“Siwak, sudah digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup. Hasil penelitian medis ternyata mengungkapkan bahwa Siwak mengandung banyak sekali zat-zat yang bemanfaat bagi kesehatan mulut dan gigi.”
–O–
Menyikat gigi bagi manusia di masa modern sudah menjadi sebuah gaya hidup. Alasan utama untuk melakukannya adalah karena masalah kesehatan gigi dan mulut. Gigi merupakan tahapan pencernaan yang pertama dari seluruh sistem pencernaan manusia, oleh karena itu lah dunia medis menganggapnya sangat penting sampai-sampai di level pendidikan Strata 1 pun ilmu kedokteran gigi sudah dipisahkan dan dibuat fakultasnya secara tersendiri. Selain persoalan kesehatan, tentu saja gigi juga menjadi salah satu penunjang utama dari tampilan seseorang.
Rasulullah sendiri, sebagai teladan bagi umat Islam, mengenai giginya, tidak luput dari perhatian para sahabatnya. Diriwayatkan dari Hasan Ibn Ali Ibn Abi Thalib RA , saya bertanya kepada pamanku, Hind Ibn Abi Halah tentang gigi Rasulullah SAW, beliau menjawab : “Rasulullah SAW memiliki bibir yang tipis dan ada sela di gigi serinya.” (HR. Ibn Sa’ad)[1]
Riwayat lainnya, Ibnu-Abbas berkata, “ada celah di antara gigi-gigi serinya. Jika sedang berbicara, terlihat ada semacam cahaya yang memancar dari gigi-gigi seri itu.” (HR. Ad-Darimy)[2]
Secara kesehatan, dalam beberapa hadist diriwayatkan Rasulullah adalah orang yang rajin dalam merawat giginya. Berikut ini adalah hadist-hadistnya:
”Ada empat hal yang termasuk dari sunah Rasul, yakni memakai minyak wangi, menikah, bersiwak, dan malu.” (HR Ahmad).[3]
“Siwak membersihkan gigi dan ini menyenangkan Allah. Setiap kali Jibril mengunjungiku, dia menyuruhku menggunakan siwak, hingga aku pun khawatir bahwa menggunakan siwak diwajibkan. Seandainya tidak khawatir akan membebani (merepotkan) umatku, aku akan mewajibkannya.” (HR Bukhari dan Muslim).[4]
Amir bin Rabiah RA, ia berkata, “saya melihat Nabi Muhammad SAW membersihkan gigi dengan siwak ketika beliau berpuasa, berulang kali, hingga saya tidak bisa menghitungnya.” (HR Bukhari).[5]
Dari Aisyah RA, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda, “bersiwak itu membersihkan mulut dan merupakan sesuatu yang mendatangkan ridha Rabb” (HR. Bukhari dan An Nasa’i).[6]
Dari hadist-hadist di atas, kita dapat melihat bahwa Rasulullah dalam hal membersihkan mulut dan gigi menggunakan Siwak. Namun apakah Siwak itu?
Pohon Siwak
Siwak atau Miswak (Salvadora persica Linn.) adalah sebuah tanaman yang di dalam ilmu Biologi termasuk ke dalam keluarga Salvadoracea, dan telah banyak dibudidayakan dan tersebar di daerah-daerah gersang di dunia, dari India di Timur membentang hingga semenanjung Arab, Irak, Sudan di Utara, dan Afrika Tengah ke Mauritania di Barat. Salvadora persica, atau pohon Arak, dalam bahasa Inggris dikenal dengan ‘‘tooth brush tree’’ (pohon sikat gigi), adalah pohon besar sejenis cemara, atau semak belukar dengan ranting-ranting berwarna putih, dengan akar yang beraroma khas, bagian kayunya berwarna putih kekuning-kuningan lembut, dan dengan daun yang lembab dan agak berdaging.[7]
Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman Arak yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Jika kulitnya dikelupas, warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.[8]
Studi klinis telah membuktikan bahwa Benzyl isothiocyanate terkandung di dalam Siwak, dia memberikan efek bakterisida yang cepat dan kuat dalam melawan kuman-kuman di dalam mulut penyebab penyakit. Selain itu, dia juga berfungsi untuk melawan Bakteri Gram negatif dan memperkuat Bakteri Gram Positif tertentu. Beberapa studi epidemiologi juga mengungkapkan bahwa Siwak memiliki khasiat antikariogenik yang kuat. Siwak juga mengandung pembersih seperti sinigrin, sodium bicarbonate, calcium oxalate, serta astringents seperti asam gallic dan minyak volatil, yang oleh beberapa peneliti dianggap dapat memperkuat jaringan gingiva.[9]
Bagian lain dari pohon Arak juga telah ditemukan mengandung sifat fitokimia yang kondusif terhadap nilai terapi dan diet. Di Afrika Timur, daun Siwak dikonsumsi sebagai sediaan sayuran atau sebagai minuman.[10] (PH)
Bersambung ke:
Catatan Kaki:
[1] Hadis diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad Jil. 1 hal. 422, dalam “Gambaran Umum Fisik Rasulullah SAW”, dari laman http://pusatkajianhadis.com/gambaran-umum-fisik-rasulullah-saw/, diakses 13 Januari 2018.
