Usama Canon (3): Islam ala California

in Tokoh

“Apa yang diajarkan Usama Canon disebut-sebut orang sebagai Islam California. Canon tidak mempermasalahkannya, karena sejak awal dia berdakwah dengan cara-cara pendekatan kultural. Namun di balik semua bungkus yang dia perlihatkan kepada orang, sebenarnya yang dilakukan Canon hanya berprinsip kepada tiga hal, yaitu: menyambut orang,  menghargai orang, dan membantu orang.”

–O–

Artis hip-hop Muslim ternama, Brother Ali, mengatakan bahwa Usama Canon mengajarkan kepadanya bahwa tidak hanya ada satu cara untuk menjadi seorang Muslim yang baik. Ada saatnya rapper tersebut— Brother Ali merupakan seseorang dengan penglihatan yang buruk (buta sebagian),  kulit putih, dan albino dari Minessota yang menemukan jalan hidupnya dalam hip-hop dan Islam—mempertimbangkan untuk meninggalkan karir bermusiknya dan mempelajari Islam secara total.

Brother Ali, artis hip-hop Muslim, mengaku terinspirasi oleh Usama Canon. Photo: neumos.com

Canon tidak membiarkannya. “’Siapa yang akan melayani penggemarmu saat engkau pergi? Hanya dirimu yang mampu melakukannya,’” Brother Ali mengingat kembali perkataan Canon kepadanya. “Dia membuatku mengerti apa peranku,” ujar Brother Ali.

Pesan Canon menginspirasi album terakhir Brother Ali yang berjudul All the Beauty in This Whole Life. Salah satu lagu dalam album tersebut berjudul “Uncle Usi Taught Me,” sebuah lagu yang menceritakan tentang Usama Canon. Uncle Usi taught me/ can’t teach what you don’t know/ you can’t lead where you don’t go” (Paman Usi mengajariku/ tidak mengajarkan apa yang kau tidak tahu/ kau tidak bisa memimpin ke mana kau tidak pergi), begitulah penggalan lirik dari lagu tersebut.

Selain lagu Uncle Usi Taught Me, Brother Ali juga menciptakan sebuah lagu yang berjudul Own Light (What Hearts Are For) yang bernuansa kritik, namun juga menyelipkan nilai-nilai akhlak dalam Islam. Videonya dapat dilihat di bawah ini:

Tapi penyakit Canon, ALS, pada akhirnya akan membuat hilang suara yang dia gunakan untuk mengajar, dan  juga melumpuhkan tubuhnya. Dengan sisa waktu hidupnya yang diperkirakan hanya sampai 3-5 tahun lagi, dia memikirkan hal-hal yang biasa dia kerjakan dalam keyakinannya beragama: anak yatim, tunawisma, dan sistem penjara yang dia anggap merusak.

 

Islam California

“Mari kita jujur, ketika kami membangun hal yang disebut komunitas, kami meletakkan gaya kami di dalamnya. Dan gaya yang kami letakkan adalah gaya California utara, beragam anak yang datang dengan latar belakang dari hip-hop[1], reggae[2], hacky-sacking[3], boogie-boarding[4],” kata Canon. Orang sering bercanda, mengatakan bahwa dirinya adalah “Islam California”.

“Hei, bro sebut saja apa yang kamu mau, dan kalau itu yang menjadi Islam Cali (Singkatan dari California—pen) maka kita terima,” katanya. “Menerima orang, tersenyum pada orang lain, pastikan mereka diurus sebagai prioritas.”

Ketika dia pertama kali menjadi Muslim, tidak ada tempat dimana dia bisa membawa ibunya menjadi bagian dari proses perpindahannya. Hari ini, katanya, tempat itu ada.  “Ta’leef (organisasi yang didirikan Canon) adalah tempat di mana orang-orang datang untuk memeluk Islam. Mereka (dapat) membawa ibu mereka yang (non-Muslim) datang bukan untuk memeluk Islam,” kata Canon. “Kami akan memberinya bunga dan (menyediakan) kursi, dan memastikan dia menjadi bagian dari proses itu.”

Itulah konsep yang sangat sederhana dan mendasar tentang apa yang Usama Canon ajarkan: menyambut orang,  menghargai orang, dan membantu orang.

