Mozaik Peradaban Islam

Dinasti Utsmaniyah, Aura kebangkitan Turki Utsmani (6): Penghapusan Sistem Kekhalifahan

in Sejarah

“Dewan Nasional Agung menghapuskan jabatan khalifah, sehingga khalifah Abdul Majid sebagai khalifah terakhir diperintahkan untuk meninggalkan Turki, sekularisme kemudian masuk dalam konstitusi pada tahun 1937 dan akhirnya Turki resmi menjadi Negara Sekuler”

—Ο—

 

Turki Utsmani telah berhasil dalam membentuk suatu Imperium besar yang di dalamnya terdapat masyarakat multi etnis dan multi religi yang berasimilasi secara lentur, kebebasan dan otonomi kultural juga diberikan Imperium kepada rakyat yang non-muslim.

Sultan yang sekaligus menjadi Khalifah, merupakan pemimpin negara yang juga memegang kepemimpinan dalam agama. Kekhalifahan Turki Utsmani didukung oleh kekuatan ulama (Syaikhul Islam) sebagai pemegang hukum syariah (Mufti) dan Sad’rul A’dham (Perdana Menteri) adalah perwakilan kepala negara dalam melaksanakan wewenang dunia.[1]

Pasukan Turki Utsmani pernah mengalami kegagalan dalam usahanya menaklukan Wina pada tahun 1683. Hal inilah penanda awal memudarnya kecemerlangan Dinasti Turki Utsmani. Kekalahan itu dimaknai dengan semakin melemahnya kekuatan pasukan militer Turki Utsmani dan menguatnya pasukan Eropa. Selain itu, kekalahan tersebut disadari sebagai penanda melemahnya tehnik dan militer pasukan Turki Utsmani. Hal tersebut menjadi awal munculnya upaya untuk mencontoh tehnologi militer Eropa yang telah dianggap paling maju. Kemudian kondisi inilah yang membawa Turki Utsmani kepada suatu masa pembaharuan dan modernisasi.[2]

Sultan Mahmud II atau Muhammad II merupakan orang yang merintis pembaharuan atau modernisasi,[3] hal tersebut dilanjutkan oleh Tanzimat[4] hingga wafatnya Ali Pasha dan Namik Kemal. Kelompok Utsmani muda merupakan golongan intelektual kerajaan yang menentang kekuasaan absolut seorang Sultan. Golongan ini berasal dari perkumpulan rahasia yang didirikan pada tahun 1865 yang bertujuan untuk merubah sistem pemerintahan absolut kerajaan Turki Utsmani menjadi Konstitusional.[5] Namun hal tersebut tidak berlangsung secara mudah, sebab tidak adanya golongan menengah dengan pendidikan yang baik lagi kuat perekonomiannya mau mendukung pergerakan mereka.[6]

Setelah pembaruan yang diusahakan oleh kelompok Utsmani Muda, kemudian munculah golongan Turki Muda, mereka merupakan kalangan intelektual yang memilih lari keluar negeri dan melanjutkan oposisi mereka. Kemudian gerakan-gerakan dikalangan militer menjelma ke dalam bentuk komite-komite rahasia. Munculnya berbagai oposisi dari berbagai kelompok inilah kemudian dikenal dengan nama kelompok Turki Muda. Tokoh yang peling berperan dalam kelompok tersebut adalah Ahmed Riza, Mahmed Murad, serta pangeran Sahabuddin.[7]

Mereka beranggapan bahwa kemunduran Turki Utsmani disebabkan oleh kekuasaan Sultan-sultan yang memiliki kekuasaan secara absolut, oleh karenanya kekuasaan Sultan yang akan sedang memimpin ataupun yang akan memimpin kelak haruslah dibatasi. Pada tahap inilah, ide-ide barat mulai muncul dan masuk dalam aspek pencarian format pemerintahan yang konstitusional.

Pasca perang dunia ke I tahun 1918, kekalahan pihak sentral yang didukung oleh Turki Utsmani menyebabkan kemunduran yang sangat menyedihkan. Satu persatu wilayah kekuasaan Turki Utsmani yang jauh dari pusat pemerintahan melepaskan diri dari kekuasaan Turki Utsmani. Di daratan Arab, wilayah Afrika Utara merupakan wilayah pertama yang melepaskan diri dari kekuasaan Turki Utsmani, wilayah ini kemudian membentuk satu blok sendiri. Kemudian pada tahun 1830, Aljazair melepaskan diri.[8] Kondisi tersebut diperparah dengan negara-negara sekutu yang berupaya membagi-bagi wilayah kekuasaan Turki Utsmani untuk menjadi negara koloni mereka.

Dari puing-puing reruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani, Mustafa Kemal mendirikan Negara Republik Turki dengan prinsip Westernalisme, Sekularisme, dan Nasionalisme.[9] Mustafa Kemal bukanlah satu-satunya orang yang memperkenalkan ide tersebut kepada Turki. Gagasan Mustafa Kemal mengenai Sekularisme banyak terpengaruh dari pemikiran Ziya Gokalp, ia adalah seorang sosiolog Turki yang diakui sebagai Bapak Nasionalisme Turki. Pemikirannya merupakan sintesa dari tiga unsur yang kemudian membentuk karakter bangsa Turki yaitu, ke-Turki-an, Islam, dan Modernisme.

Mustafa Kemal Ataturk. sumber gambar http://www.highplainschautauqua.org/mustafa-kemal-ataturk.aspx

Hingga akhirya Dewan Nasional Agung, pada 29 Oktober 1923 kemudian memproklamasikan terbentuknya negara Republik Turki dan mengangkat Mustafa Kemal Attaturk sebagai Presiden Republik Turki. Hingga kemudian pada 3 Maret 1924 Dewan Nasional Agung dengan Mustafa Kemal sebagai pemimpinnya, menghapuskan jabatan khalifah, sehingga Khalifah Abdul Majid sebagai khalifah terakhir kemudian diperintahkan untuk meninggalkan Turki. Mulai tahun 1928, negara tidak lagi mempunyai hubungan dengan Agama, 9 tahun kemudian setelah prinsip sekularisme tersebut dimasukan dalam konstitusi pada tahun 1937, Republik Turki resmi menjadi Negara Sekuler.[10](SI)

Selesai.

Sebelumnya:

Dinasti Utsmaniyah, Aura kebangkitan Turki Utsmani (5): Tanzimat, Reformasi Hukum

Catatan kaki:

[1] Lihat, Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya I, Jakarta, UI Press, 1979, hlm 117.

[2] Lihat, Philip K. Hitti, History of the Arabs, London, The Macmillan Press Ltd, 1970, hlm 915.

[3] Lihat, Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, PT Bulan Bintang, 1991, cet. 8, hlm 96.

[4] Tanzimat dapat berarti yang mengatur, memperbaiki dan menyusun, Ibid, hlm .104.

[5] Lihat, Fadli, SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah, Malang, UIN Press, 2008, hlm 261.

[6] Lihat, Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, PT Bulan Bintang, 1991, cet. 8, hlm 115

[7] Ibid, hlm 119

[8] Lihat, Philip K. Hitti, History of the Arabs, London, The Macmillan Press Ltd, 1970, hlm 915

[9] Lihat, Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, PT Bulan Bintang, 1991, cet. 8, hlm 149

[10] Ibid, hlm 115.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*