[2] Hadis diriwayatkan oleh Ad-Darimy, Misukatul-Mashabih, 2/518, dalam Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm 634.
[3] “Siwak, Sikat Gigi Warisan Nabi”, dari laman http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/16/02/15/o2ku4613-siwak-sikat-gigi-warisan-nabi, diakses 13 Januari 2018.
[4] Ibid.
[5] Ibid,
[6] Shofi An Nisa, “6 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Menggunakan Siwak”, dari laman https://muslimah.or.id/8309-6-hal-yang-harus-diketahui-sebelum-menggunakan-siwak.html, diakses 13 Januari 2018.
[7] Wu CD, Darout IA, Skaug N. Chewing sticks: timeless natural toothbrushes for oral cleansing. J Periodontal Res 2001;36(5): 275–84; Hooda A, Rathee M, Singh J. Chewing sticks in the era of toothbrush: a review. Internet J Family Pract <http://www.ispub.com/journal/the-internet-journal-of-family-practice/volume-9-number-2/chewing-sticks-in-the-era-of-toothbrush-areview. html#sthash.MaF4bXlx.dpbs>; 2011; 9 (2), 1. accessed 12.01.13; Khatak M, Khatak S, Siddqui AA, Vasudeva N, Aggarwal A, Aggarwal P. Salvadora persica. Pharmacogn Rev 2010;4(8):209–14; dalam Basil H. Aboul-Enein, The miswak (Salvadora persica L.) chewing stick: Cultural implications in oral health promotion, (The Saudi Journal for Dental Research (2014) 5, 9–13), hlm 10.
[8] “Siwak Si Kayu Ajaib Pelindung Gigi”, dari laman https://almanhaj.or.id/1880-siwak-si-kayu-ajaib-pelindung-gigi.html, diakses 13 Januari 2018.
[9] Van Vuuren SF, Viljoen AM. The in vitro antimicrobial activity of toothbrush sticks used in Ethiopia. S Afr J Bot 2006;72(4):646–8; Batwa M, Bergstrom J, Batwa S, Al-Otaibi MF. The effectiveness of chewing stick miswak on plaque removal. Saudi Dent J 2006;18(3):125–33; Sofrata A, Lingstrom P, Baljoon M, Gustafsson A. The effect of miswak extract on plaque pH. An in vivo study. Caries Res 2007;41(6):451–4; Almas K. The antimicrobial effects of seven different types of Asian chewing sticks. Odontostomatol Trop 2001;24(96):17–20; Almas K, Al-Bagieh N. The antimicrobial effects of bark and pulp extracts of miswak, Salvadora persica. Biomed Lett 1999; 60(235):71–5; Al-Otaibi M, Al-Harthy M, Gustafsson A, Johansson A, Claesson B, Angmar-Mansson B. Subgingival plaque microbiota in Saudi Arabians after use of miswak chewing stick and toothbrush. J Clin Periodontol 2004;31(12):1048–53; Sofrata AH, Claesson RL, Lingstrom PK, Gustafsson AK. Strong antibacterial effect of miswak against oral microorganisms associated with periodontitis and caries. J Periodontol 2008;79(8): 1474–9; Darout IA, Albandar JM, Skaug N, Ali RW. Salivary microbiota levels in relation to periodontal status, experience of caries and miswak use in Sudanese adults. J Clin Periodontol 2002;29(5): 411–20; Al-Khateeb TL, O’Mullane DM, Whelton H, Sulaiman MI. Periodontal treatment needs among Saudi Arabian adults and their relationship to the use of the miswak. Community Dent Health 1991;8(4):323–8; Almas K, Al-Zeid Z. The immediate antimicrobial effect of a toothbrush and miswak on cariogenic bacteria: a clinical study. J Contemp Dent Pract 2004;5(1):105–14, dalam Basil H. Aboul-Enein, Loc. Cit.
[10] Akhtar J, Siddique KM, Bi S, Mujeeb M. A review on phytochemical and pharmacological investigations of miswak (Salvadora persica Linn). J Pharm Bioallied Sci 2011;3(1):113–7; Al Sadhan RI, Alma K. Miswak (chewing stick): a cultural and scientific heritage. Saudi Dent J 1999;11(2):80–8; dalam Basil H. Aboul-Enein, Ibid., hlm 10-11.