“Ketika Allah SWT menciptakan Adam, para malaikat berkata: ‘Allah SWT tidak akan menciptakan makhluk yang lebih dihormati oleh-Nya dan lebih berpengetahuan dari kita.’ Allah kemudian meminta malaikat menyebutkan nama-nama yang telah diajarkan kepada Adam.”
–O–
Berbeda dengan ulama-ulama sebelumnya yang mengatakan bahwa Adam diajari semua nama oleh Allah SWT, beberapa ulama lainnya mengatakan bahwa Adam hanya diajarkan nama-nama tertentu yang spesifik. Di antaranya adalah al-Rabi’ bin Anas:
“‘Dia mengajarkan Adam semua nama,’[1] yaitu: nama-nama malaikat.”
Seorang lagi mengatakan hal yang serupa (nama-nama yang spesifik), namun apa yang diajarkan kepadanya adalah (bukan nama-nama malaikat tetapi) nama-nama keturunannya. Berikut ini adalah pernyataan dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam[2] atau biasa disebut Ibnu Zaid:
“‘Dan Dia mengajarkan Adam semua nama,’[3] yaitu: nama-nama keturunannya.”
Anak-anak Adam
Ketika Allah SWT mengajarkan kepada Adam semua nama, Allah mengajarkan nama-nama yang diberikan kepada para malaikat. Allah kemudian berkata kepada para malaikat: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”[4] Seperti dikisahkan dalam al-Quran, Allah SWT mengatakan ini kepada para malaikat karena mereka mempertanyakan-Nya, yaitu ketika Dia berkata kepada mereka: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi,” lalu malaikat bertanya: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”[5]
Jadi, setelah menciptakan Adam dan meniupkan roh ke dalam dirinya dan setelah mengajarinya semua nama yang telah Dia ciptakan, Adam mempresentasikannya kepada para malaikat dan Allah SWT berkata kepada mereka: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”[6]
Dalam ayat tersebut maksudnya Allah SWT hendak berkata, sebagaimana dikemukakan oleh al-Tabari:
“Jika aku menempatkan salah satu dari kalian sebagai khalifah-Ku di bumi, kalian akan mematuhi, memuji, dan mensucikan Aku, dan tidak akan menjadi tidak patuh. Jika Aku menempatkan seseorang yang bukan dari golongan kalian (sebagai khalifah di bumi), dia akan menyebabkan kerusakan dan menumpahkan darah.
Sekarang, jika kalian tidak mengetahui nama-nama mereka, meskipun kalian dapat mengamati dan melihat mereka dengan mata kalian sendiri, kemungkinan besar kalian tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan kalian jika Aku menempatkan salah satu dari kalian, atau yang lainnya, sebagai khalifah-Ku di bumi.
Jika Aku menempatkan salah satu dari mereka sebagai khalifah-Ku di bumi, ketika mereka lepas dari pandangan kalian dan kalian tidak melihat mereka dengan mata kepala sendiri, dan kalian belum diberitahu apa yang kalian atau mereka akan lakukan.”
Pernyataan Tabari di atas didukung oleh riwayat-riwayat ulama pendahulu yang menafsirkan firman Allah “jika kamu memang benar orang-orang yang benar,”[7] mereka adalah:
Ibnu Abbas, Abdallah bin Mas’ud, dan beberapa sahabat Nabi berkata:
“Anak-anak Adam akan menyebabkan kerusakan di bumi dan menumpahkan darah.”
Ibnu Abbas berkata:
“Jika aku tahu mengapa Aku (Allah SWT) menempatkan di bumi seorang khalifah.”
Juga telah diriwayatkan bahwa Allah SWT mengatakan hal itu kepada para malaikat karena ketika Dia mulai menciptakan Adam, malaikat berbicara di antara mereka sendiri: “Biarkan Allah menciptakan apapun yang Dia kehendaki, tetapi makhluk apa pun yang Dia ciptakan, kita lebih berpengetahuan dan lebih dihormati oleh Allah ketimbang makhluk itu.”
Jadi, ketika Allah SWT menciptakan Adam dan mengajarinya nama-nama segala sesuatu, Dia mengatakan kembali semua nama yang telah diajarkan kepada Adam kepada para malaikat, dan Allah berkata kepada mereka: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar” dalam pengakuan kalian bahwa dibandingkan makhluk apa pun yang Tuhan kalian ciptakan, kalian lebih berpengetahuan dan lebih dihormati oleh Tuhan kalian daripada makhluk itu.
Di antara ulama terdahulu yang meriwayatkannya adalah Qatadah bin an-Nu’man, al-Hasan bin Abi al-Hasan al-Basri, dan al-Rabi’ bin Anas. Namun karena panjangnya riwayat, dan beberapa di antaranya memiliki redaksi yang hampir mirip, dalam artikel ini hanya akan diriwayatkan dari Qatadah bin an-Nu’man ketika menafsirkan Q.S Al-Baqarah Ayat 30:
“Dia kemudian meminta para malaikat untuk memberikan nasihatnya tentang penciptaan Adam, dan mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?’ Para malaikat tahu dari pengetahuan Allah SWT (yang diberikan kepada mereka) bahwa tidak ada yang lebih menjijikkan bagi Allah SWT selain daripada menumpahkan darah dan menyebabkan kerusakan di bumi. ‘Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’
Adalah dalam pengetahuan Allah SWT bahwa dari khalifah itu akan bermunculan para nabi, rasul, orang-orang yang benar, dan penghuni surga. Telah disebutkan kepada kita bahwa Ibnu Abbas pernah berkata: ‘Ketika Allah SWT mulai menciptakan Adam, para malaikat berkata: ‘Allah SWT tidak akan menciptakan makhluk yang lebih dihormati oleh-Nya dan lebih berpengetahuan dari kita.’ Mereka diuji oleh penciptaan Adam, seperti halnya langit dan bumi melalui ketaatan, ketika Allah SWT berkata: ‘Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’. Keduanya menjawab: ‘Kami datang dengan suka hati.’[8]” (PH)
Bersambung ke:
Sebelumnya:
Catatan:
Seluruh artikel ini merupakan penceritaan ulang dari buku Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 268-270. Adapun informasi tambahan lainnya dicantumkan dalam catatan kaki.
Catatan Kaki:
[1] Lihat Q.S Al-Baqarah Ayat 31: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”
[2] Wafat tahun 182 H/798 M
[3] Lihat Q.S Al-Baqarah Ayat 31.
[4] Lihat Q.S Al-Baqarah Ayat 31.
[5] Lihat Q.S Al-Baqarah Ayat 30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
[6] Lihat Q.S Al-Baqarah Ayat 31.
[7] Lihat Q.S Al-Baqarah Ayat 31.
[8] Lihat Q.S Fussilat Ayat 11: Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.