Kontroversi Seputar Masuknya Islam ke Amerika (1)

in Studi Islam

Last updated on June 7th, 2020 01:05 pm

Pengantar redaksi:

Tewasnya George Floyd, seorang pria berkulit hitam, oleh polisi kulit putih pada 25 Mei 2020 lalu, telah membuka babak baru dalam sejarah rasialisme di Amerika Serikat. Negara tersebut memiliki sejarah panjang mengenai nahasnya nasib orang-orang kulit hitam di sana.

Di antara sederetan tokoh-tokoh besar mereka, sebut saja Martin Luther King Jr., Malcolm X (Malik el-Shabazz), Muhammad Ali, dan Kareem Abdul-Jabbar adalah orang-orang yang muncul akibat dorongan rasialisme di sana.

Secara umum telah diketahui, bahwa kehadiran orang-orang kulit hitam di Amerika Utara adalah karena perbudakkan. Namun jarang diketahui, bahwa ternyata orang-orang kulit hitam tersebut, banyak di antara mereka, dari sejak awal kedatangannya ratusan tahun yang lalu sudah beragama Islam.

Gana Islamika pernah menerbitkan beberapa seri artikel tentang sejarah masuknya Islam di Amerika Serikat, atau di Amerika Utara. Di antaranya adalah artikel berikut ini:

Kontroversi Seputar Masuknya Islam ke Amerika (1)

Berdasarkan beberapa bukti baik dokumentasi maupun arkeologis, disebutkan bahwa Islam sebenarnya sudah ada di Amerika sejak tahun 800 M. Hanya saja, wacana ini tenggelam seiring dengan semakin gencarnya kritik dan sanggahan yang dilancarkan oleh para ilmuwan sejarah di Amerika Serikat.

 —Ο—

Menurut informasi yang luas diakui, kaum Muslimin pertama kali menginjakkan kaki di Amerika Utara pada tahun 1528 M. Konon, seorang budak Maroko, yang disebut Estevanico, terdampar di dekat Galveston, Texas saat ini. Dia dan empat orang yang selamat kemudian melakukan perjalanan melalui sebagian besar wilayah barat Amerika Serikat dan pedalaman Meksiko sebelum tiba di Mexico City.[1] Disinyalir, gelombang kedatangan Muslim ke Amerika pada periode ini diakibatkan oleh Benteng terakhir Muslim di Spanyol, Granada, jatuh ke tangan orang-orang Kristen pada tahun 1492 M, tepat sebelum inkuisisi Spanyol diluncurkan. Untuk menghindari penganiayaan, banyak orang non-Kristen melarikan diri atau memeluk agama Katolik.[2]

Selain itu, kehadiran umat Islam di Amerika Utara juga ditegaskan dalam dokumen undang-undang Virginia tahun 1682 yang berusia lebih dari satu abad sebelum kebebasan beragama menjadi undang-undang di Negara tersebut. Dalam undang-undang itu disebutkan beberapa kelompok diantaranyaa, “negro, moores, molatoes, pagan, dan keturunan Mahometan.” [3]

Dari informasi sejarah, tampak kaum Muslim yang bermukim di Amerika bukanlah orang asing, melainkan sudah menganggap tanah Amerika sebagai tanah airnya. Beberapa orang-orang Islam Amerika tercatat ikut serta dalam Perang Revolusi Amerika dan berjuang membela kemerdekaan Amerika. Di antara nama-nama tentara Amerika yang tercatat adalah “Yusuf ben Ali” (anggota komunitas orang-orang Turki di South Carolina), “Bampett Muhamed”, Salem Poor, serta Peter Salem.[4] Yang cukup manarik lainnya adalah, Kesultanan Maroko adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika Serikat ketika di bawah kepemimpinan Mohammed ben Abdallah pada tahun 1777.

Surat George Washington kepada Mohammed ben Abdallah sebagai penghargaan atas Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan yang ditandatangani pada tahun 1787. Sumber gambar: wikipedia.org

Namun demikian, dalam beberapa dekade terakhir, muncul wacana yang cukup kontroversial terkait tahun masuknya kaum Muslimin ke Amerika Utara. Berdasarkan beberapa bukti baik dokumentasi maupun arkeologis, disebutkan bahwa Islam sebenarnya sudah ada di Amerika sejak tahun 800 M. Hanya saja, wacana ini tenggelam seiring dengan semakin gencarnya kritik dan sanggahan yang dilancarkan oleh para ilmuwan sejarah di Amerika Serikat.

