Mozaik Peradaban Islam

Kisah Nabi Ibrahim AS (1): Pengantar

in Sejarah

Last updated on June 29th, 2020 02:00 pm

Di dalam Alquran tidak kita temukan penyebutan seorang nabi yang oleh Allah swt diangkat sebagai kekasih-Nya kecuali Ibrahim.

Foto: Poster film tentang Nabi Ibrahim, His Only Son

Nabi Ibrahim, siapa yang tak kenal dengan nama ini? Dalam tradisi masyarakat Barat, dia dikenal dengan nama Abraham, dan diakui sebagai penghulu dan bapak dari tiga agama samawi. Namanya tertulis dalam Taurat, Injil, dan Alquran, serta dikenal dalam banyak tuturan budaya masyarakat dunia.

Alquran yang mulia menyebut nama Ibrahim sebanyak 64 kali.[1] Di dalam Alquran, Allah swt tidak hanya mengisahkan tentang perjalanan hidup sosok mulia ini, tapi juga menunjukkan secara tegas posisi dan derajat beliau di jagad ciptaan ini.

Salah satunya, di dalam Alquran tidak kita temukan penyebutan seorang nabi yang oleh Allah swt diangkat sebagai kekasih-Nya kecuali Ibrahim. Hanya dialah yang Allah SWT khususkan dengan firman-Nya:

“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya (خَلِيلً/khalil).” (QS an-Nisa [4]: 125)

Menurut bahasa, kata khalil itu berasal dari kata al-khullah yang bermakna puncak kecintaan.[2] Para ulama berkata bahwa al-khullah adalah rasa cinta yang sangat. Demikianlah pengertian dari ayat tersebut.

Ketika kita membahas keutamaan Nabi Ibrahim dan penghormatan yang Allah swt berikan kepadanya, niscaya kita akan mendapatkan hal-hal yang menakjubkan. Selain sebagai kekasih, Allah swt menjadikan Nabi Ibrahim sebagai imam sekaligus teladan bagi setiap manusia dalam menempuh jalan penghambaan.

Allah swt memuji Ibrahim dalam firman-Nya:

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).” (QS an-Nahl [16]: 120)

Demikian juga termasuk keutamaan Allah swt yang diberikan-Nya kepada Ibrahim adalah, Allah swt menjadikan agamanya sebagai agama tauhid yang murni dan suci dari berbagai kotoran, dan Dia menjadikan akal sebagai alat penting dalam menilai kebenaran bagi orang-orang yang mengikuti agama-Nya.

Allah swt berfirman:

Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar ter­masuk orang yang saleh.” (QS al-Baqarah [2]: 130)

Dan sebuah penghormatan besar dari Allah swt kepada Nabi Ibrahim adalah menganugerahkan pada keturunannya kenabian dan penerimaan kitab (wahyu).

Allah swt berfirman:

Dan Kami anugrahkan Ishak dan Yaqub kepada Ibrahim, dan Kami jadikan kenabian dan al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh.” (al-Ankabut [29]: 27)

Juga firman-Nya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan al-Kitab, maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka fasik.” (al-Hadid [57]:26)

Oleh karena itu, kita dapati bahwa setiap nabi setelah Nabi Ibrahim adalah anak-anak dan cucu-cucunya. Ini semua merupakan bukti janji Allah swt kepadanya, di mana Dia tidak mengutus seorang nabi kecuali datang dari keturunannya. Demikian juga kedatangan nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw, adalah sebagai wujud dari terkabulnya doa Nabi Ibrahim yang diucapkannya kepada Allah swt.

Allah SWT berfirman dalam Alquran:

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.’ Ibrahim berkata, ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.’ Allah berfirman, ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.’.” (QS: Al-Baqarah [2]: 124)

Selain itu, Ibrahim juga termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima Nabi di mana Allah swt mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat. Kelima nabi itu adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad—sesuai dengan urutan diutusnya mereka.

Nabi Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah swt dengan ujian yang jelas (QS. As-Saffat [37]: 106). Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan dirinya sebagai seorang hamba yang menepati janji dan selalu menunjukan sikap terpuji.

Allah swt berfirman:

Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.” (QS an-Najm [53]: 37)

Demikianlah Allah swt sebagai Pencipta memperkenalkan hamba-Nya Ibrahim. Allah swt secara tegas memberikan suatu kedudukan yang mulia dan sangat tinggi kepada Ibrahim. Suatu derajat dari derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui nilainya.

Kita juga tidak mengetahui bagaimana kita menyifatinya. Berapa banyak pernyataan-pernyataan manusia berkaitan dengan hal tersebut, namun rasa-rasanya ia laksana penjara yang justru menggelapkannya.

Dengan kata lain, ketika membahas tentang Ibrahim, kita sebenarnya sedang di hadapkan pada karunia ilahi yang besar, yang terpancar dari cahaya langit dan bumi. Seorang manusia dengan hati yang suci. Manusia yang “Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: ‘Tunduk patuhlah!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.” (QS al-Baqarah [2]: 131).

Dialah seorang Nabi yang pertama kali menamakan kita sebagai al-Muslimin (orang-orang yang menyerahkan diri).[3] Seorang Nabi yang lembut, yang penuh cinta kasih kepada manusia dan selalu kembali kepada jalan kebenaran.

Allah swt berfirman:

Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (QS Hud [11]: 75)

Demikianlah sebagian dari kedudukan Ibrahim yang dijelaskan Allah swt di dalam Alquran. Adapun kisah Nabi Ibrahim yang akan dituturkan dalam serial tulisan ini, tidaklah bermaksud untuk menjelaskan hakikat kedudukan Ibrahim yang agung tersebut. Melainkan hanyalah upaya kecil untuk mengisahkan tentang sejarah perjalanan hidupnya secara kronologis. (AL)

Bersambung ke:

Catatan Kaki:


[1] Lihat, https://islamislami.com/2016/06/25/daftar-nabi-yang-disebut-dalam-al-quran-2/, diakses 27 April 2018

[2] Lihat, https://almanhaj.or.id/9775-mengenal-pribadi-nabi-ibrahim-alaihissalam-dalam-al-quran-dan-hadits.html, diakses 25 Mei 2020

[3] QS. Al-Anam: 163

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*