Noor Inayat Khan: Muslimah yang Menjadi Elit Mata-Mata Inggris di Perang Dunia II (4)

in Tokoh

“ Liberte!! demikianlah kata terakhir yang diucapkan oleh Noor Inayat Khan sesaat sebelum dieksekusi. Kata tersebut bermakna ‘Kebebasan’ atau ‘Merdeka’, merupakan gagasan yang sama dimiliki oleh hampir semua pejuang sejati di seluruh belahan dunia, maupun di segala zaman. Dan sebagaimana layaknya semua pahlawan sejati, kisah perjuangan mereka melampui skat-skat perbedaan, agama, bangsa dan ras. Mereka menjadi inspirasi dan khasanah moral bagi setiap manusia.”

—Ο—

 

Bukan hal mudah melarikan diri dari penjara Gestapo, meski yang sistem keamanannya paling minim sekalipun. Tapi hal tersebut ternyata bisa dibantah oleh Noor Inayat. Meski di bawah tekanan dan proses interogasi yang terus menerus di Avenue Foch, Paris, Noor Inayat tercatat pernah dua kali melakukan upaya melarikan diri. Tapi hanya beberapa jam saja, Noor Inayat berhasil kembali dibekuk dan dijebloskan kembali ke penjara. Setelah gagal melarikan diri untuk kedua kalinya, Gestapo akhirnya memaksa Noor Inayat agar menandatangi pernyataan bahwa dia tidak akan lagi berusaha melarikan diri dan bersedia bekerja sama. Namun Noor Inayat menolak.

Hingga akhirnya, pada bulan November 1943, Gestapo memutuskan untuk mengirim Noor Inayat ke penjara Pforzheim di Jerman. Dia adalah agen wanita pertama yang pernah merasakan kerasnya penjara ini. Di penjara ini, Noor Inayat diklasifikasikan sebagai tahanan “sangat berbahaya”. Untuk itu kaki tangannya dibelenggu, dan dimasukkan ke penjara isolasi dengan standar maximum security. Dimana selnya dipisahkan sendiri dari komplek tahanan lainnya. Kualitas sel tempat dia dipenjara sudah lebih dari cukup menunjukkan betapa berharga dan berbahaya sosok Noor Inayat bagi Jerman dalam peperangan ini.

Penjara Pforzheim di Jerman. Sumber gambar: dirkdeklein.net

 

Sebagai catatan, jumlah seluruh agen SOE yang dikirim ke Perancis pada masa Perang Dunia II adalah 470 orang. Sebanyak 39 orang atau 8% diantaranya adalah wanita. 1/3 wanita tersebut dikabarkan tewas baik dalam tahanan maupun karena dieksekusi. 12 orang dari mereka diduga telah dieksekusi. Tapi tidak tidak ada catatan jelas yang ditemukan tentang proses eksekusinya setelah Perang Dunia II. Semua infomasi mengenai kematian mereka diambil dari pengakuan orang per orang, baik dari para agen pria inggris ataupun tentara Jerman di ruang sidang pasca Perang Dunia II. Pengakuan mereka inilah yang dijadikan sebagai basis data oleh Direktur SEO Vera Atakin.[1]

Berdasarkan laporan tersebut, sebanyak 39 agen wanita SOE yang dikirim ke Perancis 13 diantaranya tidak pernah kembali. 4 dari mereka dikabarkan telah dieksekusi di Natzweiler, kamp konsentrasi Jerman di Perancis; 4 lainnya di kamp konsentrasi Ravensbrück;[2] Satu orang meninggal diakibatkan meningitis; dan 4 lainnya – termasuk Noor Inayat Khan – dieksekusi di kamp konsentrasi Dachau, di Jerman. Tapi sebelum di eksekusi, mereka semua sempat dikumpulkan terlebih dahulu di Penjara Gestapo di Avenue Foch, Paris. Kemudian semuanya dipindahkan ke penjara Fresnes, Paris, kecuali dua orang Sonia Olschanezky dan Noor Inayat Khan. Khusus Noor Inayat Khan, dia dikirim ke penjara Pforzheim, Jerman, pada 27 November 1943.[3]

Selama 10 bulan Noor Inayat berada di penjara Pforzheim. Kabar yang beredar, dia diberi suplai makanan yang minim, dan mengalami pemukulan serta penyiksaan yang luar biasa secara berulang-ulang di tempat itu. Berdasarkan kesaksian para tahanan lain di tempat itu, mereka sering kali mendengar jerit tangisan Noor Inayat di malam hari akibat siksaan yang terus menerus dilakuakn oleh Gestapo. Mereka mengetahui identitas tahanan tersebut dari alat-alat makan bekas digunakan Inayat. Di bawah piring tersebut terdapat bekas cakaran kuku yang berisi informasi, bahwa namanya adalah “Nora Baker”.[4] Identitas pertama Noor Inayat di kesatuan SOE.

Bagi orang-orang yang meneliti tentang karakternya, mereka terpukau dengan keteguhan karakter Noor Inayat. Bagaimana tidak? Seorang yang begitu lembut dan welas asih, bisa demikian tegar dibawah tekanan yang luar biasa. Inilah salah satu pesona dari kisah hidup Noor Inayat yang digambarkan pada komentatornya.

