Museum ini memiliki 9.000 koleksi karya para seniman kontemporer dari dunia Arab. Qatar berusaha menjadikan negaranya sebagai pelopor kesenian di kawasan tersebut yang belum pernah diambil oleh negara lainnya.
Mathaf: Arab Museum of Modern Art (Museum Seni Modern Arab) adalah museum di Doha, Qatar, yang memamerkan karya-karya seniman dari dunia Arab. Nama Mathaf sendiri diambil dari bahasa Arab yang berarti museum.[1]
Awal Mula
Pada awal 1990-an Sheikh Hassan bin Mohamed bin Ali Al Thani, cucu dari Sheikh Ali bin Abdullah Al Thani, Amir Qatar ke-5, mulai mengumpulkan benda-benda seni modern dan kontemporer, terutama dari kawasan atau tempat yang memiliki hubungan sejarah dan budaya dengan Arab, mulai dari Afrika Utara ke Asia, dan dari Turki dan Iran.
Galeri pertama Mathaf, terletak di dua vila pribadi Sheikh Hassan di Madinat Khalifa, Doha. Waktu itu dia membayangkan galerinya ini akan menjadi tempat untuk memamerkan karya-karya seni dari wilayah tersebut.
Tempat ini kemudian berkembang menjadi ruang temu inspirasi, dialog, dan beasiswa tentang seni modern dan kontemporer bagi para seniman yang tinggal di Doha. Selain itu ia juga menjadi tempat produksi dan pameran seni.[2]
Pada masa-masa itu, Sheikh Hassan membeli berbagai lukisan tentang Arab dari abad ke-20. Dia menilai, bagi Qatar yang pada waktu itu belum lama merdeka, lukisan-lukisan itu merupakan benda yang penting bagi catatan sejarah bangsa itu. Sheikh Hassan diketahui memiliki lebih dari 6.000 koleksi karya seni, banyak di antaranya merupakan karya seniman Arab yang belajar di Eropa.[3]
Hingga pada tahun 2004, Sheikh Hassan memutuskan untuk menyumbangkan seluruh koleksinya untuk museum umum. Kebanyakan dari koleksinya merupakan karya lukisan dan pahatan, meskipun ada juga fotografi dan multimedia.[4]
Kemudian pada tahun 2008, Amir Qatar saat itu mencetuskan konsep “Qatar National Vision 2030” (Visi Nasional Qatar 2030) untuk menggantikan ketergantungan negaranya terhadap minyak dan gas, maka Qatar mesti beralih ke industri lain. Di antara industri yang dimaksud, di antaranya adalah menjadikan Qatar sebagai pusat seni dan kebudayaan.[5]
Dengan visi ini maka apa yang telah dirintis oleh Sheikh Hassan bersambut, Qatar mulai mempersiapkan pembangunan berbagai museum di negara itu. Mathaf adalah salah satunya.
Mathaf
Mathaf mulai dibuka untuk umum pada tahun 2010. Museum ini dirancang ulang oleh arsitek asal Prancis, Jean-François Bodin.[6] Mathaf dimiliki bersama oleh Museum Qatar dan Qatar Foundation, dan sekarang telah memiliki lebih dari 9.000 karya seni di dalamnya.[7]
Mathaf menyelenggarakan berbagai pameran besar, baik dengan tema sejarah maupun eksperimental, dan program pendidikan berskala besar yang menjalankan peran penting sebagai pusat dialog, penelitian, dan sumber daya untuk menumbuhkan kreativitas.
Mathaf juga menyelenggarakan pameran, baik secara tunggal maupun kelompok, oleh para seniman dari wilayah tersebut. Selain itu, ia juga menyelenggarakan acara-acara yang mengeksplorasi tentang seni modern dan kontemporer.[8]
Dan beruntung bagi Anda para pecinta dunia seni tapi belum memiliki kesempatan langsung untuk mengunjungi Mathaf, sebab dari sejak 2013 mereka telah memulai proyek pembuatan ensiklopedia daring, dan kini Anda dapat mengaksesnya secara gratis.
Ensiklopedia Mathaf dapat diakses menggunakan dua bahasa, Arab dan Inggris. Mereka menyediakan informasi mendalam tentang profil para seniman modern dan kontemporer dari dunia Arab, termasuk foto karya-karya mereka. Selain itu, ia juga menyediakan esai ilmiah dan data wawancara dengan seniman-seniman tersebut. Anda dapat mengaksesnya berdasarkan indeks yang disusun berdasarkan abjad.[9]
Bagi Anda yang tertarik dengan Ensiklopedia Daring Mathaf, dapat mengaksesnya melalui link ini.
Mengenai perkembangan Mathaf pada hari ini, Sheikh Hassan selaku penggagas awal mengatakan, “Seniman Arab sekarang menerima visibilitas dan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, di Timur Tengah dan tempat lain di dunia.
“Kami sangat menyambut baik perkembangan ini — tetapi kami tahu bahwa perkembangan ini akan benar-benar berkembang hanya jika seniman itu sendiri dan kolektor, kurator, dan peminatnya dapat menghubungkan aktivitas hari ini dengan pencapaian yang lalu.
“Dengan mempublikasikan karya seni yang khas selama satu abad, Mathaf akan memperdalam percakapan tentang seni Arab dan membantu memajukan kreativitas dunia Arab.”[10] (PH)
Bersambung ke:
Sebelumnya:
Catatan kaki:
[1] Encyclopaedia Britannica, “Mathaf: Arab Museum of Modern Art”, dari laman https://www.britannica.com/topic/Mathaf-Arab-Museum-of-Modern-Art, diakses 8 Novermber 2020.
[2] Mathaf: Arab Museum of Modern Art, “About Us”, dari laman http://www.mathaf.org.qa/en/about-us, diakses 8 November 2020.
[3] The Economist, “Qatar’s culture queen”, dari laman https://www.economist.com/books-and-arts/2012/03/31/qatars-culture-queen, diakses 20 Oktober 2020.
[4] Encyclopaedia Britannica, Loc.Cit.
[5] The Economist, Loc.Cit.
[6] David McManus, “Mathaf: Arab Museum of Modern Art”, dari laman https://www.e-architect.co.uk/qatar/mathaf-arab-museum-modern-art, diakses 8 November 2020.
[7] Mathaf: Arab Museum of Modern Art, Loc.Cit.
[8] Ibid.
[9] Mathaf Encyclopedia of Modern Art and the Arab World, “About”, dari laman http://www.encyclopedia.mathaf.org.qa/en/Pages/About.aspx, diakses 8 November 2020.
[10] David McManus, Loc.Cit.