“Saya menerima Islam karena saya secara terbuka menerima Nabi Muhammad SAW, dan itulah yang membuat saya Muslim, saya memahami Al-Quran sebagai kelanjutan dari tradisi Ibrahim…. Di dalam hati saya merasa bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, bahwa untuk mengakui Tuhan, untuk memiliki hubungan dengan Tuhan secara langsung adalah melalui Islam. Ini adalah agama yang indah, dan sangat disalahpahami di dunia Barat.”[1]
~ Sean Christopher Ali Stone
–O–
Pada tanggal 14 Februari 2012, di usianya yang ke 27, Sean Stone mengucapkan syahadat di Isfahan, Iran. Sean Stone adalah bintang film Hollywood dan juga sutradara film dokumenter.[2] Dia adalah anak dari sutradara ternama Hollywood, Oliver Stone, yang beberapa kali pernah memenangkan penghargaan paling bergengsi, Oscar, di antaranya dari film Born on the Fourth of July (1989) dan Platoon (1986) sebagai sutradara terbaik.[3]
Di Iran, Sean sedang menggarap sebuah film dokumenter tentang Jalaluddin Rumi, seorang penyair mistik dari Persia pada abad ke-13.[4] Sean juga datang ke sana sekaligus sebagai tamu undangan dalam konferensi tentang Hollywoodism and Cinema, dalam acara tersebut Mahmoud Ahmadinejad, presiden Iran waktu itu, memberinya salinan Rubaiyat, karya Omar Khayyam.[5]
Ditemani temannya, Bahram Heidari, orang Iran yang tinggal di Kanada, yang membantu Sean dalam proyek pembuatan film tentang Rumi, Sean masuk ke dalam sebuah masjid di Isfahan dan menyatakan ingin masuk Islam. Ternyata di sana para wartawan sudah menunggu momen tersebut, Sean terkejut, “kami tidak mengundang wartawan mana pun,” katanya. “Kami tidak tahu bagaimana mereka bisa tahu tentang ini.”[6]
Dalam pemahaman Sean, dia merasa tidak pindah agama, karena menurutnya Islam masih dalam satu rangkaian dalam ajaran Nabi Ibrahim. “Saya tidak pindah,” katanya, “karena saya tidak percaya anda dapat pindah (agama) dari Tuhan yang sama. Ini merupakan penerimaan Islam sebagai kelanjutan, apa yang saya sebut, sebagai tradisi Yudeo-Kristen dari sejak zaman Ibrahim.”[7]
Ayah Sean, Oliver Stone, merupakan seorang Yahudi, dan Ibunya, Elizabeth Burkit Cox, adalah seorang Kristen. Ketika usia Sean 9 tahun, ayahnya pindah agama menjadi Budha, Sean bahkan sempat dipertemukan dengan Dalai Lama di Tibet oleh ayahnya. Sean bercerita, bahwa pengalaman tersebut membuka matanya dan mengilhami dia untuk berlatih meditasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu tentang semua bentuk spiritualitas.[8]
Sekembalinya ke Amerika Serikat (AS), media massa di sana ramai-ramai memberitakan mengenai perpindahan agama Sean, sebagai aktor Hollywood dan juga anak orang terkenal, tentu saja kepindahannya terhadap Islam menarik perhatian banyak orang. Terlebih, pada waktu itu dan bahkan masih berlangsung sampai sekarang, pemerintah dan publik AS menaruh perhatian lebih terhadap agama Islam karena adanya peristiwa 9/11.
Dalam suatu kesempatan wawancara di AS, dia menjelaskan alasannya kenapa memeluk Islam, “saya kebetulan setuju dengan perkataan Mahatma Gandhi, dia mengatakan ‘saya adalah seorang Hindu, Yahudi, Kristen, Muslim, dan Bhuddist.’ Dan anda tahu, berada di sana (Iran), menyaksikan Islam dalam praktiknya, dan saya telah membaca Al-Quran, juga pernah belajar tentang Islam baik di Oxford dan Princeton, saya hanya merasa bahwa itu (Islam) adalah kepanjangan dari warisan Yudeo-Kristen, dan (ajaran) Muhammad merupakan kelanjutan kenabian dari garis yang sama dari (ajaran) Ibrahim. Jadi, mengapa tidak menerimanya saja secara terbuka? Saya lebih baik mempublikasikannya ketimbang menyimpannya sendiri. Sesungguhnya, itulah satu-satunya hal yang membuat saya menjadi seorang Muslim.”[9]
Setelah menjadi seorang muslim, Sean mengubah namanya menjadi Sean Christopher Ali Stone. Mengenai perubahan nama tersebut Sean menjelaskan, “saya tidak memanggil diri saya Ali. Ali adalah nama tengah saya, bukan nama Muslim (dalam artian dia tidak mengganti nama seluruhnya menjadi nama Islam seperti banyak mualaf lainnya-pen), jadilah saya Sean Christopher Ali Stone…. Sean adalah nama sekuler pertama saya, Christoper adalah nama Kristen saya, Ali adalah nama Muslim saya, dan Stone adalah garis keturunan Yahudi saya, nama terakhir.”[10]
Mengenai kenapa dia mengambil nama Ali, Sean menjelaskan, “saya pikir (nama) Ali adalah takdir bagi saya. Tuhan memberikan nama ini untuk saya. Setahun yang lalu seseorang memberikanku ‘pedang Ali’ untuk disematkan ke dalam hatiku.”[11] (PH)
Bersambung ke:
Catatan Kaki:
[1] “Quotes by Sean Ali Stone”, dari laman http://seanalistone.com/en/works/115118/, diakses 10 Januari 2018.
[2] “Oliver Stone’s son converts to Islam in Iran”, dari laman http://www.telegraph.co.uk/news/celebritynews/9082425/Oliver-Stones-son-Sean-converts-to-Islam-in-Iran.html, diakses 10 Januari 2018.
[3] “Oliver Stone Awards”, dari laman http://www.imdb.com/name/nm0000231/awards, diakses 10 Januari 2018.
[4] Paul Casciato, “Sean Stone hopes Islam conversion aids understanding”, dari laman http://seanalistone.com/en/works/115016/, diakses 10 Januari 2018.
[5] Daniel Edward Rosen, “The Son Also Kneels: Hanging with Oliver Stone’s Kid Sean, Newly Minted Muslim”, dari laman http://observer.com/2012/03/the-son-also-kneels-sean-stone-olivers-kiddo-accepts-allah/, diakses 10 Januari 2018.
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Transkrip wawancara Fredricka Whitfield, pemandu berita CNN, dengan Sean Stone, dari laman http://transcripts.cnn.com/TRANSCRIPTS/1202/22/cnr.05.html, diakses 10 Januari 2018.
[10] Wawancara Sean Christopher Ali Stone dengan Nasr TV, dari laman http://seanalistone.com/en/works/114967/, diakses 10 Januari 2018.
[11] “Sean Ali Stone”, dari laman http://www.seanalistone.com/, diakses 10 Januari 2018.