Syeik Ibrahim Zakzaky (1): The Peaceful and Peaceable Man

in Tokoh

Last updated on January 20th, 2018 05:38 am

Jika dia bukan orang yang damai, (bagaimana mungkin) Negara membunuh empat anak laki-lakinya serta ratusan pengikutnya lagi dan lagi, namun anda tidak melihat mereka membalas untuk menggunakan atau menyebarkan kekerasan. Mereka lebih memilih pergi ke Pengadilan dan melakukan demonstrasi damai. Padahal ia memiliki pengikut yang dapat menyebabkan pergolakan jika mereka menginginkannya.”

—Ο—

 

Hari Sabtu, 12 Desember 2015, di Husainiyyah Baqiyatullah yang terletak di kota Zaria, Nigeria, masyarakat berkumpul untuk menyiapkan program perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tiba-tiba sekelompok tentara Nigeria datang dan mengepung tempat tersebut. Protespun dilakukan oleh masyarakat dan kelompok Islamic Movement of Nigeria (IMN). Aksi yang semula damai ini berujung bentrokan dengan militer Nigeria. Tidak jelas alasan pemicunya. Beberapa informasi dari pihak militer menyatakan bahwa massa menghina dan berusaha membunuh Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal Tukur Buratai. Namun alasan ini dibantah dan dianggap tidak masuk akal oleh berbagai pihak mulai dari masyarakat hingga akhtivis HAM internasional.[1]

 

Zaria, Nigeria. Sumber gambar: cbc.ca

 

Pada keesokan harinya (13 Desember 2015), tentara datang ke wilayah tersebut dan mengamuk sejadi-jadinya. Mereka melukai dan membunuh masyarakat tanpa ampun; laki-laki, wanita dan anak-anak tewas. Sebagian dari mereka yang hidup mengalami cedera ringan hingga berat. Akibat aksi brutal tersebut, sejumlah tokoh masyarakat tewas, dan sebagian besar lainnya anggota IMN masih hilang hingga hari ini. Aksi ini berlangsung hingga keesokan harinya, tanggal 14 Desember 2015. Berdasarkan data yang diberikan oleh pemerintah Nigeria, angka korban meninggal dalam peristiwa ini sekitar 347 orang. Namun Amnesti Internasional menyebutkan angkanya bisa jauh lebih besar dari itu. Gambar satelit dari situs kuburan massal Mando yang diambil pada tanggal 2 November dan 24 Desember 2015 menunjukkan kerusakan yang parah pada area seluas sekitar 1000 meter persegi. Selain pada bangunan-bangunan warga, kerusakan juga terjadi pada masjid dan Husainiyyah Baqiyatullah.[2]

Kembali ke tanggal 13 Desember 2015, tentara yang tidak puas dengan aksi pembantaian yang sudah dilakukannya pada masyarakat Sabon Gari dan Zaria, masih mengirim juga datasemen lain untuk mengepung kediaman Syeik Ibrahim Zakzaky, pemimpin tertinggi IMN, di Gyallesu. Para pendukung Zakzaky yang datang bermaksud membela pemimpinnya dihalangi oleh pasukan militer. Semua akses ke kediaman Zakzaky diblokade, dan pendukung Zakzaky dilokalisir oleh militer dalam bentuk koloni-koloni. Tidak ada yang tau pasti apa yang telah terjadi di dalam wilayah tersebut – pagi harinya, Zakzaky ditangkap, dan para pendukungnya ditemukan sudah tewas bersimbah darah. Chidi Odinkalu dari Komisi HAM Nigeria melaporkan, Syeik Zakzaky mengalami empat luka tembak, salah satu istrinya terbunuh, dua anak laki-lakinya tewas dan satu terluka, serta rumah Zakzaky dihancurkan, rata dengan tanah akibat peristiwa tersebut.[3]

Senin pagi, 14 Desember 2015, hysteria menyeruak dan kesibukan terjadi di Zaria dan sekitarnya. Van-van ambulance berhamburan hilir mudik mengevakuasi mayat korban. Korban-korban ini kemudian dimakamkan secara cepat tanpa menunggu persetujuan dari keluarga. Hal yang membuat proses pencarian fakta tentang peritiwa tersebut menjadi tersendat hingga hari ini. Selain korban, ratusan pendukung Zakzaky lainnya ditangkap, dan dijebloskan ke panjara melalui persidangan yang sudah direkayasa. Tak lama setelah peristiwa tersebut, beredar foto Zakzaky yang tergeletak bersimbah darah sambil diseret oleh petugas keamanan. Berita yang beredar menyatakan bahwa beliau masih hidup. Ia dan istrinya ditahan dalam kondisi terluka parah dan tanpa melalui satu proses persidangan yang adil. Beberapa hari setelahnya, gelombang protespun terjadi. Banyak masyarakat yang menuntut pembebasan Zakzaky dan mengajukan daftar orang hilang yang jumlahnya mencapai 1000 orang. 700 lain diantaranya dikatakan sudah dibunuh.

Tapi hingga kini, fakta sesungguhnya tentang kasus ini masih simpang siur. Tim investigasi forensik independen di bawah hukum internasional, yang memang dibentuk untuk menyelidiki kasus ini, masih jalan di tempat. Dugaan tentang adanya kuburan massal yang begitu luas juga tidak jelas tindak lanjutnya. Padahal banyak keluarga masih belum tahu nasib orang yang mereka cintai dan masih mencari sanak keluarganya sejak sejak peristiwa berdarah 12-14 Desember 2015 silam. [4] Tidak sedikit yang mengatakan bahwa, peristiwa ini adalah kejahatan kemanusiaan terbesar dalam sejarah Nigeria modern. Dan bagi dunia, ini adalah kasus pembantaian terbesar di fajar millennium ketiga ini yang dilakukan oleh satu pemerintahan Negara kepada rakyatnya.

