Tafsir Tematik – Islam, Nama Generik Semua Agama Samawi (2)

in Studi Islam

Last updated on March 27th, 2018 06:33 am

 

(Tinjauan Dari Perspektif Al-Qur’an, Bukan tinjauan Fiqih)

Oleh: Haydar Yahya

Nama, bukanlah substansi. Islam pada hakikatnya adalah sebuah nama generik dari semua agama samawi. Islam lebih dari sekedar nama. Islam dari perspektif Al-Qur’an, lebih merujuk pada sebuah ajaran, tuntunan jalan keselamatan kembali menuju Allah Swt.

—Ο—

 

Rasulullah saw adalah uswah hasanah, contoh yang wajib diteladani bagi kita semua. Piagam Madinah atau yang disebut “Shohifah Al-Madinah” (Terlampir), adalah sebuah perjanjian kesepakatan yang dibuat oleh Rasulullah saw, antara Rasulullah saw mewakili pengikutnya (kaum muslimin), dengan berbagai tokoh masyarakat beragam saat itu yang hidup di Yatsrib (Madinah). Di dalamnya termasuk kaum Yahudi dan Nasrani. Sebuah kesepakatan, pastilah bersifat parsial, artinya hanya berlaku mengikat bagi para pembuat kesepakatan. Dalam Piagam itu, semua pihak yang bersepakat, bukan saja disebut sebagai ummah wahidah (umat yang satu), bahkan disebut sebagai mukminin, orang-orang beriman.

Meski Piagam itu tidak merujuk atau mengutip satu ayatpun dari Al-Qur’an, namun dapat dipahami secara nyata, nilai yang terkandung dalam setiap pasal Piagam itu, berpedoman pada nilai universal Al-Qur’an. Seperti Al-Qisth (keadilan), musawa (persamaan), persatuan, kemaslahatan bersama, saling membela, menolak kedzaliman dan pengkhianatan, adalah antara lain nilai-nilai universal yang diwajibkan Al-Qur’an dalam setiap hubungan antar manusia. Keadilan bersama (alqisth), jelas tegas sangat dominan. Tidak kurang 9 (sembilan) kali kata itu diulang dalam Piagam yang relatif pendek dan sederhana itu. Al-Qur’an Surat An nisaa’ 4:58, 135; Al-Maidah 5:8, 95; Al-An’am 6:152; An-Nahl 16:90; Al-Hujurat 49:9.[1] Menarik, Piagam itu diakhiri dengan kalimat “…Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat….Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa.” Bisa jadi, para Pendiri Bangsa Indonesia yang diantaranya juga ulama, menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, diilhami dari Piagam Madinah.

Al-Qur’an mengisyaratkan secara kuat, tidak satupun kaum, kelompok manusia di jagat raya ini, dimana Allah tidak mengirimkan Nabi, Rasul pembawa pesanNya. (Surat Asy-Syu’araa 26 : 208 dan Al-Qashas 28 : 59).[2] Al-Qur’an tidak membeda-bedakan antara satu Nabi, Rasul, dengan Nabi, Rasul yang lain. (Surat Al-Baqoroh 2 : 136, Al-Imran, 3 : 84).[3] Seluruhnya wajib dipercaya dan diimani, diakui kehadiran dan kebenarannya. Bukankah, tidak ada selain kebenaran yang datang dari Allah!? (Surat  Al Baqarah 2 : 147).[4]

Al-Qur’an juga menyatakan, kewajiban mengimani Kitab-Kitab Para Rasul terdahulu sebelumnya (Surat Ali-Imran, 3 : 3).[5]   Karena itu pulalah Al-Qur’an secara tegas menyatakan “Tidak ada paksaan dalam agama….” (Surat Al-Baqarah, 2 : 256 ).[6] Semua agama samawi datang dari Allah yang sama, Allah yang Maha Esa. Mengapa mesti saling memaksa, memperebutkan pengikut ?! Renungkan Al-Qur’an, ( Surat Al-Baqarah, 2 : 113, An-Nisaa’ 4 : 59 , Asy-Syuro 42 : 10 dan khususnya surat Al-Maidah 5 : 48.[7] Terselip kalimat sangat tegas,

”….sekiranya Allah menghendaki, niscaya Allah jadikan kamu (semua), sebagai umat yang satu, akan tetapi Allah berkehendak mengujimu atas apa (pesan) yang telah Allah sampaikan …..dstnya”. Ayat ini diakhiri dengan “berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan, kepada Allah kalian semua akan kembali, dan Allah akan memberitahukan apa-apa yang kamu perselisihkan”. Sangat nyata pesan ini tertuju kepada semua yang menerima Al-Kitab Allah, termasuk yang selama ini dipahami sebagai muslimin.