Kisah tentang keteguhan Noor Inayat Khan di bawah interogasi yang brutal selama berbulan-bulan telah dikonfirmasi oleh sejumlah kesaksian para prajurit Jerman sendiri pasca Perang Dunia II. Rita Kramer, penulis buku Flames in the Field: The Story of Four SOE Agents in Occupied France, mengatakan, “Agen-agen yang tertangkap dalam jaringan Prosper, baik pria maupun wanita, tahu bahwa mereka telah dikhianati oleh rekan senegara mereka sendiri dan mereka memberikan informasi kepada Jerman karena hal ini. Kecuali Noor Inayat Khan. Setelah perang, ketika orang-orang Gestapo diinterogasi, mereka membenarkan bahwa Noor tidak memberi tahu mereka apa pun.”[5]

Akhirnya, setelah 10 bulan Gestapo menahan dan tetap tidak berhasil mendapatkan apapun dari Noor Inayat Khan, pada bulan September 1944, Noor Inayat dipindahkan ke kamp konsentrasi Jerman di Dachau bersama 3 orang agen lainnya. Dan pada tanggal 13 September mereka semua di bawa ke krematorium untuk dieksekusi oleh regu tembak. Tapi sebelum itu, Noor Inayat mendapat penyiksaan yang luar biasa. Dia mendapat pukulan dan tendangan yang brutal dari eksekutornya, hingga akhirnya dia tidak mampu lagi berdiri dan dieksekusi dalam keadaan berlutut.[6]

Di Inggris, pada malam ketika Noor Inayat dieksekusi, ibu dan salah seorang saudara laki-lakinya bermimpi yang sama. Mereka melihat Noor Inayat datang dengan diselimuti cahaya biru yang lembut. Dalam mimpi itu, dia mengatakan bahwa kini dia telah “bebas”.[7]

Kamp konsentrasi Dachau di Jerman. Sumber gambar: http://poisonpage.blogspot.com

 

Di dinding selatan krematorium di bekas kamp konsentrasi Dachau, tepat di sebelah salah satu oven, tergantung sebuah plakat untuk menghormati empat agen SOE Inggris: Noor Inayat Khan, Yolanda Beekman, Elaine Plewman, dan Madeleine Damerment. Sumber gambar: scrapbookpages.com

 

Tampilan dekat dari plakat di dinding krematorium Dachau. Sumber gambar: scrapbookpages.com

 

Munurut salah satu artikel di bbc.com, kata terakhir yang diucapkan Noor Inayat Khan sesaat sebelum eksekutor menembaknya sederhana saja, “Liberte!!!”[8]

Menurut Sarbrani Basu, yang juga penulis buku Spy Princess, “Liberte yang bermakna “Kebebasan” atau “Merdeka” merupakan gagasan yang sama dimiliki oleh hampir semua pejuang sejati di seluruh belahan dunia, dan di segala zaman. Dan sebagaimana layaknya semua pahlawan sejati, kisah perjuangan mereka melampui skat-skat perbedaan, agama, bangsa dan ras. Mereka menjadi inspirasi dan khasanah moral bagi setiap manusia.[9]

Hal inilah yang dimiliki oleh Noor Inayat Khan. Atas keberanian dan jasa-jasanya selama Perang Dunia II, pemerintah Inggris menganugrahinya medali George Cross pada tahun 1949. Sedang di Perancis dia dihormati dengan Croix de Guerre, dan kemudian dengan dua peringatan dan upacara tahunan untuk mengenang kematiannya. Baik George Cross maupun Croix de Guerre, adalah medali paling prestisius, yang hanya dianugerahkan pada sosok dengan jasa kepahlawanan dan keberanian sangat tinggi. Noor Inayat Khan adalah salah satu dari tiga orang anggota Palang Merah Inggris yang mendapat medali tersebut karena jasanya di Perang Dunia II.

Pada tahun 2011, pemerintah Inggris membuat monument peringatan bagi Noor Inayat Khan di pusat kota London. Dan pada 8 November 2012, upacara penyingkapan patung perunggu Noor Inayat Khan di lakukan dengan khidmat oleh HRH The Princess Royal di Gordon Square Gardens, London. Menurut catatan, ini adalah monument peringatan pertama yang dibuat oleh pemerintah Inggris untuk orang yang berlatar belakang Islam dan juga Asia. Dan pada 25 Maret 2014, kantor pos Inggris (Royal Mail) mengeluarkan edisi perangko yang bergambar Noor Inayat Khan untuk menghormati jasa-jasanya. (AL)

 

Penyingkapan patung perunggu oleh HRH The Princess Royal berlangsung pada 8 November 2012 di Gordon Square Gardens, London. Sumber gambar: dirkdeklein.net

 

Perangko yang bergambar Noor Inayat Khan. Sumber gambar: dirkdeklein.net

 

Selesai

Sebelumnya:

Noor Inayat Khan: Muslimah yang Menjadi Elit Mata-Mata Inggris di Perang Dunia II (3)

Catatan kaki:

[1] Lihat,  British SOE Agents executed at Dachau,

http://www.scrapbookpages.com/DachauScrapbook/BritishSOEagents01.html, diakses 23 Oktober 2018

[2] Ravensbrück merupakan kamp konsentrasi Jerman khusus untuk wanita. Lokasinya berada di sebelah utara Jerman, sekitar 90Km dari Berlin. Kamp konsentrasi ini beroperasi dari tahun 1939 hingga 1945. Lihat, Ravensbrück concentration camp https://en.wikipedia.org/wiki/Ravensbr%C3%BCck_concentration_camp, diakses 23 Oktober 2018

[3] Lihat,  British SOE Agents executed at Dachau, Op Cit

[4] Lihat, Forgotten History – Noor Inayat Khan, https://dirkdeklein.net/2016/03/10/forgotten-history-noor-inayat-khan/, diakses 23 Oktober 2018

[5] Lihat,  British SOE Agents executed at Dachau, Op Cit

[6] Lihat, Noor-Un-Nisa, http://www.pirzia.org/noor-un-nisa/, diakses 23 Oktober 2018

[7] Ibid

[8] https://www.bbc.com/news/uk-20240693

[9] Ibid

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*