Mozaik Peradaban Islam

Museum Qatar (4): Museum Nasional Qatar (1): Mawar Gurun yang Menjulang Tinggi

in Arsitektur

Last updated on November 2nd, 2020 03:04 pm

Museum ini dirancang arsitek Prancis, Jean Nouvel, yang mengaku terinspirasi dari bentuk mawar gurun setempat.

Berbicara Museum Qatar (QM) – dulu disebut Otoritas Museum Qatar (QMA) – bukan berarti hanya membicarakan tentang satu bangunan saja. Jadi, Museum Qatar adalah semacam badan pemerintah yang membawahi pengelolaan banyak museum.[1]

Berikut ini adalah museum atau bangunan yang berada di bawah pengelolaan Museum Qatar:

  1. National Museum of Qatar (Museum Nasional Qatar).
  2. Museum of Islamic Art (MIA-Museum Seni Islam).
  3. Mathaf: Arab Museum of Modern Art (Museum Arab dan Seni Modern).
  4. Fire Station Artist in Residence (Kediaman Seniman di [gedung bekas] Stasiun Pemadam Kebakaran).
  5. 3-2-1 Qatar Olympic and Sports Museum (Museum Olahraga dan Olimpiade Qatar 3-2-1) – sedang dibangun.
  6. Orientalist Museum (Museum Orientalis) – sedang dibangun.
  7. Qatar Children’s Museum (Museum Anak Qatar) – sedang dibangun.
  8. M7 (gedung episentrum desain, inovasi, dan kewirausahaan) – sedang dibangun.
  9. Galleries & Art Spaces (Galeri & Ruang Seni).
  10. Gift Shops (Toko Suvenir).
  11. Restaurants, Cafés and Gift Shops (Restoran, Kafe, dan Toko Suvenir).[2]

Tidak semua museum/bangunan tersebut akan kami bahas dalam seri artikel ini mengingat beberapa di antaranya belum selesai dibangun atau tidak terlalu memiliki banyak keterkaitan dengan arsitektur dan dunia Islam. Adapun yang akan kami bahas adalah Museum Nasional Qatar, Museum Seni Islam, Museum Arab dan Seni Modern, dan Museum Orientalis.

Museum Nasional Qatar

Museum ini  dirancang oleh arsitek Prancis, Jean Nouvel, dengan desain berupa cakram melengkung, persimpangan, dan sudut kantilever – seluruhnya terinspirasi dari bentuk mawar gurun setempat. Museum ini oleh pengelola diyakini dapat menambah kesan dramatis pada lanskap Doha, kota tempat di mana museum ini berada.

Foto: James Merrell

Bangunan unik ini mencakup Istana Syekh Abdullah bin Jassim al-Thani (memerintah 1913-1949) – Amir ketiga Qatar, pada masanya dia berkuasalah ladang minyak Qatar mulai dieksplorasi untuk pertama kalinya –[3] yang baru saja dipugar, yang dengan sendirinya mewakili jantung identitas nasional Qatar.

Syekh Abdullah bin Jassim al-Thani, Amir Qatar ketiga. Foto: Amiri Diwan State of Qatar
Syekh Abdullah bin Jassim al-Thani sebelum direstorasi. Foto: Qatar Museums

Museum ini terbuka untuk umum, menawarkan kepada para pengunjung beragam cara untuk berpartisipasi, mulai dari kegiatan akademis hingga sekadar untuk bersantai karena lokasinya yang menghadap langsung ke Teluk Persia, menawarkan wisata di sekitar pantai.

Museum ini terletak di Teluk Doha, bersatu dalam kompleks Istana Sheikh Abdullah bin Jassim al-Thani yang sudah direstorasi. Foto: Iwan Baan

Gedung ini memiliki auditorium dengan kapasitas 220 kursi, yang dapat memberikan wahana belajar bagi para pelajar dan peneliti. Selain itu ia juga memiliki laboratorium dan pusat penelitian.

Bagi mereka yang ingin sekadar bersantai dan meluangkan waktu, akan ada tempat baru untuk makan, termasuk restoran dan taman di puncak gedung yang menawarkan pemandangan Qatar dari ketinggian.

Meskipun untuk bersantai, namun restoran ini tetap melekatkan identitas sejati dari fungsi bangunan ini, yaitu untuk kegiatan akademis. Di sana tersedia wahana belajar interaktif yang ramah bagi keluarga dan taman yang memiliki berbagai jenis tanaman asli Qatar.

Museum Nasional Qatar yang belum lama dibuka ini (2019) menyajikan kisah tentang negara Qatar dan rakyatnya, mulai dari masa paling awal hingga saat ini dan rencana ke depan negara ini.

Didesain agar para pengunjung dapat merasakan pengalaman yang “senyata” mungkin, museum ini menyajikan berbagai gambar tiga dimensi yang mengelilingi para pengunjung. Penjelajahan sejarah Qatar dibagi ke dalam tiga bagian — Permulaan, Kehidupan di Qatar, dan Sejarah Modern Qatar, masing-masing tema disajikan di sebelas galeri yang terpisah.

Galeri tiga dimensi yang menyajikan sejarah tentang Qatar. Foto: Iwan Baan
Peta kompleks Museum Nasional Qatar. Foto: Jean Nouvel

Total perjalanan pengunjung selama menjelajahi museum ini mencapai hingga 1,5 km. Pengelola museum mengklaim bahwa para pengunjung dapat “melakukan perjalanan melalui perpaduan menarik dari semua lingkungan yang mencakup dan penceritaan menarik yang akan melibatkan semua indra.”[4] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] The Economist, “Qatar’s culture queen”, dari laman https://www.economist.com/books-and-arts/2012/03/31/qatars-culture-queen, diakses 20 Oktober 2020.

[2] Qatar Museums, “Museum and Galleries”, dari laman http://www.qm.org.qa/en/museums-galleries, diakses 27 Oktober 2010.

[3] Amiri Diwan State of Qatar, “Sheikh Abdullah Bin Jassim Al Thani”, dari laman https://www.diwan.gov.qa/about-qatar/qatars-rulers/sheikh-abdullah-bin-jassim-al-thani?sc_lang=en, diakses 27 Oktober 2020.

[4] Qatar Museums, “National Museum of Qatar–Heartbeat of Our Heritage”, dari laman http://www.qm.org.qa/en/project/national-museum-qatar, diakses 27 Oktober 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*