Empat warna, yakni hijau (hadroa), kuning (sufrah), merah (hamroa), dan biru (zurqa) dengan atau tanpa variasi warna, tertera dalam Alquran. Jika hijau (hadroa) disebutkan sebanyak sembilan kali, maka kuning (sufrah) dan merah (hamroa) lima kali, dan biru (zurqa) satu kali.
Selain hitam (muswadda) dan putih (baidha), maka hijau (hadroa), kuning (sufrah), merah (hamroa), dan biru (zurqa) adalah warna-warna lainnya yang disebutkan dalam Alquran. Kalau dihitung, setidak-tidaknya warna hijau disebutkan sembilan kali, kuning lima kali, merah lima kali, dan biru satu kali. Secara relatif terperinci, berikut ini surat dan ayat Alquran yang menyebutkan warna-warna tersebut.
Hijau
Selain salah satu warna sekunder, hijau juga berasal dari campuran dua warna primer (kuning dan biru). Dalam Alquran, setidak-tidaknya warna ini disebutkan sembilan kali. Surat dan ayat Alquran yang memuat penyebutan warna ini, di antaranya, kesatu, “…maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak…” (Q.S. Al-An’aam: 99). Dalam ayat tersebut, hijau – lebih tepatnya menghijau – menerangkan warna tanaman.
Kedua, “…dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering…” (Q.S. Yusuf: 43). Ketiga, “…dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering…” (Q.S. Yusuf: 46). Dalam dua ayat tadi, hijau menerangkan warna gandum.
Keempat, “…dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal…” (Q.S. Al-Kahf: 31). Dalam ayat ini, hijau menjadi predikat warna pakaian. Kelima, “Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau…” (Q.S. Al-Hajj: 63). Hijau pada ayat ini menerangkan warna bumi.
Keenam, “yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau…” (Q.S. Yaasiin: 80). Dalam ayat ini, hijau menerangkan warna kayu. Ketujuh, “Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya” (Q.S. Ar-Rahmaan: 64). Dalam ayat ini, istilah hijau menerangkan warna dua surga.
Kedelapan, “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah” (Q.S. Ar-Rahmaan: 76). Hijau pada ayat tadi adalah keterangan tentang warna bantal-bantal di surga. Kesembilan, “Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal…” (Q.S. Al-Insaan: 21). Pada ayat ini, hijau adalah keterangan tentang warna pakaian sutera halus.
Kuning
Selain merah dan biru, kuning adalah salah satu dari tiga warna primer. Dalam Alquran, setidak-tidaknya warna kuning disebutkan lima kali. Surat dan ayat Alquran yang memuat istilah kuning, di antaranya, kesatu, “Seolah-olah ia iringan unta yang kuning” (Q.S. Al-Mursalat: 33). Dalam ayat ini, kuning menjadi keterangan tentang warna iringan unta.
Kedua, “…Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya…” (Q.S. Al-Baqarah: 69). Dalam ayat ini, kuning menjadi keterangan warna sapi betina.
Ketiga, “…lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan…” (Q.S. Az-Zumar: 21). Keempat, “…kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur…” (Q.S. Al-Hadiid: 20).
Kelima, “…lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning(kering)…” (Q.S. Ar-Rum: 51). Dalam tiga ayat tadi, istilah kekuning-kuningan dan kuning sama-sama tampak mengilustrasikan keadaan mengering dan kering.
Merah
Dalam Alquran, setidak-tidaknya Allah SWT menyebut warna merah sebanyak lima kali. Surat dan ayat Alquran yang memuat penyebutan warna merah, di antaranya, kesatu, “Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja” (Q.S. Al-Insyiqaq: 16). Merah pada ayat tersebut merupakan predikat warna cahaya sekaligus memperkuat ilustrasi keadaan cahaya.
Kedua, “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak” (Q.S. Ar-Rahman: 37). Dalam ayat ini, merah mawar menerangkan warna langit yang telah terbelah.
Ketiga, “…Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya…” (Q.S. Fathir: 27). Merah dalam ayat ini adalah predikat warna garis-garis di antara gunung-gunung. Keempat, “…Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api…“ (Q.S. Al-Kahf: 96). Merah dalam ayat ini menerangkan warna dan memberi kesan kuat tentang keadaan besi.
Kelima, “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya…” (Q.S. An-Naḥl: 58). Merah padam dalam ayat tadi bukan hanya menerangkan, tetapi juga mengilustrasikan warna dan keadaan wajah.
Biru
Selain kuning dan merah, biru termasuk warna primer. Dalam Alquran, warna ini disebutkan Allah SWT sebanyak satu kali, yakni saat menggambarkan warna muka orang-orang berdosa ketika ditiupnya sangkakala (penanda Hari Kiamat).
Surat dan ayat Alquran yang memuat penyebutan warna biru ialah, “…Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram” (Q.S. Thaaha: 102). Biru muram dalam ayat tadi bukan hanya menerangkan, tetapi juga mengilustrasikan warna dan keadaan wajah.
Dengan demikian, dalam Alquran, hijau, kuning, merah, atau biru bukan semata-mata predikat atau keterangan, melainkan juga menguatkan ilustrasi warna benda atau keadaan alam, warna tumbuhan, warna binatang, atau warna muka manusia, di dunia atau di akhirat. (MDK)
Bersambung ke:
Sebelumnya: