Afghanistan (2): Sejarah Masuknya Islam

in Negara Islam

Last updated on October 29th, 2017 06:41 pm

Sebelum masuknya Islam, Afghanistan memiliki sejarah peradaban yang panjang dari kerajaan Budha. Sekitar abad ke-1, dinasti Kushan, kerajaan yang berasal dari Asia tengah, mengalahkan kerjaan Aryana di Afghanistan. Buddhisme adalah agama dominan dari abad ke-3 sampai abad ke-8 di Afghanistan. Sisa-sisa Vihara dan Stupa, atau gundukan relik (struktur tempat relik suci disimpan atau dipajang), dari periode itu masih tetap ada sampai sekarang. Benda-benda bersejarah tersebut menandakan bahwa perjalanan Budha dari India ke Balkh, bagian Afghanistan Utara, dan kemudian masuk ke Asia Tengah memang pernah terjadi di lokasi yang dimaksud.

Patung Budha Bamiyan peninggalan dinasti Kushan, memiliki tinggi 53 m. (source: gounesco.com)
Budha Bamiyan setelah dihancurkan oleh Taliban pada tahun 2001. (Source: washingtonpost.com)

Kekuasaan Kushan hancur pada akhir abad ke-4 oleh orang-orang Turki yang berasal dari Asia Tengah yang disebut Hun Putih atau Ephthalites. Setelah keruntuhan dinasti Ephthalites, daerah itu terbagi di antara beberapa kerajaan, beberapa Buddha, dan beberapa Hindu.

Pada abad ke-7 pasukan Arab membawa agama Islam ke Afghanistan. Kemudian provinsi-provinsi barat di Afghanistan yaitu Herāt dan Sistan penduduknya masuk Islam, dan wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Arab. Namun, ketika orang-orang Arab pergi, penduduk setempat kembali lagi ke kepercayaan lama mereka. Pada abad ke-10, penguasa Muslim yang disebut Samanid, yang berasal dari Bukhara—sekarang Uzbekistan, memperluas pengaruhnya ke wilayah Afghanistan. Samanid mendirikan sebuah dinasti di Ghaznī yang disebut Ghaznavid. Raja Agung Ghaznavid, Mahmud, yang memerintah dari tahun 998 sampai 1030, menyebarluaskan Islam di seluruh wilayah Afghanistan. Dia memimpin banyak ekspedisi militer ke India.

Lukisan karya Rashid al-Din (1307). Ilustrasi pasukan Mahmud menyerang Zaranj, salah satu kota di Barat Daya Afghanistan

 Di bawah kepemimpinan keturunan Mahmud, dinasti Ghaznavid menjadi lemah, dan pada pertengahan abad ke-12, kerajaan Ghurid, yang berasal dari di Ghur—wilayah tengah barat Afghanistan sekarang, mengambil alih kekuasaan Ghaznavid. Ghurid pada gilirannya dikalahkan juga di awal abad ke-13 oleh Shah Khwarizm, salah satu dinasti dari Asia tengah. Namun tidak lama berkuasa, Shah Khwarizm dikalahkan pada sekitar tahun 1220 oleh penakluk Mongol, Genghis Khan.

Menjelang akhir abad ke-14, pemimpin militer Asia Tengah, Timur Lang, menaklukkan wilayah Afghanistan dan juga kemudian India. Namun putra dan cucu laki-laki Timur Lang, tidak dapat mempertahankan kerajaan Timur Lang. Tetapi, bagaimanapun, melalui pusat pemerintahan di Herat, mereka mewariskan teritori Afghanistan yang kita kenal hari ini.

Masa di mana Afghanistan dikuasai oleh dinasti Ghurid sampai dengan dinasti Timur Lang adalah masa di mana Afghanistan  menghasilkan monumen-monumen arsitektur Islam terbaik. Banyak dari masjid, tempat suci, dan menara peninggalan masa tersebut masih berdiri di Herāt, sebut saja Qal’eh-ye Bost, Ghaznī, dan Mazār-e Sharīf. Selain itu, abad ke-15 merupakan masa terpenting dari berkembangnya sekolah seni lukis di Afghanistan.

Qal’eh-ye Bost. (Source: archnet.org)

Pada bulan Oktober 1504, Zahiruddin Muhammad, seorang keturunan Timur Lang di sisi ayahnya dan Genghis Khan di pihak ibunya, mengambil alih kekuasaan di Kabul, selanjutnya dia melakukan ekspansi ke India dan mendirikan Kekaisaran Mughal. Nama lain dari Zahiruddin Muhammad adalah “Babur”, yang dalam bahasa Mongolia berarti Macan Mongolia.

Sepanjang abad ke-16 dan ke-17, Afghanistan diperangi oleh dua kekuatan besar, yaitu penguasa Kekaisaran Mughal yang berpusat di India, dan dinasti Safawi yang berpusat di Persia. Pasukan Mughal menguasai Kābul dan pasukan Persia menguasai Herāt, sementara itu Kandahar seringkali berpindah kekuasaan. Suku Pashtun yang merupakan suku mayoritas di Afghanistan terus meningkatkan perlawanan mereka, namun mereka tidak pernah berhasil memenangkan kemerdekaan. (PH)

Bersambung ke:

Afghanistan (3): Mengenal Suku-Suku Di Afghanistan

Sebelumnya:

Afganistan (1)

Catatan:

Artikel ini diterjemahkan secara bebas dan diceritakan ulang dari artikel: Shroder, John Ford. “Afghanistan.” Microsoft® Encarta® 2009 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2008.

2 Comments

Leave a Reply to bayu Cancel reply

Your email address will not be published.

*