Mozaik Peradaban Islam

Museum Qatar (5): Museum Nasional Qatar (2)

in Arsitektur

Last updated on November 6th, 2020 02:54 pm

Bangunan ini terinspirasi dari mawar gurun. “Ini adalah arsitektur yang dibuat oleh gurun itu sendiri. Ini adalah pekerjaan angin, pasir, selama ribuan tahun.”

Foto: Iwan Baan

Jika dilihat dari kejauhan, Museum Nasional Qatar akan tampak seperti cakram besar berwarna pasir gurun yang berjalin berkelindan. Cakram-cakram raksasa tersebut bagaikan telah terbang dengan kecepatan tinggi dan saling bertabrakan sehingga menciptakan bentuk artistik tersendiri dengan luas sekitar 1,5 km. Bangunan ini seperti bangunan-bangunan yang ada di film-film fantasi.[1]

Sejak dari tahun 2017, Arab Saudi bersama Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir memutus hubungan diplomatik dan perdagangan, serta menjatuhkan sanksi blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar. Saudi menuduh Qatar telah mensponsori terorisme dan juga terlalu dekat dengan Iran, rival Saudi di kawasan tersebut.[2]

Maka, ketika Museum Nasional Qatar dibuka pada tahun 2019, dengan kemegahannya Qatar seolah hendak menunjukkan identitasnya sebagai kekuatan budaya dunia. Terlebih pada tahun 2022 mendatang, Qatar juga didaulat menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022, yang mana semakin menunjukkan prestisenya.[3]

Jean Nouvel, arsitek Prancis pemenang Penghargaan Pritzker, yang merancang bangunan ini mengatakan, “Ini tidak sepenuhnya gila. Hanya saja terlihat gila.” Hal itulah yang dia sampaikan ketika  menjelaskan sistem yang dia gunakan untuk membangun Museum Nasional Qatar.

Museum Nasional Qatar terbuat dari 250.000 elemen baja berbeda yang dibalut menjadi satu dalam bagian melengkung dan dilapisi dengan beton bertulang serat kaca, bangunan ini terhampar seperti kelopak bunga yang bertumpuk di tepi Teluk Persia.[4]

Foto: Iwan Baan

“Penting untuk menunjukkan bahwa museum ini bukan hanya museum (di padang) pasir — ini adalah museum masa kini, terkait dengan dinamisme Qatar modern,” kata Nouvel. “Dan untuk museum nasional, kita perlu berbicara dengan simbol — kita membutuhkan pendekatan yang monumental.”

Foto: Iwan Baan

Pada tampilan luarnya, susunan lorong-lorong, singkapan-singkapan, dan kanopi-kanopi membuat kompleks bangunan tersebut menjadi teduh terhadap sinar matahari gurun yang intens. Rona lapisan beton bertulang serat kaca (GFRC) warnanya secara gradual berubah, dari putih kusam menjadi krem, menjadi merah muda tipis, berpadu dengan warna pasir gurun di mana-mana.

Foto: Iwan Baan

Warnanya yang serupa dengan debu, bercampur dengan debu-debu sesungguhnya yang umum ditemukan di gedung-gedung di negara itu. Bangunan ini tata letaknya dibuat seperti kalung yang sedang meliuk-liuk, ia melingkari istana bersejarah milik Amir Qatar terdahulu.

Anda dapat memasuki kompleks gedung kuldesak ini dari pintu masuk utama — atau menggunakan kendaraan pengantar yang menyelinap ke bawah tanah museum ini. Ketika Anda berdiri di bagian luar bangunan ini, Anda mungkin akan bertanya-tanya, apa gerangan yang berada di dalam bangunan aneh ini, dengan cakramnya yang bertingkat-tingkat?[5]

Sebagaimana telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, bangunan ini menyajikan penjelajahan sejarah nasional Qatar yang dibagi ke dalam tiga bagian – Permulaan, Kehidupan di Qatar, dan Sejarah Modern Qatar, masing-masing tema disajikan di sebelas galeri yang terpisah dengan berbagai gambar tiga dimensi.[6]

Sheikha Mayassa binti Hamad al-Thani, kepala otoritas Museum Qatar, mengatakan, “Museum Nasional Qatar adalah perwujudan fisik dari identitas kebanggaan Qatar, menghubungkan sejarah negara dengan keragaman dan kekiniannya yang kosmopolitan. Ia akan mencerminkan bagian dari kehidupan setiap warga Qatar, mewakili akar dan identitas kami.

“Pembukaan Museum Nasional Qatar pada Maret 2019 memantapkan posisi negara kita di peta global sebagai (negara dengan) ekonomi progresif yang berbasis pengetahuan dengan sejarah panjang dan kaya, serta menjadikan Qatar (memiliki) suara di dunia.”[7]

Menanggapi keinginan penguasa negara ini yang menginginkan museum tersebut menjadi simbol identitas, Nouvel ketika hendak membangun museum ini memikirkan inspirasi yang berasal dari kekhasan lokal, maka muncullah ide tentang mawar gurun.

Jean Nouvel berdiri di depan Museum Nasional Qatar. Foto: James Merrell

Nouvel menjelaskan, kumpulan kelopak mineral inilah yang berkembang di bawah permukaan gurun saat air asin membentuk bebatuan dan pasir hingga mengikatnya menjadi kristal yang rumit. Ini adalah “arsitektur yang dibuat oleh gurun itu sendiri,” jelasnya. “Ini adalah pekerjaan angin, pasir, selama ribuan tahun,” pungkasnya.[8]

Inilah yang dimaksud dengan mawar gurun. Foto: Ferry Alayn
Mawar Gurun. Foto: Didier Descouens
Varian mawar gurun lainnya, dari daerah Mexico. Foto: CrystalMiner

Ya, jadi jangan sampai Anda salah anggapan bahwa mawar gurun adalah tumbuhan, ia adalah merupakan salah satu jenis selenite (semacam kristal transparan) yang terbentuk dari kombinasi air, angin, dan pasir. Pasir kemudian menjadi tertanam dalam bilah selenite, sementara penambahan air dari waktu ke waktu membantu membentuk formasi mawar yang khas. Pembentukan formasi ini memakan waktu ribuan tahun.[9] Dari sinilah ide tentang desain Museum Nasional Qatar datang. (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Beth Broome, “National Museum of Qatar by Ateliers Jean Nouvel”, dari laman https://www.architecturalrecord.com/articles/14043-national-museum-of-qatar-by-ateliers-jean-nouvel, diakses 2 November 2020.

[2] Al Jazeera, “Saudi foreign minister hints at resolving Qatar blockade”, dari laman https://www.aljazeera.com/news/2020/10/16/saudi-foreign-minister-sees-path-toward-ending-rift-with-qatar, diakses 2 November 2020.

[3] Beth Broome, Loc.Cit.

[4] Julie Lasky, “Ed First Look: The National Museum of Qatar”, dari laman https://www.elledecor.com/life-culture/a26935801/first-look-national-museum-of-qatar/, diakses 2 November 2020.

[5] Beth Broome, Loc.Cit.

[6] Qatar Museums, “National Museum of Qatar–Heartbeat of Our Heritage”, dari laman http://www.qm.org.qa/en/project/national-museum-qatar, diakses 27 Oktober 2020.

[7] National Museum of Qatar, “About The Museum”, dari laman https://www.nmoq.org.qa/the-museum, diakses 2 November 2020.

[8] Julie Lasky, Loc.Cit.

[9] “Desert Rose Selenite”, dari laman https://thecrystalcouncil.com/crystals/desert-rose-selenite, diakses 2 November 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*