Masjid Al Aqsa (3): Deskripsi Bangunan

in Monumental

Masjid Al Aqsha adalah bangun yang terdapat di sebelah selatan Haram Al Sharif, berupa struktur persegi panjang yang sangat sederhana namun besar dan mengesankan. Tata letak kubah Masjid Al Aqsha termasuk salah satu gaya arsitektur yang langka di dunia. Letaknya berada di depan, di atas mihrab. Pada saat ini kubah umumnya dibangun di tengah-tengah masjid.”

—Ο—

 

Sebagaimana sudah disinggung pada seri sebelumnya, bahwa sepanjang sejarah, Masjid Al-Aqsha telah mengalami beberapa kali restorasi yang berurutan karena kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, dan lain-lain. Bangunan Masjid Al Aqsha yang kita lihat sekarang, adalah bangun yang terdapat di sebelah selatan Haram Al Sharif, berupa struktur persegi panjang yang sangat sederhana namun besar dan mengesankan. Diujung bagian selatan atap bangunan ini akan terlihat kubah berwarna abu-abu yang menjadi ciri khas Masjid ini. Arah kiblat Masjid terletak di bagian Selatan ke arah Ka’bah.

Tata letak kubah Masjid Al Aqsha termasuk salah satu gaya arsitektur yang langka di dunia. Letaknya berada di depan mihrab, yang mencirikan arsitektur awal Islam. Pada saat ini kubah umumnya dibangun di tengah-tengah masjid. Namun pada periode awal Islam, beberapa kubah ada yang diletakkan di bagian depan, seperti di Masjid Umayyah di Damaskus yang di bangun pada 715 M, dan Masjid Besar Sousse yang dibangun pada 850 M. Sejak pertama kali dibangun, tidak ada yang berubah soal letaknya, hanya pernah terjadi beberapa kali renovasi terhadap fisik kubah itu sendiri.[1]

Masjid Al Aqsha tampak dari samping. Kubah terletak di ujung selatan, di atas mihrab. Sumber gambar: lastprophet.info

Kubah yang kita lihat saat ini awalnya dibangun oleh Ali azh-Zhahir,[2] terbuat dari bahan kayu yang disepuh dengan enamel timah. Pada tahun 1969, atau pasca terjadinya kebakaran besar di Masjid Al Al Aqsha, kubah dibangun kembali dengan menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium yang dianodisasi sebagai ganti dari bentuk aslinya yaitu lapisan enamel timah yang berusuk. Pada tahun 1983, aluminium yang menutupi bagian luar diganti lagi dengan timah untuk menyesuaikan dengan desain asli Azh-Zhahir.[3]

Total luas bangunan Masjid Al Aqsha saat ini sekitar 3.500 m2. Menurut perhitungan beberapa sumber, daya tampung masjid ini bisa mencapai 5000 jama’ah pada waktu sholat. Adapun panjang bangunannya 272 kaki (83 m) dan lebarnya 184 kaki (56 M).[4] Bila dilihat dari ukuran panjang dan lebarnya, maka luas masjid ini tampaknya bukan 3500 m2, melainkan 4648 m2.  Bila dihitung dari citra satelit, luas keseluruhan Masjid (yang beratap abu-abu) memang mencapai sekitar 3.500 m2. Tampaknya jumlah panjang dan lebar tersebut memasukkan juga The Islamic Museum, yang letaknya tepat berdampingan dengan Masjid Al Aqsha, sebagai bagian dari bangunan ini.[5]

Perkiraan luas Masjid Al Aqsha berdasarkan perhitungan melalui citra satelit seluas 3.577,35 m2. Sumber gambar: google map, diakses 19 Desember 2017, Pukul 18.30.

Fasad,[6] atau bagian depan masjid Al Aqsha dibangun pada 1065 Masehi atas perintah khalifah Fatimiyah Al-Mustanshir. Terdapat 7 gerbang besar untuk masuk ke area dalam masjid, dan juga satu pintu tunggal di sisi timur dan barat. Ada lebih dari 100 jendela kaca bening dan berwarna yang dibuat oleh dinasti Abbasiyah dan Fatimiyah, serta 14 lengkungan batu di sepanjang fasad yang sebagian besar bergaya Romantik. Terdapat 27 kolom Marmer Italia di sisi timur, dan sejumlah tiang batu yang disusun sejajar di sisi barat.[7]

