Mozaik Peradaban Islam

Satu Abad Pejuang Toleransi Ustadz Husein al-Habsyi (6): Berhenti Merokok

in Tokoh

Di Madinah Husein bertemu dengan seorang waliyullah yang meludahi isi mulutnya. Semenjak itu dia berhenti merokok.

Ustadz Husein al-Habsyi. Foto: YAPI Bangil

Meski demikian, dokter dan para perawat tidak putus asa untuk menyelamatkan nyawa Husein al-Habsyi yang sedang berada di meja operasi. Akhirnya, untuk sumber listrik mereka menggantinya dengan genset. Sementara itu untuk sumber penerangan mereka menggunakan lampu dari mobil sejenis Toyota Hard Top.[1]

Beruntung, nyawa Husein dapat diselamatkan dan operasinya berlangsung sukses. Setelah sadar, dokter Belanda memberitahunya bahwa dia berhasil lolos dari kematian dan seolah telah mendapatkan nyawa baru.

Meski demikian, sebagaimana telah diperingatkan oleh sang dokter, karena Husein menolak untuk menerima transplantasi paru-paru orang lain atau dipasang alat bantu pernapasan dari sejenis bahan plastik, maka sisa usianya dikatakan hanya tinggal dua tahun lagi.

Tetapi dalam waktu dua tahun itu, Husein dapat menjalani kehidupan dan bahkan memiliki putra lagi, yaitu Abu Bakar. Tetapi bagaimanapun bekas operasi itu berdampak kepada tubuhnya. Kini, karena ada sebagian paru-parunya yang diangkat, tubuhnya menjadi doyong ke kanan.

Selain itu, jika dia berjalan cepat atau berbicara panjang, nafasnya menjadi sering terengah-engah atau terbatuk-batuk. Bukan hanya itu, bahu kirinya pun menjadi turun akibat pembedahan. Dan dari pundak sampai ke arah rusuknya ada bekas sayatan luka operasi yang cukup tebal.

Dua tahun kemudian berlalu, dan Husein tetap hidup. Tidak seperti yang telah dikatakan dokter Belanda itu. Pada saat itu Husein bernazar, jika dia berumur panjang, maka dia akan mewakafkan sisa usianya untuk perjuangan Islam.[2]

Berhenti Merokok

Meskipun kondisi paru-paru sudah tidak seperti semula, dan bahkan sudah jauh berkurang, namun Husein masih melanjutkan kebiasaan merokoknya. Sebenarnya dia ingin berhenti, tapi hal ini dirasanya cukup sulit.

Hingga pada tahun 1949, Husein berkesempatan untuk melaksanakan umroh ke Makkah. Setelahnya dia kemudian ke Madinah dan menetap cukup lama di sana. Di sana dia bertemu dengan seorang guru dan waliyullah, konon, meski tidak diketahui siapa namanya, guru itu juga seorang habib.

Husein kemudian menceritakan keinginannya untuk berhenti merokok kepadanya. Guru itu kemudian memerintahkan Husein untuk membuka mulutnya dan dia meludahinya di sana. Semenjak itu, Husein berhenti merokok.

Versi lain, menurut salah seorang putra Husein, kisah bertemunya Husein dengan guru dan waliyullah itu tidak terjadi di alam nyata, melainkan di dalam mimpi. Di dalam mimpinya Husein bertemu dengan waliyullah, kemudian dia minta didoakan agar dapat berhenti merokok. Dan Husein pun berhenti.

Kembali ke Indonesia, Husein yang sudah berhenti merokok kini menjadi tidak menyukai rokok, bahkan asapnya saja dia tidak suka. Dia begitu tidak menyukai rokok sampai-sampai orang yang merokok di kejauhan pun dia tegur. Dan akibatnya semua orang yang mau berjumpa dengannya dari jauh-jauh sudah bersih-bersih supaya tidak tercium bau rokok.[3] (PH)

Bersambung….

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Dalam wawancara dengan Wardah al-Kaff, istri ketiga Husein al-Habsyi, pada 11 Mei 2021, dia menyebutkan bahwa lampu penerangan pengganti ini berasal dari mobil Toyota Hard Top. Toyota Hard Top sebetulnya bukan nama sebenarnya dari Toyota jenis ini, ia adalah sebutan yang lebih populer saja di Indonesia, nama aslinya adalah Land Cruiser.

Operasi Husein diperkirakan terjadi pada tahun 1942, sebab apabila dilihat dari kronologi perjalanan hidupnya, mulai Desember 1941 lah dia memutuskan untuk kembali Indonesia. Sempat pindah-pindah ke berbagai tempat dan sempat menetap di Palembang, dia akhirnya tiba di Surabaya yang mana kemudian dilanjutkan ke Malang untuk melakukan operasi ini.

Sementara itu, tentara Jepang masuk ke Indonesia pada Maret 1942. Maka jika kronologis ini dicocokkan, informasi dari Wardah al-Kaff kemungkinan besar benar, mobil yang digunakan adalah mobil Jepang sejenis Toyota Hard Top. Apabila dilihat tahun produksi, tahun itu sebenarnya belum ada Land Cruiser, melainkan cikal bakalnya yang disebut dengan type AK10 yang diproduksi pada tahun 1942.

[2] Wawancara dengan Wardah al-Kaff, istri ketiga Husein al-Habsyi, pada 11 Mei 2021.

[3] Wawancara dengan Musa Kazhim al-Habsyi, salah satu putra Husein al-Habsyi, pada 7 Mei 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*