Pada tahun 2014 silam, wacana yang menyatakan bahwa kaum Muslimin lebih dahulu menginjakkan kakinya ke Benua Amerika daripada bangsa Eropa, sempat mencuat kembali di dunia sejak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan secara terbuka dalam pidatonya di sebuah pertemuan para pemimpin Muslim dari Amerika Latin. Dalam kesempatan tersebut Erdogan mengatakan bahwa kontak antara Islam dan Amerika Latin dimulai pada abad ke-12, tepatnya pada tahun 1178 M. Ini berarti pelaut Muslim sudah terlebih dahulu mencapai Amerika, atau lebih dari 300 tahun sebelum penjelajah Christopher Columbus menemukan benua tersebut pada tahun 1492 M. Salah satu buktinya menurut Erdogan, tertulis dalam memoir Christopher Columbus yang menyebutkan adanya sebuah masjid di atas sebuah bukit di pesisir Kuba.[5]

Artikel terkait:

Mansa Musa (1): Orang Terkaya Sepanjang Masa

Al Idrisi, The Book of Roger, dan Mega-Proyek yang Mengubah Sejarah Dunia (1)

Terkait dengan ekspesidi Colombus tersebut, beberapa informasi menyebutkan bahwa peta yang digunakan oleh Columbus tidak lain adalah peta Al Idrisi, seorang ilmuwan Muslim yang pernah bekerja di Sicilia. Disamping itu, para pemandu yang dibawa oleh Columbus tidak lain adalah orang-orang Islam dari Spanyol. Tapi jauh daripada itu, sejumlah bukti mutakhir justru menunjukkan bahwa umat Islam dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika setidaknya lima abad sebelum Co1umbus. Hal ini dicatat, misalnya bahwa pada pertengahan abad kesepuluh selama pemerintahan Khalifah Umayyah Abdul Rahman III (929-961), orang-orang Muslim asal Afrika berlayar ke barat dari pelabuhan Spanyol Delba (Palos) ke tempat yang disebut dengan “Lautan berkabut yang gelap”. Mereka kembali setelah lama menghilang dengan membawa banyak barang rampasan dari tanah yang asing dan menakjubkan.[6]

Hanya saja, pernyataan dan argumentasi tersebut ternyata kembali menuai kontroversi di kalangan ilmuwan dan sejarawan Amerika khususnya. Menurut para ilmuwan ini, “Tidak ada bukti arkeologis tentang Islam di Amerika sebelum kedatangan Columbus, dan meskipun seorang sejarawan abad ke-10 menceritakan tentang seorang navigator Muslim yang kembali dari “wilayah tak dikenal” dari barat dengan harta yang menakjubkan, lengkap dengan sebuah peta yang menunjukkan garis besar samar-samar sebuah Pantai barat yang diselimuti kabut, kisah tersebut tidak berarti pedagang Muslim mengalahkan Columbus.”[7] (AL)

Bersambung ke:

Kontroversi Seputar Masuknya Islam ke Amerika (2)

Catatan kaki:

[1] Lihat, https://www.nytimes.com/2015/02/09/opinion/the-founding-muslims.html?smid=fb-nytimes&smtyp=cur&bicmp=AD&bicmlukp=WT.mc_id&bicmst=1409232722000&bicmet=1419773522000&_r=0, diakses 30 Januari 2018

[2] Lihat, http://www.cyberistan.org/islamic/mamerica.html, diakses 30 Januari 2018

[3] Lihat, https://www.huffingtonpost.com/peter-manseau/what-happened-to-americas-first-muslims_b_6809326.html?ncid=txtlnkusaolp00000592, diakses 30 Januari 2018

[4] Bumpet Muhamed adalah seorang berpangkat kopral yang ikut mempertahankan front di wilayah Virginia pada tahun 1775-1783; Salem Poor tidak diketahui pasti riwayat tentangnya; adapun Peter Salem sebelum adalah seorang budak yang kemudian dimerdekakan oleh majikannya dan langsung ikut terjun berperang. Peter gugur dalam pertempuran Bunker Hill pada 17 Juni 1775. Lihat, Edwrd E. Curtis IV (Edt), Encyclopedia of Muslim-American History, hal. 561

[5] Lihat, https://www.theguardian.com/world/2014/nov/16/muslims-discovered-america-erdogan-christopher-columbus, diakses 30 Januari 2018

[6] http://www.cyberistan.org/islamic/mamerica.html

[7] Lihat, https://www.theguardian.com/world/2014/nov/17/muslims-beat-columbus-america-better-get-in-line, diakses 30 Januari 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*