Mozaik Peradaban Islam

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq (21): Isra dan Miraj (3)

in Tokoh

Last updated on May 28th, 2020 01:49 pm

Ibnul Qayyim berkata, “Risalah beliau (Nabi) akan menempati daerah yang subur antara Nil dan Eufrat, yang akan menjadi pengemban Islam, dari satu generasi ke lain generasi.”

Foto ilustrasi: Sassephoto/National Geographic

Selain riwayat dari Anas bin Malik, sebenarnya masih banyak riwayat-riwayat lainnya yang menceritakan tentang peristiwa Isra dan Miraj, di antaranya disampaikan oleh ulama ahli hadis Ibnul Qayyim, yang berkata:

“Menurut riwayat yang sahih, Rasulullah saw di-Isra-kan dengan dengan jasadnya, dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis, dengan menaiki Buraq, yang disertai Jibril, lalu turun di sana dan salat mengimami para nabi yang lain. Sementara Buraq diikat pada tali pintu masjid.

“Pada malam itu juga, dari Baitul Maqdis beliau naik ke langit dunia bersama Jibril….”[1]

Riwayat selanjutnya dari Ibnul Qayyim di atas, serupa dengan riwayat yang disampaikan oleh Anas bin Malik dan sudah pernah kami sampaikan dalam dua seri artikel ini sebelumnya.

Dalam riwayat tambahan lainnya, Ibnul Qayyim menggambarkan banyak peristiwa lainnya dalam Isra dan Miraj. Di antaranya Rasulullah ditawari susu dan khamr (minuman keras), namun beliau memilih susu.

Lalu dikatakan kepada beliau, “Engkau telah dianugerahi fitrah atau engkau telah mendapat fitrah. Jika engkau mengambil khamr, berarti engkau menyesatkan umatmu.”

Beliau juga melihat empat sungai di Surga. Dua sungai yang tampak dan dua sungai yang tidak tampak. Dua sungai yang tampak adalah Nil dan Eufrat. Dengan kata lain, risalah beliau akan menempati daerah yang subur antara Nil dan Eufrat, yang akan menjadi pengemban Islam, dari satu generasi ke lain generasi. Bukan berarti dua sungai tersebut bersumber dari mata air di surga.

Beliau juga melihat malaikat penjaga Neraka, yang tidak pernah tersenyum dan di wajahnya tidak ada kegembiraan dan keceriaan. Beliau juga melihat Surga dan Neraka.

Beliau melihat orang-orang yang mengambil harta anak yatim secara sewenang-wenang, yang mempunyai bibir seperti unta. Mereka mengambil sepotong api neraka langsung dengan bibirnya itu, lalu api itu keluar lagi dari duburnya.

Beliau melihat orang-orang yang suka mengambil riba. Mereka mempunyai perut yang besar, sehingga tidak beranjak dari tempatnya karena perutnya yang membesar itu. Para pengikut Firaun melewati mereka tatkala digiring ke Neraka, lalu mereka melemparkan orang-orang pengambil riba ini ke Neraka.

Beliau melihat para pezina yang membawa daging berminyak yang baik di tangannya dan di sebelahnya ada daging jelek dan busuk. Mereka mengambil daging yang busuk itu dan membiarkan daging yang baik.

Beliau melihat para wanita yang suka memasuki tempat tinggal kaum laki-laki yang bukan anak-anaknya. Beliau melihat para wanita itu bergelayutan payudaranya.

Beliau melihat kafilah dari penduduk Makkah dalam kepergian dan kepulangannya. Beliau menunjukkan seekor unta milik mereka yang terlepas, dan beliau juga meminum air mereka di bejana yang tertutup selagi mereka sedang tidur, lalu meninggalkan bejana itu tetap dalam keadaan tertutup. Demikianlah pemaparan dari Ibnul Qayyim tetang Isra dan Miraj yang beliau sarikan dari berbagai hadis.[2]

Adapun riwayat-riwayat yang dihimpun oleh an-Nawawi dalam Riyadhus Salihin di antaranya adalah sebagai berikut ini.

Dari Ibnu Masud, dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

Pada malam Isra aku bertemu dengan Nabi Ibrahim, dan dia bersabda, “Wahai Muhammad sampaikanlah salamku untuk umatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwa surga itu tanahnya subur dan airnya segar, serta merupakan suatu kebun dan tanamannya adalah: Subhaanallaahi wal Hamdulillaah walaa Ilaaha Illallaahu wallaahu Akbar.” (HR. Turmudzi)[3]

Dari al-Barra bin Azib, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw membaca surat Wattiini Wazzaituuni pada waktu Isra, aku belum pernah mendengar seorang pun yang suaranya lebih merdu daripada suara beliau.” (HR.Bukhari dan Muslim)[4]

Demikianlah beberapa riwayat terkait peristiwa Isra dan Miraj. Adapun pada seri selanjutnya kita akan melihat bagaimana reaksi dari orang-orang Quraisy dan khususnya dari Abu Bakar ketika mereka mendengar cerita Rasulullah tentang pengalamannya dalam Isra dan Miraj. (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm 192.

[2] Ibid., hlm 194.

[3] Abu Zakariyya Yahya bin Sharaf al-Nawawi, Riyadhus Salihin, Bab Keutamaan dan Anjuran Berzikir, hadis no 33.

[4] Ibid., Bab Sunnah Membaguskan Suara dan Mendengarkan Bacaan Alquran, hadis no 3.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*