Penaklukan Andalusia (3): Thariq bin Ziyad, Sang Jenderal dari Afrika

in Sejarah

Last updated on May 8th, 2018 03:34 pm

“Thariq bin Ziyad memandang pegunungan yang ada di hadapannya. Pada waktu itu masih disebut dengan Gunung Hollow, sebuah nama Romawi. Di kemudian hari gunung tersebut diganti namanya menjadi Jabal Thariq, atau oleh lafal Barat disebut Gibraltar.”

–O–

Catatan dari Redaksi: Setelah mempublikasikan seri artikel “Penaklukan Andalusia” sebanyak dua seri, kini redaksi akan melanjutkan tema ini dalam versi sejarah yang berbeda, dan dari sumber referensi yang berbeda. Harapan dari redaksi adalah semoga ini bisa menambah khazanah kekayaan sumber referensi tentang sejarah Islam.

–O–

Pada masa Dinasti Umayyah berkuasa, di bawah kepemimpinan khalifahnya yang ke-6, Al-Walid bin Abdul-Malik (berkuasa pada 705–715), pasukan Arab melakukan invasi ke Spanyol.[1] Pemerintahan Al-Malik akan menandai kemajuan besar terakhir dalam sejarah Dinasti Umayyah – atau dinasti Islam berikutnya. Penaklukan ini merupakan awal dari berkuasanya pemerintahan Islam di Semenanjung Iberia hingga hampir 800 tahun ke depan. Setidaknya sejarah telah mencatat seperti itu.[2]

Tetapi, apakah yang terjadi itu memang tepat disebut sebagai penaklukan? Mengingat tokoh kunci di dalam invasi tersebut ternyata bukan seorang Arab. Kemudian, peristiwa lain yang terjadi setelahnya pun akan membuat kita berpikir ulang, apakah peristiwa sejarah tersebut memang sebuah penaklukan bangsa Arab terhadap Spanyol?[3]

 

Thariq bin Ziyad

Pada musim semi tahun 711, seorang lelaki berdiri dan termenung, dia menatap hamparan pegunungan yang berada di hadapannya. Penduduk setempat pada waktu itu masih menamai gunung tersebut dengan nama Romawi, yaitu Gunung Hollow.[4]

Lukisan Thariq bin Ziyad dari pertengahan abad ke-19, dilukis oleh Theodor Hosemann (1807-1875).

Orang itu adalah Thariq bin Ziyad, dan dia akan mencatatkan nama besar dalam sejarah. Setelah Thariq menguasai wilayah ini, baik puncaknya, lembahnya, punggungannya, dan air-air yang mengalir di dalamnya akan dikenal dengan namanya sendiri, yakni Gunung Thariq. Di dalam bahasa Arab itu disebut dengan Jabal Thariq, sementara dalam bahasa Inggris, sekarang kita mengenalnya dengan sebutan Gibraltar.[5]

Thariq adalah penduduk asli Afrika Utara, mungkin dari wilayah yang kita kenal sekarang sebagai Libya. Dia merupakan anak suku Berber, yang merupakan penduduk asli Afrika Utara. Orang Berber adalah orang pertama yang mendiami wilayah barat laut Afrika. Pada akhir abad ke-7, orang-orang Arab Muslim mendatangi Afrika Utara, menaklukkan daerah tersebut dan mengenalkan agama Islam dan bahasa Arab. Kelompok minoritas Berber menerima Islam namun mempertahankan bahasa dan adat istiadatnya.[6]

Pada peristiwa penaklukan tersebut, Thariq dan sukunya mengalami kekalahan, dan dia harus dipenjara sebagai tawanan perang. Selanjutnya Thariq menjadi tawanan milik Musa bin Nusayr, Gubernur asal Arab untuk Ifriqiya (sekarang Tunisia), yang sebelumnya merupakan provinsi milik Kekaisaran Romawi. Bertahun-tahun selanjutnya Thariq menghabiskan hidupnya menjadi seorang budak.[7]

Namun, Musa bin Nusayr, menyadari ada sesuatu yang lain dari sosok Thariq, dia melihat Thariq merupakan seorang pemberani, dan dia memiliki bakat untuk menjadi pemimpin. Musa kemudian memberikan Thariq kebebasan, dan selanjutnya dia mengabdi menjadi tentara di bawah kepemimpinan Musa. Thariq kemudian masuk Islam, dan karena bakat kepemimpinannya, karirnya melejit naik, oleh Musa dia diangkat menjadi jenderal.[8]