Al-Qur’an, (Surat Ali-Imran 3 : 64).[8] Bagaimana indahnya, ajakan Al-Qur’an kepada Ahlul-Kitab. Pesan penuh kedamaian. Ajakannya sederhana, sekedar bertemu pada titik temu doktrin sentral semua agama Ahlul Kitab, hanya menyembah dan berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa.

Nama, bukanlah substansi. Islam pada hakikatnya adalah sebuah nama generik dari semua agama samawi. Islam lebih dari sekedar nama, Islam dari perspektif Al-Qur’an, lebih merujuk pada sebuah ajaran, tuntunan jalan keselamatan kembali menuju Allah Swt.

Berbagai arti makna dilekatkan pada kata Islam. Antara lain keselamatan, kedamaian, penyerahan, keta’atan. Kata Islam dari akar kata yang terdiri dari tiga huruf, sin, lam, mim, ( سلم /salama) memang mengandung semua makna di atas. Sangat banyak ayat-ayat Al-Qur’an, dimana terdapat kata dengan huruf dasar sin lam mim dalam berbagai ragam bentuknya sesuai konteks kalimatnya, antara lain aslama, aslim, Islam, silm, muslimun, mustaslimun dll. Dalam berbagai surat dan ayat, antara lain :

(Al-Anfal,8 : 61 (salmi); Ash-Shoffaat, 37 : 26 (mustaslimun); Al-Baqarah, 2 : 112,(aslama), 128 (muslimaini/muslimatan), 131 (aslim/aslamtu), 133 (muslimun), 208 (silmi); Ali Imran,  3 : 19  dan 85 (Islam); Al-An’am 6 : 14 (aslama); Asy-Syu’ara 26 : 89 (salim); Yusuf 12 : 101 (musliman); Al-Maidah 5 : 44 (aslamuu) (15).

Secara umum, kata tersebut dalam ayat-ayat itu, seringkali dipahami sebagai menunjuk merujuk terkait kelompok agama tertentu, yaitu yang disebut agama Islam atau umat Islam. Namun bila dicermati, rasanya lebih tepat dipahami sebagai merujuk kepada sikap taslim, sikap berserah diri, sikap patuh ta’at kepada Allah Swt.

Dan yang menarik, saya tidak bisa temukan sapaan seruan yang berbunyi Ya Ayyuhal-Muslimun, yang bisa dimengerti secara khusus menunjuk pada kelompok “muslimin” tertentu. Sementara seruan Ya Ayyuhal-ladzina amanu yang berkonotasi umum, terdapat dalam sangat banyak ayat dan surat (89 kali dalam 66 surat ) dan mencapai ribuan kata dalam berbagai bentuknya yang berakar kata terkait keimanan.

Berpedoman pada ayat-ayat tersebut diatas, Islam lebih tepat dipahami sebagai sebuah ajaran Allah, petunjuk, tuntunan jalan keselamatan, meliputi cara manusia menjalani interaksi dalam hidup dan kehidupan menuju pulang, kembali keharibaan Allah Semesta Alam. Dengan menuntut kesadaran sikap, niat setulus pengabdian, penyerahan (taslim / berIslam ) total, secara suka rela, demi menciptakan kedamaian kebaikan bagi alam semesta selayaknya khalifah Allah di bumi. Sepenuhnya sebagai pengabdian kepada Allah Yang Maha Esa. (Surat Al-Baqarah 2 : 30; Surat Adz-Dzariyaat 51 : 56).(16)

Sikap kepasrahan penuh kesadaran, penyerahan diri setulusnya dan keyakinan semacam itulah, yang disebut sebagai taslim, berislam dan kemudian beriman.

Siapa saja yang menjalani hidup keimanan seperti itu, dia berada di jalan Allah, sesuai Al-Qur’an. Apapun sebutan nama agama yang dianutnya.  Nama-nama itu, meminjam ungkapan Haidar Bagir, sekedar Islam Manusia, Nasrani Manusia dan Yahudi Manusia. Itu pula, mengapa Allah secara tegas menyatakan laranganNya, tidak ada paksaan dalam agama,[9] karena yang dimintaNya adalah setulusnya penyerahan/berIslam, bertaslim kepadaNya.

