Mozaik Peradaban Islam

Istana Alhambra: Saksi Bisu Kejayaan dan Keruntuhan Islam di Spanyol (2)

in Arsitektur

Last updated on November 8th, 2018 05:21 am

“Di komplek Alhambra, terdapat setidaknya tiga situs terpenting yang dijadikan sebagai bangunan inti peninggalan beberapa dinasti di wilayah tersebut, yaitu Alcazaba, Istana Charles V (Palacio de Carlos V), n Istana Alhambra (Palacios Nazaries).”

—Ο—

 

 

Foto Istana Alhamra di waktu malam. Sumber gambar: airpano.com

Di komplek Alhambra, terdapat setidaknya beberapa situs penting dan bersejarah peninggalan dari beberapa imperium yang pernah menguasai kompek tersebut, yaitu Alcazaba yang merupakan bangunan tertua di kompek ini; Istana Charles V (Palacio de Carlos V) yang dibangun belakangan setelah Islam meninggalkan Andalusia; dan yang paling menonjol adalah Istana Bani Ahmar, atau Istana Alhambra (Palacios Nazaries).

 

Kategorisasi situs Alhamra. Sumber gambar: emaze.com

 

Setelah Sultan Muhammad I mendirikan Istana Alhambra pada tahun 1238, bangunan ini mencapai puncak kemegahannya pada masa pemerintahan Yusuf I (1333-1353) dan Muhammad V (1353-1391). Kedua sultan inilah yang kemudian menyempurnakan renovasi Istana Alhambra hingga menjadi situs mengagumkan sebagaimana kita saksikan hari ini.

 

Letak Istana Alhambra di dalam komplek Alhambra. Sumber gambar: alhambra.org

 

Secara garis besar, Istana Alhambra dibagi menjadi tiga bagian, yang ketiganya dibangun pada era pemerintahan yang berbeda. Bagian pertama, atau yang tertua dikenal dengan nama Mexuar. Sebagian catatan meragukan asal usul sebenarnya bagian ini. Disebabkan sulitnya melacak tahap-demi tahap renovasi yang dilakukan terhadap bangunannya. Terutama karena banyaknya bagian yang sudah direnovasi ketika masa pemerintahan Katholik berkuasa. Bahkan sebagian dari bangunan tersebut pernah hancur dan didirikan kembali. Tapi sebagian lain, yaitu di bagian timur yang berupa kamar persegi empat, tetap masih utuh. Inilah yang dikenal dengan nama Mexuar.

Maket Istana Alhambra. Sumber gambar: www.rangkaianelektronika.co

Berdasarkan catatan Ibn Zamrak, penyair terkenal era pemerintahan Bani Ahmar, bangunan tersebut dibuat oleh Sultan Muhammad I, dan sekaligus digunakan sebagai ruang kerjanya. Bagian luar (eksterior) dari Maxuar sudah banyak ditambahkan dan direnovasi. Tapi bagian dalamnya, tampak masih utuh dan mengekspresikan cita rasa arsitektur Islam. Seperti empat pilar dan kolum yang ada di dalamnya, kaligrafi dengan tulisan kufi di dinding, serta corak marmer yang juga menempel di dinding Mexuar.

Mexuar. Sumber gambar: Pinterest

 

Bagian kedua, bernama Istana Comares (The Comares Palace). Ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan situs di komplek Alhambra. Karena di aula Istana inilah singgasana sultan berada. Sebagian besar pembangunan Istana ini dilakukan dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Yusuf I, dan diselesaikan hingga sempurna oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad V.[1]

Dari sisi eksterior, terdapat dua icon khas dari Istana ini, yaitu kolam besar yang terletak di tengah-tengah istana, bernama Arrayan (Patio de Los Arrayanes); dan Menara Comares, yang merupakan menara terbesar dari keseluruhan menara yang ada di komplek Alhambra. Menara Comares terletak di sisi utara Istana Comares. Tinggi menara ini mencapai 45 meter yang strukturnya bersambung dengan benteng.[2]

Menara Comares dan Kolam besar (Patio de Los Arrayanes) yang menjadi icon khas Istana Comares. Sumber gambar: robertharding / localmadridtours.com

 

Menara Comares tampak dari luar. Sumber gambar: alhambra.org

 

Di dalam menara ini terdapat sebuah aula terbesar dari semua ruangan yang ada di Alhambra bernama “Embajadores”. Di tempat inilah singgasana sultan berada, dan sekaligus dijadikan sebagai ruang kenegaraan untuk menerima tamu Negara. Oleh sebab itu ruangan ini juga dikenal dengan sebutan “Hall of Ambassadors”.

Hall of Embajadores. Sumber gambar: Spain.info

Ruangan ini berbentuk persegi empat sama sisi dengan luas 11,30 x 11,30 meter dengan tebal dinding mencapai 2,5 meter. Adapun tinggi ruangan ini adalah 18,20 meter. Di tiap dinding, tersedia masing-masing tiga jalan masuk, dan satu dinding lagi dikhususnya sebagai tempat singgasan sultan. Dulunya, lantai ruangan ini terbuat dari marmer. Tapi pada abad ke 16, lantainya diubah menjadi ubin keramik..[3]

Salah satu pintu masuk ke “Embajadores”. Sumber gambar: sombrasdetinta.blogspot.com

Ruangan ini tidak hanya besar, tapi juga indah. Suasananya di dalammya seperti diatur sedemikian rupa. Cahaya masuk dari jendela-jendela yang terdapat di bagian atas setiap dinding. Sehingga pencahayaan di ruangan ini terasa sejuk dan santai. Dindingnya dihiasi oleh ukiran kaligrafi yang rumit. Dan yang paling memukau banyak pengunjung ke ruangan ini adalah langit-langitnya yang melampirkan design seni yang sulit dicari tandingannya.[4]

Dekorasi langit-langit “Embajadores”. Sumber gambar: Arthur Taussig

\

Bersambung…

Istana Alhambra: Saksi Bisu Kejayaan dan Keruntuhan Islam di Spanyol (3)

Sebelumnya:

Istana Alhambra: Saksi Bisu Kejayaan dan Keruntuhan Islam di Spanyol (1)

Catatan kaki:

[1] Lihat, http://www.alhambra.info/alhambra_guia_granada/guia_alhambra_monumental_en.asp?zona=PalacioComares, 25 Oktober 2018

[2] Ibid

[3] Lihat, https://www.alhambradegranada.org/en/info/nasridpalaces/halloftheambassadors.asp, diakses 25 Oktober 2018

[4] Lihat, http://www.alhambra.info/alhambra_guia_granada/guia_alhambra_monumental_en.asp?zona=PalacioComares, Op Cit

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*