Setelah dua tahun berlalu, isu ini kembali mencuat dalam beberapa minggu terakhir. Dimulai ketika kabar duka menyeruak di tengah masyarakat, tentang wafatnya pemimpin tertinggi IMN, Syeik Ibrahim Zakzaky, yang selama 2 tahun terakhir mendekam di penjara. Meski kabar ini dapat ditepis dan diklarifikasi oleh pemerintah, namun ribuan orang sudah turun ke jalan. Aksi ini terus berakumulasi menjadi bergelombang massa dari hari ke hari. Isu yang munculpun terjalin kelindan dengan peristiwa 2 tahun yang lalu. Tidak hanya masyarakat, bahkan sejumlah NGO’s dan amnesti internsional pun sudah mulai agresif meminta penjelasan kepada pemerintah Nigeria tentang kasus HAM yang terjadi pada 12-14 Desember 2015 lalu. Dan dari semuanya, rakyat menuntut dibebaskannya Syeik Zakzaky dari tahanan. [5]

Bagi pengikutnya, dan banyak kelompok lain di Nigeria, Syeik Zakzaky adalah seorang penjuang keadilan. Hampir seluruh usianya dihabiskan untuk belajar dan berjuang. Penjara baginya bukanlah hal baru. Sejarah mencatat sudah lebih dari 10 kali ia keluar masuk penjara selama hidupnya, mulai dari penjara di Sokoto, Enuga, Kaduna, Lagos, Abuja, Portharcurt dan saat ini di Kaduna.[6] Semua tuduhan yang limpahkan padanya selalu terkait dengan masalah politik. Ia dan visi perjuangannya dianggap berbahaya dan mengancam eksistensi semua rezim yang berkuasa. Yang terakhir sebelum yang sekarang, ia dipenjara oleh rezim Sani Abacha, dimana Zakzaky didakwa di depan pengadilan karena mengatakan, “tidak ada wewenang kecuali milik Allah!”. [7]

Meski ia dan organisasi yang dipimpinnya (IMN) dianggap sebagai organisasi radikal oleh pemerintah Nigeria, namun oleh sebagian orang yang objektif menilai, sosoknya begitu santun dan damai. Salah satunya Pastor Ebenezer Oyetakin yang menulis testimoni tentang Sheikh Zakzaky sebagai berikut:

Dia adalah salah satu orang yang paling damai dan selalu ingin berdamai yang pernah saya temui di Nigeria. Saya tidak peduli dengan propaganda terhadapnya, saya berbicara tentang pengalaman saya dengannya. Dia adalah orang yang sangat dalam pengetahuannya. Jika dia bukan orang yang damai, (bagaimana mungkin) Negara membunuh empat anak laki-lakinya serta ratusan pengikutnya lagi dan lagi, namun anda tidak melihat mereka membalas untuk menggunakan atau menyebarkan kekerasan. Mereka lebih memilih pergi ke Pengadilan dan melakukan demonstrasi damai. Padahal ia memiliki pengikut yang dapat menyebabkan pergolakan jika mereka menginginkannya. Saya pikir Pemerintah berada dalam dilema karena kesalahan perilaku dan ketidakadilan mereka terhadapnya (Zakzaky) daripada pelanggarannya terhadap mereka. ” (AL)

Bersambung…

Syeik Ibrahim Zakzaky (2): Asal Usul, Pendidikan, dan Awal Perjuangan

Catatan kaki:

[1] PressTV mewawancarai pengikut Zakzaky yang menolak tuduhan itu. PressTV juga mewawancarai Mahmoud Sadjareh, ketua Islamic Human Rights (London). Sadjareh mengaku telah mendapatkan video kejadian tersebut, di antara tanggapannya: Sekitar jam 10 pagi, tentara mengepung kediaman Zakzaky dan terlihat jelas, mereka mengambil posisi siap menyerang; tanpa perlindungan (tameng), atau tanpa bersembunyi di balik apapun. Mereka tahu, tidak akan ada warga sipil yang berkumpul di kediaman Zakzaky yang bersenjata dan akan menembak balik. Lihat, http://ic-mes.org/military/jejak-israel-di-nigeria/, Lihat juga, http://www.newsweek.com/who-sheikh-zakzaky-nigerias-most-powerful-shiite-muslim-405297, diakses 14 Januari 2018

[2] Lihat, https://www.amnesty.org/en/latest/news/2017/12/nigeria-families-of-hundreds-of-shia-muslims-killed-in-zaria-still-await-justice/, diakses 14 Januari 2018

[3] Lihat, http://www.cbc.ca/news/world/nigeria-shia-killing-1.3365587, diakses 14 Januari 2018

[4] ibid

[5] Lihat, https://www.premiumtimesng.com/news/more-news/195424-zaria-massacre-army-had-predetermined-mandate-to-attack-shiites-group.html, diakses 14 Januari 2018

[6] Lihat, http://bregava.tripod.com/MAZBIOG, diakses 14 Januari 2018

[7] Lihat, http://imnig.org/brief-history-life-sheikh-ibraheem-zakzaky-h, diakses 14 Januari 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*