08/25/kisah-turunnya-simtud-durar/


[1] Dikumpulkan, dengan sedikit perubahan/penyuntingan, dari bahan-bahan di internet – sumber-sumber tersebut di bawah – oleh Haidar Bagir.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*