Mozaik Peradaban Islam

Kisah Tentang Iblis (1): Makhluk Pertama yang Tidak Tahu Berterima Kasih

in Studi Islam

Last updated on July 23rd, 2018 01:38 pm

“Dahulu ada suku malaikat (yang disebut) jin, dan Iblis berasal dari sana. Dia memerintah semuanya di antara langit dan bumi.”

–O–

Kata “Iblis” di dalam al-Quran disebut sebanyak 11 kali.[1] Ada banyak tafsir dari para ulama yang membahas tentang Iblis, namun dalam artikel ini sepenuhnya kita akan membahas tentang Iblis berdasarkan kitab karya Al-Ṭabari yang berjudul Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk (Sejarah para Nabi dan Raja). Al-Ṭabari memiliki nama lengkap Abu Jaʿfar Muḥammad bin Jarir al-Ṭabari, dia dilahirkan pada tahun 839 di Ṭabaristan (sekarang Iran) dan meninggal pada tahun 923 di Baghdad, Irak. Al-Ṭabari seringkali disebut sebagai sejarawan Islam, namun, sesungguhnya di luar itu dia juga seorang ahli tafsir al-Quran.[2] Bahkan, meskipun sekarang sudah tidak ada pengikutnya lagi, dia juga pernah dijadikan Imam Madzhab dalam Islam.[3]

Berikut ini adalah kisah tentang Iblis menurut Al-Ṭabari: Iblis adalah makhluk yang pertama kalinya diberikan otoritas dalam kerajaan Allah SWT dan diberi kebaikan oleh-Nya namun dia tidak mensyukurinya. Setelah menyangkal kekuasaan Allah, dia malah berbangga dan sombong terhadap Tuhannya, oleh karena itulah atas karunia-Nya, Iblis disingkirkan, dipermalukan, dan dihinakan. Dan di antara manusia, ada juga yang melanjutkan dan mengikuti cara-cara Iblis, mereka juga tidak luput dari pembalasan oleh Allah SWT.

 

Makhluk Pertama yang Tidak Tahu Berterima Kasih

Allah SWT telah menciptakan Iblis dengan indah. Allah SWT telah memuliakan dan menghormatinya dan memberikannya kekuasaan atas surga dan bumi bagian bawah. Selain itu, Dia menjadikannya salah satu penjaga surga. Tetapi dia menjadi sombong terhadap Tuhannya dan mengklaim keilahian untuk dirinya sendiri dan memerintahkan mereka yang berada di bawah kekuasaannya untuk menyembah dirinya. Karena perilakunya itu, Allah SWT kemudian mengubah sosoknya menjadi setan yang dirajam.

Pernyataan Al-Ṭabari di atas, menurutnya didukung oleh al-Quran Surat Maryam Ayat 98 yang berbunyi:

“Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?”[4]

Allah SWT mengubah sosoknya dan merampas semua kebaikan yang telah Dia berikan kepada Iblis. Allah SWT mengutuk dan mengusir Iblis untuk keluar dari surga-Nya ke dunia, tempat di mana saat ini kita tinggal untuk sementara. Dan Allah kemudian memberikan Iblis beserta pengikut dan pendukungnya api neraka sebagai tempat untuk mereka tinggal pada kehidupan yang selanjutnya.

 

Riwayat-riwayat Tentang Iblis

Diriwayatkan dari al-Qasim bin al-Hasan dari al-Husain bin Dawud dari Hajjaj dari Ibnu Jurayj dari Ibnu Abbas:

“Iblis adalah salah satu malaikat paling mulia dan berasal dari suku yang paling terhormat di antara mereka. Dia adalah penjaga surga. Dia memiliki otoritas untuk memerintah atas surga yang lebih rendah dan juga bumi.”[5]

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:

“Dahulu ada suku malaikat (yang disebut) jin, dan Iblis berasal dari sana. Dia memerintah semuanya di antara langit dan bumi.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan beberapa sahabat Nabi lainnya:

“Iblis dijadikan penguasa atas surga bagian bawah. Dia termasuk suku malaikat yang disebut jin. Mereka disebut jin (jinn) karena mereka adalah penjaga surga (al-jannah). Selain menjadi penguasa, Iblis adalah penjaga (Surga).”

Seluruh hadist di atas, menurut Al-Ṭabari, semuanya diperkuat oleh al-Quran Surat Al-Kahf Ayat 50 yang berbunyi:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”[6]

Terhadap ayat di atas, al-Dahhak bin Muzahim memberikan komentarnya:

“Mereka bersujud, kecuali Iblis. Dia adalah salah satu jin. Ibnu Abbas pernah berkata: ‘Iblis adalah salah satu malaikat paling mulia dan termasuk suku mereka yang paling terhormat. Dia adalah penjaga surga, dan dia adalah penguasa atas surga bagian bawah dan juga bumi.’”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:

“Ada suku malaikat yang disebut jin. Iblis adalah salah satu dari mereka. Dia biasa memerintah semua di antara langit dan bumi. Kemudian dia menjadi tidak taat, dan karena itu Allah SWT mengubahnya menjadi setan yang dirajam.” (PH)

Bersambung ke:

Kisah Tentang Iblis (2): Klaim Menjadi Tuhan

Catatan:

Seluruh artikel ini merupakan penceritaan ulang dari buku Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 249-257. Adapun informasi tambahan lainnya dicantumkan dalam catatan kaki.

Catatan Kaki:

[1] “Setan dalam Al-Qur’an (Bag 1)”, dari laman https://khazanahalquran.com/setan-dalam-al-quran-bag-1.html, diakses 21 Juli 2018.

[2] David Waines, “Al-Ṭabarī”, dari laman https://www.britannica.com/biography/al-Tabari, diakses 21 Juli 2018.

[3] Nadirsyah Hosen, “Mengenal Kitab Fiqh Perbandingan Mazhab”, dari laman http://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/mengenal-kitab-fiqh-perbandingan-mazhab, diakses 21 Juli 2018.

[4] Selain surat ini, Al-Ṭabari juga bersandar kepada Surat Ali ‘Imran Ayat 36.

[5] Untuk mempersingkat penulisan artikel, ke depannya para periwayat hadist tidak akan disebutkan satu-persatu sanad-nya, kami hanya akan menyebutkan periwayat awalnya saja.

[6] Juga diperkuat oleh Surat Al-Baqarah Ayat 34.

3 Comments

  1. Ada beberapa riwayat menyebutkan bahwa Iblis bukanlah dr golongan malaikat, mana yang benar ?, afwan.

  2. iblis itu bukan personal.
    semua malaikat sujud kecuali iblis.
    malakat adalah kebaikan pada diri manusia
    iblis adalah hawa nafsu yg ada pada diri manusia

    adam dari tanah
    malaikat dari cahaya
    iblis dari api murni

    iblis tidak mau sujud maka manusia bebas membuat kejahatan karena tidak dpt ditundukkan kecuali para nabi dan kaum yg sholeh.

    oleh sebab itu mengapa Rabb kalian melarang adam mendekati pohon saat di surga dahulu karena kesucian hanya milik Rabb kalian

    ustadz sayyid habib yahya

Leave a Reply to Rivan S Biya Cancel reply

Your email address will not be published.

*