Syeik Ibrahim Zakzaky (2): Asal Usul, Pendidikan, dan Awal Perjuangan

in Tokoh

Last updated on January 21st, 2018 05:41 am

Buku apa pun yang diajarkan di lobi dari Mahzab Maliki, Mahzab Sunni atau studi linguistik, Sheikh Zakzaky telah membacanya dan mendalaminya dari berbagai guru sejak usia dini. Kenyataan ini akan sangat membingungkan  saat anda mendengar musuh mencoba untuk mengaitkan beliau sebagai orang yang buta huruf,”

—Ο—

 

Syeik Ibrahim Zakzaky lahir di Kota Zaria pada tanggal 14 Shaban 1372 H, atau 5 Mei 1953 M. Kata “Al-Zakzaky” sendiri adalah julukan yang berarti ‘orang yang berasal dari Zazzu'(Man of Zazzau). Zazzau adalah nama lain dari Zaria Emirate yang merupakan negara tradisional dengan kantor pusat di kota Zaria, Negara Bagian Kaduna, Nigeria.[1] Zaria Emirate didirikan pada December 1808 M, ketika pasukan Jihad Fulani menaklukkan kota ini. Gerakan yang dipimpin oleh Syeik Ustman ibn Fodiye tersebut menggantikan kekuasaan sebelumnya dan mendirikan sebuah Negara dengan berdasarkan pada syariat Islam.[2] Adapun kakek Syeik Zakzaki, yang bernama Tajuddeen bin Husein adalah ajudan pribadi dan orang kepercayaan terdekat Syeik Ustman ibn Fodiye.

Tajuddeen bin Husein adalah putra seorang ulama besar yang dikenal masyarakat dengan nama Imam Husein. Setelah Zaria ditaklukkan, wilayah ini dipimpin oleh seorang Amir yang benama Malam Musa, dan Tajudeen diangkat menjadi penasehatnya.[3] Tajudeen memiliki anak bernama Ali bin Tajudeen, dan Ali memiliki anak yang bernama Ya’qub bin Ali yang tidak lain adalah ayahnya Syeik Ibrahim Zakzaky. Dengan kata lain, secara biologis kakek moyang Zakzaky memang bukan orang asli Zaria. Namun secara idelogis, merekalah yang melahirkan Zaria Emirate dan merekonstruksi sistem sosial politik di wilyah itu, hingga menjadi salah satu pusat kekuatan kaum Muslimin yang paling diperhitungkan di Afrika dan Afrika Barat hingga hari ini.

Ya’qub bin Ali, ayah Syeik Ibrahim Zakzaky wafat pada tahun 1972. Ketika itu Syeik Ibrahim baru berusia 19 tahun. Ayahnya meninggalkan 16 orang anak, dan Syeik Ibrahim Zakzaky adalah anak ke 6, sementara ibunya meninggal pada November 2014. Pada usia lima belas tahun, Syeik Ibrahim Zakzaky bergabung dengan Sekolah Bahasa Arab Fata, di Zaria, yang didirikan oleh otoritas pribumi (native authority/NA) untuk pelatihan dasar guru bahasa Arab. Karena bakatnya yang luar biasa, Syeik Ibrahim mampu menyelesaikan pendidikannya di tempat ini hanya dalam dua tahun. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke School of Arabic Studies (AAS) di Kano, dari tahun 1971 – 1976 dan memperoleh Sertifikat ‘Grade II’.[4]

Disamping sekolah formal, Syeik Ibrahim Zakzaky juga giat menggali ilmu keIslaman dari banyak ulama terkemuka di daerahnya. Bahkan ia juga pernah belajar di hawza (seminari agama) yang di bawah pembinaan Sheikh Nasir Kapara. Disamping seorang hafiz Quran sejak di usia dini, Syeik Ibrahim Zakzaky memiliki kedalaman ilmu agama yang sangat luas dan diakui oleh masyrakat. Menurut kesaksian adik perempuannya, Badamasi Ya’qoub, sejak kecil ia sudah menamatkan banyak kitab, “Buku apa pun yang diajarkan di lobi dari Mahzab Maliki, Mahzab Sunni atau studi linguistik, Sheikh Zakzaky telah membacanya dan mendalaminya dari berbagai guru sejak usia dini. Kenyataan ini akan sangat membingungkan  saat anda mendengar musuh mencoba untuk mengaitkan beliau sebagai orang yang buta huruf,” kata Badamasi.[5]

