Safiyyah Binti Huyayy (1)

in Tokoh

Last updated on June 18th, 2023 04:43 am

“Saffiyah binti Huyayy adalah satu-satunya Ummul Mukminin (Istri Rasullullah Saw) yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa nabi.”

Sumber gambar: muslimah.or.id

Ummul Mukminin artinya ibu orang-orang mukmin, merupakan gelar untuk 11 istri Nabi Muhammad SAW yang wajib dimuliakan. Gelar ini sebagai bentuk cinta nabi kepada keluarganya. Salah satu di antara istri nabi yang dijuluki Ummul Mukminin adalah Saffiyah binti Huyayy.

Kisah Saffiyah ra tidak begitu familiar bagi sebagian orang, dibandingkan istri-istri nabi lainnya.  Konon, Saffiyah ra. memiliki paras yang begitu cantik. Ia pun sosok pembelajar yang baik, bahkan Ibnu Al-Atsir dan An-Nawawi memujinya sebagai perempuan yang cerdas.[1] Tidak banyak yang tahu bahwa Saffiyah ra bukanlah dari bangsa Arab, melainkan keturunan Yahudi Bani an-Nadhir.

Masa di Bani an-Nadhir

Safiyyah binti Huyayy (صفية بنت حيي) lahir di Madinah 9 tahun sebelum Hijriah (612 M). Ia merupakan putri dari keluarga bangsawan yang berpengaruh di Madinah. Ayahnya Huyayy bin Akhtab adalah kepala kabilah Yahudi Bani an-Nadhir, sedangkan ibunya Barrah binti Samau-al dari kabilah Bani Qurayza.

Melihat dari nasabnya, Safiyyah ra merupakan keturunan al-Lawi dari Bani Israil.[2] Salah satu sumber mengatakan bahwa al-Lawi dari garis leluhurnya merupakan Ishaq bin Ibrahim as.[3] Sedangkan sumber lain menyatakan bahwa Bani an-Nadhir yang merupakan keturunan al-Lawi (Bani Israil) memiliki hubungan kekeluargaan dari Nabi Yaqub as., juga Nabi Yusuf as.[4]

Dari beberapa sudut pandang semua memiliki pernyataan yang sama, di mana Saffiyah ra termasuk keturunan dari Nabi Harun as—kakak dari Nabi Musa as. Ini satu keistimewaan, di mana Saffiyah ra adalah satu-satunya perempuan yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa nabi.

Sebelum bertemu dengan Nabi Muhammad Saw, Saffiyah ra sudah menjalani bahtera rumah tangga sebanyak dua kali. Suami pertamanya bernama Salam bin Mishkam. Usia pernikahan mereka terbilang singkat hanya satu tahun (624 – 625 M), yang berakhir dengan perpisahan. Dua tahun kemudian Saffiyah ra menikahi Kanana bin Abi Al-Haqeeq. Pernikahan kedua Saffiyah ra, pun hanya berlangsung selama satu tahun (627 – 628), karena Kanana tewas dalam peperangan.

Sebelum Perang Khaybar

Dua kabilah besar bertikai selama 120 tahun, sebelum Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Kala itu Madinah disebut sebagai Yatsrib.

Adalah kabilah Khazraj dengan sekutu Yahudi Bani an-Nadhir, dan kabilah Aus bersekutu dengan Yahudi Bani Quraizhah. Para pemuka kabilah di Madinah sadar akan kondisi sosial politik di kota tersebut sangatlah genting, sehingga membutuhkan seorang hakam (arbitrator), untuk menyelesaikan sengketa dua suku besar.

Sehingga para kabilah dari Madinah, menemui Nabi Muhammad Saw, dan meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di sana. Karena, Nabi Muhammad Saw dikenal atas reputasinya sebagai Al-Amin, orang yang jujur dan terpercaya.

Nabi Muhammad Saw pun menyetujui permintaan para pemuka kabilah di Yatsrib, dan berhijrah bersama umat Muslim dari Mekkah ke Madinah.

Di tahun pertama Hijriah, Nabi Muhammad Saw membuat perjanjian dikenal sebagai Piagam Madinah. Isinya adalah, “bahwa para warga muslim dan non-muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani, serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan.”

Piagam Madinah berisi 47 pasal, dituliskan juga dalam kitab Siratun Nabi oleh Ibnu Hisyam.[5] Perjanjian tersebut disetujui oleh semua pihak, terlebih dari pihak kabilah yang bertikai.

Di tahun 7 H—setelah ditandatanganinya piagam Madinah, Huyayy merencanakan suatu plot yang besar untuk melenyapkan Nabi Muhammad Saw. Ia mempengaruhi dan berkonspirasi dengan suku-suku Yahudi lainnya. Padahal ia dan kaumnya seharusnya tunduk pada perjanjian Piagam Madinah, untuk tidak saling mengadvokasi satu sama lain. Namun, Huyayy melanggar kesepakatan tersebut.

Desas-desus pengkhianatan yang hendak dilakukan oleh Huyayy terdengar oleh Nabi Muhammad Saw. Maka Rasulullah pun memutuskan pergi menuju Khaybar menemui Huyayy. Khaybar merupakan benteng dari Bani an-Nadhir yang terletak di Semenanjung Arabia. (TR)

Bersambung …

Catatan kaki:


[1] Salam, Saffiyah binti Huyay Ummul Mukminin Keturunan Yahudi, pada laman https://salam.ui.ac.id/shafiyyah-binti-huyay-ummul-mukminin-keturunan-yahudi/ diakses pada 10 Mei 2023

[2] Alsiraj Official Website, Propethood House ‘Mother of the believers Saffiya bint Huyayy, pada laman https://www.alsiraj.net/English/albayt/html/page08.html diakses pada 11 Mei 2023

[3] Nasab Shaffiyah binti Huyai bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Ka’ab bin al-Khazraj bin Abi Hubaib bin an-Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn, termasuk keturunan Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Israel bin Ishaq bin Ibrahim

Pecihitam, Shafiyah binti Huyay Salah Satu Istri Rasulullah dari Keturunan Yahudi, pada laman https://www.pecihitam.org/shafiyah-binti-huyay-salah-satu-istri-rasulullah-dari-keturunan-yahudi/ diakses pada 10 Mei 2023

[4] Thaqlain, Saffiya bint Huyayy’s Jewish Background & Her Love for the Prophet, pada laman https://www.youtube.com/watch?v=Ku-fTviowfs&list=PLOXzVYnjThorUIEtu2YYLNRMq6CBgUOu3&index=25 diakses pada 10 Mei 2023

[5] Abdul Hadi, Isi Piagam Madinah dan Latar Belakang Sejarah Kelahirannya, pada laman https://tirto.id/f644 diakses pada 11 Juni 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*