Usama Canon (kopiah putih, memakai syal) dalam salah satu acara di Ta’leef Collective, sebuah organisasi non-profit yang didirikannya. Photo: FB Fan Page Ta’leef Collective

Sekarang, Canon mengambil cuti sepanjang tahun dari Ta’leef, dia berjuang melawan penyakit yang dideritanya dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Dia merenungkan hasil karyanya dan apakah itu akan hidup lebih lama darinya?

“Ini (karyanya) hanya berlangsung lama apabila para perempuan dan laki-laki, harapannya, mendapat manfaat dan pelajaran (dari Ta’leef),” kata Canon.

Dalam sebuah acara perayaan satu tahun berdirinya Ta’leef di Chicago, direktur kampus Mansoor Kazi menyinggung tentang Usama Canon kepada ratusan peserta yang hadir. Kemudian dia mengajukan pertanyaan:

“Siapa pun di antara hadirin yang merasa bahwa Usama memiliki dampak signifikan dalam hidupnya, silakan berdiri.”

Dan semua orang berdiri. (PH)

Selesai.

Sebelumnya:

Usama Canon (2): Ulama Nyentrik Bergaya Hip-Hop

Catatan, artikel ini diadaptasikan dan diterjemahkan secara bebas dari: Leila Fadel, “An American Muslim Preacher Faces His Own Mortality”, dari laman https://www.npr.org/2018/01/10/576469015/an-american-muslim-preacher-faces-his-own-mortality, diakses 14 Januari 2018. Adapun data-data dan informasi lain yang didapat dari luar artikel tersebut dicantumkan di dalam catatan kaki.

Catatan Kaki:

[1] Definisi Musik Hip-hop: “Musik hip hop, juga disebut musik rap atau rap (bicara cepat), merupakan gaya musik populer yang muncul di Amerika Serikat pada pertengahan 1970-an, dan menjadi bagian besar budaya pop modern selama tahun 1980an. Terdiri dari dua komponen utama: rap (MCing) dan DJing (audio mixing dan scratching). Seiring dengan tarian hip hop (terutama breakdance) dan seni urban, atau terutama graffiti, ini kemudian membentuk empat elemen hip hop. Hip-hop juga merupakan sebuah gerakan kultural yang diprakarsai oleh pemuda di daerah perkotaan, kebanyakan dari mereka adalah orang Amerika keturunan Afrika di New York City, terjadi pada awal tahun 1970-an.”, dalam  “Hip Hop Music”, dari laman https://www.urbandictionary.com/define.php?term=Hip%20Hop%20Music, diakses 12 Januari 2018.

[2] Definisi Reggae, “aliran musik populer yang berasal dari Jamaika pada akhir 1960-an dan cepat muncul sebagai musik dominan di negara tersebut. Pada tahun 1970an, Reggae telah mendunia dan sangat populer di Inggris, Amerika Serikat, dan Afrika. Reggae secara luas dianggap sebagai music yang menyuarakan orang-orang yang tertindas,” dalam Carolyn J. Cooper, “Reggae”, dari laman https://www.britannica.com/art/reggae, diakses 14 Januari 2018.

[3] Definisi Hacky Sack, “sebuah permainan menyenangkan dan membuat ketagihan, dimainkan dengan kaki anda. Peserta bermain dalam lingkaran dengan sebanyak mungkin orang, tujuan umumnya adalah membuat semua orang menendang karung (sack) sebelum menyentuh tanah; di mana permainan sudah mulai membosankan, semuanya dapat menerjang (hack) dengan gaya bebas,” dalam “hacky sack”, dari laman https://www.urbandictionary.com/define.php?term=hacky%20sack, diakses 14 Januari 2018.

[4] Varian dari olahraga selancar (Surfing), tidak seperti olahraga selancar konvensional yang dilakukan berdiri di atas papan selancar, boogie-boarding sepenuhnya dilakukan sambil tengkurap di atas papan selancar. Selain itu, papan boogie-boarding juga tidak sepanjang papan selancar konvensional, dia memiliki panjang kira-kira setengahnya dari papan konvensional. Beberapa pemain boogie-boarding ada juga yang menggunakan finch (kaki katak) di kakinya. Lebih lengkap lihat Jay Reale, “What’s the Difference Between Boogie Boarding and Bodyboarding?”, dari laman https://www.theinertia.com/surf/whats-the-difference-between-boogie-boarding-and-bodyboarding/, diakses 14 Januari 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*