Fasad Masjid Al Aqsha. Sumber gambar: panoramio.com

Ruangan dalam masjid memiliki 45 tiang kolom, 33 diantaranya terbuat dari marmer putih dan 12 lainnya dari batu. Terdapat empat jenis desain yang berbeda untuk bagian kepala tiang kolom. Kepala tiang di lorong tengah berbentuk kokoh dan berdesain primitif, sedangkan kepala tiang yang di bawah kubah berdesain gaya Korintus dan terbuat dari marmer putih Italia.[8]

Kondisi interior Masjid Al Aqsha. Lokasi mihrab terletak di bawah kubah. Sumber gaambar: israelislamandendtimes.com

 

Kondisi interior dan langit-langit Masjid Al Aqsha. Sumber gambar: tumblr.com

Salah satu icon interior yang paling terkenal dari Masjid Al Aqsha adalah mimbar. Mimbar ini diletakkan pada masa pemerintahan Shalahuddin Al Ayyubi. Design mimbar ini, dianggap salah satu yang terindah di dunia. Terbuat dari lebih dari 10.000 potongan kayu Cedar dan bahan-bahan lainnya yang saling terkait. Gading dan ibu dari mutiara menjadi ornament penghias yang ditempel tanpa setetes lem atau satu kuku pun.[9]

Sebagaimana telah disinggung pada edisi sebelumnya, pada tahun 1969 mimbar ini rusak terbakar. Adapun mimbar yang sekarang ada, adalah replika dari mimbar Shalahuddin yang baru dipasang pada tahun 2007.[10] Adapun bagian yang tersisa dari mimbar Shalahuddin Al Ayyubi saat ini diletakkan di The Islamic Museum yang berlokasi di sudut bagian selatan Masjid Al Aqsha sebagai artefak sejarah. (AL)

Mimbar awal yang diletakkan pada masa Shalahuddin Al Ayyubi. Sumber gambar: islamiclandmarks.com

 

Kondisi mimbar pasca terjadinya kebakaran tahun 1969. Sumber gambar: islamiclandmarks.com

 

Mimbar yang sekarang, baru dipasang pada tahun 2007, merupakan replika dari mimbar Shalahuddin. Sumber gambar: islamiclandmarks.com

 

Selesai

Sebelumnya

Masjid Al Aqsha (2)

Catatan kaki:

[1] Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Jami%27_al-Aqsha#cite_note-20, diakses 18 Desember 2017

[2] Ali azh-Zhahir (lahir 20 Juni 1005 – meninggal 13 Juni 1036 pada umur 30 tahun), atau nama dan gelar lengkapnya Azh-Zhahir Li’azazdinillah Abul Hasan Ali bin Al-Hakim Biamrillah, adalah khalifah ketujuh dari dinasti Fatimiyah. Azh-Zhahir memegang kuasa kekhalifahan setelah ayahnya Al Hakim Biamrillah menghilang. Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_azh-Zhahir, diakses 18 Desember 2017

[3] Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Jami%27_al-Aqsha#cite_note-20, Op Cit

[4] Lihat, Ibid, lihat juga http://www.lifeintheholyland.com/al_aqsa_mosque.htm, diakses 18 Desember 2017

[5] The Islamic Museum awalnya dibangun oleh Ksatria Templar, pada masa Perang Salib I. Setelah Yerusalem berhasil direbut kembali oleh umat Islam, masjid tersebut dipugar pada tahun 1194 M. Bagunan The Islamic Museum kemudian dijadikan ruang pertemuan untuk Sekolah. Bangunan ini dialih-fungsikan menjadi Museum oleh Dewan Muslim Tertinggi pada tahun 1923. Lihat, https://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_Museum,_Jerusalem, diakses 18 Desember 2017

[6] Fasad (bahasa Perancis: façade, dibaca [fəˈsɑːd]) adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Kata ini berasal dari bahasa Perancis, yang secara harfiah berarti “depan” atau “muka”. Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Fasad, diakses

[7] Lihat, http://www.lifeintheholyland.com/al_aqsa_mosque.htm, Op Cit

[8] Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Jami%27_al-Aqsha#cite_note-20, Op Cit

[9] Lihat, http://www.atlastours.net/holyland/al_aqsa_mosque.html, diakses 18 Desember 2017

[10] Desain mimbar baru ini dibuat oleh Jamil Badran berdasarkan replika yang saksama dari mimbar Shalahuddin, dan pengerjaannya diselesaikan oleh Badran dalam waktu lima tahun. Mimbar itu dikerjakan di Yordania selama empat tahun, dan para pengrajin menggunakan metode kuno dalam pengukiran kayu, menggabungkan potongan-potongan dengan pasak dan bukan paku, namun menggunakan pencitraan komputer untuk desain mimbarnya. Lihat, https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Jami%27_al-Aqsha#cite_note-20, Op Cit

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*