Kehidupannya telah berubah secara dramatis, sekarang dia berdiri sebagai seorang jenderal yang memimpin pasukannya, bersiap-siap untuk melakukan serangan ke Spanyol. Sejarawan Islam, Ibnu Khaldun mengisahkan, bahwa Thariq telah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di dalam mimpinya. Di dalam mimpinya, Rasulullah berkata kepada Thariq, “beranilah wahai Thariq! Dan selesaikan apa yang telah ditakdirkan untukmu.”[9]

 

Catatan Sejarah

Dalam peristiwa serangan Arab ke Spanyol, satu-satunya dokumen sejarah yang ditulis oleh saksi mata dan dokumennya masih ada sampai hari ini adalah sebuah dokumen yang berjudul “Catatan Sejarah 754” (the Chronicle of 754). Dokumen sejarah tersebut ditulis oleh seorang Kristen asli Iberia yang hidup di bawah kekuasaan orang-orang Arab. Dokumen tersebut dinamai “Catatan Sejarah 754” karena itu adalah tahun terakhir di mana penulisnya menuliskan sejarah.[10]

Catatan Sejarah 754 sebenarnya memiliki banyak ketidakjelasan dalam poin-poin penting, misalnya, berapa jumlah prajurit yang berperang? Di lokasi mana saja pertempuran terjadi? Dan seterusnya. Namun, dalam hal dokumentasi autentik, hanya itulah satu-satunya yang ada.[11]

Untuk narasi sejarah dalam bahasa Arab, itupun tidak lebih baik dibanding Catatan Sejarah 754. Pertama kalinya ditulis oleh Ibn ʿAbd al-Ḥakam, secara umum dia adalah seorang sejarawan yang cukup berhati-hati, namun dalam hal penulisan sejarah serangan Arab ke Spanyol, dia juga menggunakan referensi dari dokumen sejarah sebelumnya yang memiliki banyak ketidakjelasan.[12]

Selain itu, meskipun ʿAbd al-Ḥakam memberikan lebih banyak rincian kejadian dibandingkan Catatan Sejarah 754, tapi dia menuliskannya di Kairo yang memiliki jarak hampir 5.000 km dari Andalusia. Itupun dia menuliskannya 150 tahun kemudian setelah kejadian. Terlebih, menurut Robert Brunschvig dalam bukunya mengatakan, bahwa ʿAbd al-Ḥakam terlalu banyak mencampurkan kronologi dengan legenda-legenda yang baru ada kemudian setelah peristiwa itu terjadi.[13] (PH)

Bersambung ke:

Penaklukan Andalusia (4): Apakah Bangsa Arab Benar-Benar Menduduki Spanyol?

Sebelumnya:

Penaklukan Andalusia (2)

Catatan Kaki:

[1] “Al-Walīd: Umayyad caliph”, dari laman https://www.britannica.com/biography/al-Walid, diakses 7 Mei 2018.

[2] Eamon Gearon, Turning Points in Middle Eastern History, (Virginia: The Great Courses, 2016), hlm 44.

[3] Ibid.

[4] Ibid.

[5] Charles Ayitey dan Deidre Gantt, “Mighty Warrior Tariq Ibn Ziyad Leads Islamic Conquest of Spain This Day in 711”, dari laman https://face2faceafrica.com/article/tariq-ibn-ziyad-leads-islamic-conquest-spain, diakses 7 Mei 2018.

[6] Redmond, WA, “Algeria”, (Encarta  Encyclopedia 2009: Microsoft Corporation, 2008)

[7] Eamon Gearon, Loc. Cit.

[8] Ibid.

[9] Charles Ayitey dan Deidre Gantt, “Mighty Warrior Tariq Ibn Ziyad Leads Islamic Conquest of Spain This Day in 711”, dari laman https://face2faceafrica.com/article/tariq-ibn-ziyad-leads-islamic-conquest-spain, diakses 7 Mei 2018.

[10] Eamon Gearon, Ibid., hlm 45.

[11] Ibid.

[12] Ibid.

[13] Robert Brunschvig, Ibn ‘Abdalh’akam et la conquête de l’Afrique du Nord par les Arabes, (Annales de l’Institut d’Etudes Orientales, v. 6: 1942–44) hlm 108-155.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*