Sampai disini, pastinya banyak yang bertanya, bagaimana mungkin, agama Yahudi, Nasrani, saat ini masih layak disebut Ahlul-Kitab!? Bukankah ajaran keyakinan agama mereka sudah menyimpang dari Injil dan Taurat yang semula diturunkan Allah?!

Bersambung…

Tafsir Tematik – Islam, Nama Generik Semua Agama Samawi (3)

Lampiran:

صحيفة المدينة
(Piagam Madinah)

بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

هذا كتاب من محمد النبي صلىالله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم.
Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka

١. انهم امة واحدة من دون الناس.
Pasal 1

Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komuitas) manusia lain

٢. المهاجرون من قر يش على ربعتهم يتعاقلون بينهم اخذالدية واعطائها وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين

Pasal 2

Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin

٣. وبنوعوف على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

Pasal 3

Banu Auf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

٤. وبنوساعدة علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 4

Banu Sa’idah sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

٥. وبنو الحرث على ربعتهم يتعاقلون الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 5

Banu Al-Hars sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

٦. وبنوجشم علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 6

Banu Jusyam sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

٧. وبنو النجار علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 7

Banu An-Najjar sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

٨. وبنو عمرو بن عوف علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 8

Banu ‘Amr bin ‘Awf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

٩. وبنو النبيت علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 9

Banu Al-Nabit sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

١٠. وبنو الاوس علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 10

Banu Al-‘Aws sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin

١١. وان المؤمنين لايتركون مفرجا بينهم ان يعطوه بالمعروف فى فداء اوعقل.
Pasal 11

Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam poembayaran tebusan atau diat

١٢. ولا يحالـف مؤمن مولى مؤمن دونه.
Pasal 12

Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya

١٣. وان المؤمنين المتقين على من بغى منهم او ابتغى د سيعة ظلم اة اثم اوعدوان او فساد بين المؤمنين وان ايديهم عليه جميعا ولو كان ولد احدهم.
Pasal 13

Orang-orang mukmin yang taqwa harus menentang orangyang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim , jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka

١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Pasal 14

Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman

١٥. وان ذمة الله واحدة يحيد عليهم اد ناهم وان المؤمنين يعضهم موالي بعض دون الناس.
Pasal 15

Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung kepada golongan lain

١٦. وانه من تبعنا من يهود فان له النصر والاسوة غير مظلومين ولا متناصر عليهم.
Pasal 16

Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya

١٧. وان سلم المؤمنين واحدة لا يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل الله الا على سواء وعدل بينهم.
Pasal 17

Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka

١٨. وان كل غازية غزت معنا يعقب بعضها بعضا.
Pasal 18

Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu membahu satu sama lain

١٩. وان المؤمنين يبئ بعضهم على بعض بـمانال دماءهم فىسبيل الله وان المؤمنين والمتقين على احسن هدى واقومه.
Pasal 19

Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus

٢٠. وانه لايجير مشرك مالا لقر يش ولانفسا ولايحول دونه على مؤمن.
Pasal 20

Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman

٢١. وانه من اعتبط مؤمنا قتلا عن بينة فانه قودبه الا ان يرضى ولي المقتول وان المؤمنين عليه كافة ولايحل لهم الاقيام عليه.
Pasal 21

Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya

٢٢. وانه لا يحل لمؤمن أقر بما فى هذه الصحيفة وآمن بالله واليوم الآخر ان ينصر محدثا ولا يـؤوية وانه من نصره او آواه فان عليه لعنة الله وغضبه يوم القيامة ولايـؤخذ منه صرف ولاعدل.
Pasal 22

Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan

٢٣. وانكم مهما اختلفتم فيه من شيئ فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلى الله عليه وسلم
Pasal 23

Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla dan (keputusan) Muhammad SAW

٢٤. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين ماد اموا محاربين
Pasal 24

Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan

٢٥. وان يهود بني عوف امة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين دينهم مواليهم وانفسهم الا من ظلم واثم فانه لا يـوتخ الا نفسه واهل بيته.
Pasal 25

Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga

٢٦. وان ليهود بنى النجار مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 26

Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٢٧. وان ليهود بنى الحرث مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 27

Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٢٨. وان ليهود بنى ساعدة مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 28

Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٢٩. وان ليهود بنى جشم مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 29

Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٣٠. وان ليهود بنى الاوس مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 30

Kaum Yahudi Banu Al-‘Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٣١. وان ليهود بنى ثعلبة مثل ماليهود بنى عوف الامن ظلم واثم فانه لا يوتخ الانفسه واهل بيته.
Pasal 31

Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٣٢. وان جفنه بطن ثعلبه كأ نفسهم
Pasal 32

Kaum Yahudi Banu Jafnah dari Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٣٣. وان لبنى الشطيبة مثل ماليهود بنى عوف وان البر دون الاثم
Pasal 33

Kaum Yahudi Banu Syutaibah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf

٣٤. وان موالي ثعلبه كأنفسهم
Pasal 34

Sekutu-sekutu Sa’labah diperlakukan sama seperti mereka (Banu Sa’labah)

٣٥. وان بطانة يهود كأنفسهم
Pasal 35

Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi)

٣٦. وانه لا يخرج احدمنهم الا باذن محمد صلىالله عليه وسلم وانه لا ينحجرعلى ثار جرح وانه من فتك فبنفسه فتك واهل بيته الا من ظلم وان الله على ابرهذا.

Pasal 36

Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini

٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل

هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.
Pasal 37

Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasihat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya

٣٨. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين مادا موا محاربين.
Pasal 38

Kaum Yahudi memikul bersama mukiminin selama dalam peperangan

٣٩. وان يثرب حرام جوفهالاهل هذه الصحيفة.
Pasal 39

Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi warga piagam ini

٤٠. وان الجار كالنفس غير مضار ولااثم.
Pasal 40

Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat

٤١. وانه لا تجارحرمة الا باذن اهلها
Pasal 41

Tidak boleh jaminan diberikan kecuali seizin ahlinya

٤٢. وانه ما كان بين اهل هذه الصحيفة من حدث واشتجار يخاف فساده فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلىالله عليه وسلم وان الله على اتقى ما فى هذه الصحيفة وابره.
Pasal 42

Bila terjadi suatu persitiwa atau perselisihan di antara pendukung piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi piagam ini

٤٣. وانه لاتجار قريش ولا من نصرها
Pasal 43

Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka

٤٤. وان بينهم النصر على من دهم يثرب.
Pasal 44

Mereka (pendukung piagam) bahu membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib

٤٥. واذا دعوا الى صلح يصالحونه (ويلبسونه) فانهم يصالحونه ويلبسونه وانهم اذا دعوا الى مثل ذلك فانه لهم علىالمؤمنين الا من حارب فى الدين على كل اناس حصتهم من جابنهم الذى قبلهم.
Pasal 45

Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksankan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya

٤٦. وان يهود الاوس مواليهم وانفسهم على مثل مالاهل هذه الصحيفة مع البر الحسن من اهل هذه الصحيفة وان البر دون الاثم.
Pasal 46

Kaum Yahudi Al-‘Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah palingmembenarkan dan memandang baik isi piagam ini

٤٧. ولا يكسب كاسب الاعلى نفسه وان الله على اصدق فى هذه الصحيفة وابره وانه لا يحول هذا الكتاب دون ظالم وآثم. وانه من خرج آمن ومن قعد آمن بالمدينة الا من ظلم واثم وان الله جار لمن بر واتقى ومحمد رسول الله صلى الله عليه وسلم
Pasal 47

Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah SAW

مقتطف من كتاب سيرة النبي ص.م. الجزء الـثانى ص 119-133 لابن هشام (أبى محمد عبد المـلك) المتوفى سنة 214 هـ.
Dikutip dari kitab Siratun-Nabiy saw., juz II, halaman 119-133, karya Ibnu Hisyam (Abu Muhammad Abdul malik) wafat tahun 214 H.

=====

============

 

 

Sebelumnya:

Tafsir Tematik – Islam, Nama Generik Semua Agama Samawi (1)

Catatan kaki:

[1] Surat An-Nisa’, 4 : 58, 135

Surat Al-Maidah, 5 : 8, 95

Surat Al-An’am, 6 : 152

Surat An-Nahl, 16 : 90

Surat Al-Hujuraat, 49 : 9

[2] Surat Asy-Syu’araa 26 : 208

وَمَا أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا لَهَا مُنْذِرُونَ
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah

ada baginya orang-orang yang memberi peringatan

Surat Al-Qashas 28 : 59

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَىٰ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman

[3] Surat Al-Baqarah 2 : 136

قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.

Surat Ali-Imran 3 : 84

قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”.

[4] Surat Al-Baqarah 2 : 147

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.

[5] Surat Ali-Imran 3 : 3

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ

Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil

[6] Surat Al-Baqarah 2 : 256

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[7] Surat Al-Maidah 5 : 48

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

[8] Surat Ali Imran 3 : 64

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

[9] Surat Al-Baqarah 2 : 256

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*