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya – sambil terus memperdalam ilmu agamanya – Syeik Ibrahim Zakzaky melanjutnya studinya ke Universitas Ahmedu Vello (AVU), di Zaria. Di tempat ini ia mengambil jurusan Ekonomi dan lulus dengan rengking pertama pada tahun 1979. Akan tetapi gelar tersebut ditolak oleh otoritas universitas bersangkutan akibat aktivitas keIslamannya. Minat politik dan dakwahnya meningkat pesat setelah terjadinya revolusi Islam di Iran pad tahun 1979. Setelah mengalami kegagalan di kegiatan studinya di AVU, Syek Ibrahim Zakzaky dikatakan sempat pergi ke Iran dan mengenyam beberapa waktu pendidikan di sana.[6]

Secara teologis, Syeik Ibrahim Zakzaky merupakan seorang Ulama mahzab Syiah. Namun hal ini tidak membuatnya berpaham sektarian atau berusaha ingin mendirikan Negara beraliran mahzab Syiah sebagaimana di Iran. Situasi politik dalam negeri Nigeria pada masa itu memang secara objektif berada di bawah bayang-bayang imperialism global. Dan revolusi Islam di Iran, adalah manifestasi universal yang mewakili semangat perlawanan terhadap hegemoni global tersebut. Semangat revolusi ini tidak hanya mengilhami banyak negara Muslim di dunia, tapi juga negara mayoritas penduduk non-Muslim. Hanya saja, penguasa selalui mengaitkan aktifitas protes dan dakwahnya sebagai upaya untuk membentuk satu sistem Negara Islam Syiah. Atas dakwaan ini, ia telah berkali-kali ditahan oleh rezim militer di Nigeria selama dekade 80-an dan 90-an, dan masih tetap dicurigai hingga sekarang. [7] (AL)

Bersambung…

Syeik Ibrahim Zakzaky: Bilal of Today

Sebelumnya:

Syeik Ibrahim Zakzaky (1): The Peaceful and Peaceable Man

Catatan kaki:

[1] Lihat, http://bregava.tripod.com/MAZBIOG, diakses 18 Januari 2018

[2] Hamza Muhammad Maishanu dan Isa Muhammad Maishanu, The Jihad and The Formation of The Sokoto Calipate, http://web.archive.org/web/20180102042332/http://irigs.iiu.edu.pk:64447/gsdl/collect/islamics/import/v38i16.pdf, diakses 18 Januari 2018

[3] Terkait dengan hal ini beberapa informasi ada yang berbeda, diantaranya ada yang mengatakan bahwa Imam Husein lah yang menjadi penasehat Malam Musa. Termasuk yang menjadi ajudan pribadi Syeik Ustman Fodiye adalah Imam Husein. Akan tetapi, terlepas dari perdebatan tersebut, kakek moyang Syeik Zakzaky adalah ulama dan pendiri dari kota Zaria. Lihat, http://imnig.org/brief-history-life-sheikh-ibraheem-zakzaky-h, diakses 18 Januari 2018

[4] Lihat, http://bregava.tripod.com/MAZBIOG, Op Cit

[5] Lihat, http://imnig.org/brief-history-life-sheikh-ibraheem-zakzaky-h, Op Cit

[6] Lihat, https://www.africanstudies.northwestern.edu/docs/publications-research/working-papers/HASSAN%202015%20PAS-ISITA%20WP%20NO%201.pdf, diakses 18 Januari 2018

[7] Ibid

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*