Mariam Abou Zahab (5); Membuat Terobosan Ilmiah

in Tokoh

Last updated on January 19th, 2018 06:29 am

Dia adalah sosok yang secara cermat menjelaskan silsilah gerakan Taliban Pakistan. Lebih jauh, ia adalah salah satu ilmuwan pertama yang menulis tentang pengembangan kelas menengah Pakhtun, sebuah terobosan ilmiah yang sangat penting, tidak hanya bagi dunia akademik, tapi juga bagi orang-orang Pakhtuns yang tinggal di sana.”

—Ο—

 

Terkenal karena karyanya tentang gerakan Islam, Mariam Abou Zahab juga seorang pengamat yang tajam dalam kehidupan religius Syiah 12 Imam di Pakistan. Sumbangannya terhadap bidang ini telah membawa perhatian yang besar terhadap peran perempuan dalam transmisi pengetahuan agama dan kekayaan, serta vitalitas ritual Muharram di negara ini. Meskipun dikenal sebagai rumah bagi populasi Syiah terbesar kedua di dunia, tapi Pakistan telah lama diabaikan dalam studi Syi’isme yang hidup. Perspektif lintas propinsi dan longitudinalnya selama 40 tahun membuatnya secara unik diperlengkapi untuk mendeteksi variasi dan inovasi halus dalam kesalehan Syiah. Pada gilirannya, keakrabannya dengan bentuk ritual Muharram di Irak dan Iran, serta dengan jaringan pembelajaran yang menghubungkan negara-negara ini, memungkinkannya untuk menawarkan wawasan perbandingan yang langka.

Selain itu, panjangnya pengalaman kerja lapangan yang dilakukannnya di tengah masyarakat Pakhtun telah membangun kemampuan ekspertisnya. Karyanya tentang masyarakat ini telah membuka akses bagi siapapun untuk lebih jauh mengenal kondisi masyarakat Pakhtun, khususnya tentang daerah-daerah seperti Fata, yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh ilmuwan asing atau bahkan oleh ilmuan Pakistan selama dua dekade terakhir.[1]

Dalam beberapa tahun terakhir hidupnya, dia mulai merenungkan perubahan sosial dan politik yang dibawa ke Fata oleh militansi agama, represi negara dan gangguan ekonomi. Karena daerah kesukuan tidak lagi dapat diakses olehnya, dia melanjutkan untuk mempelajari transformasi ini dari luar, khususnya melalui diaspora Pakhtun di Teluk. Kerja lapangannya di Uni Emirat Arab dengan para migran dari Fata sangat penting dalam meningkatkan pemahamannya tentang dinamika sosial yang muncul di wilayah asal mereka.

Pada titik tertentu, hal ini juga yang ternyata memikat minatnya dalam jangka panjang terhadap masyarakat Pakistan yang berada di diaspora, serta membantu analisisnya merakit hubungan transnasional – baik itu ekonomi atau agama – antara orang-orang Pakistan di luar negeri dan tanah air mereka. Memang, ketertarikannya pada Pakistan tidak berhenti di lingkup negara itu saja. Ia berhubungan pribadi dengan banyak anggota diaspora di Prancis dan tempat lain dan terus memerhatikan aktivitas mereka dengan seksama. Pengalaman ini, ditambah dengan pengetahuannya yang luar biasa, sangat mencerahkan bagi orang-orang yang ia ajarkan tentang migrasi orang Pakistan selama lebih dari 15 tahun di Inalco yang berbasis di Paris.

Jika ekspatriat Pakhtun di Teluk menjadi fokus utama untuk pekerjaan terakhirnya, dia juga prihatin dengan nasib populasi yang secara paksa dipindahkan dari Fata melalui operasi militer. Hal ini membawanya kembali ke Karachi, sebuah kota yang tidak begitu dia sukai, tapi selama bertahun-tahun ia tetap memiliki ikatan yang kuat dengan daerah ini. Banyak ulama lokal Deobandi dan Syiah mengenalnya secara pribadi dan memiliki rasa hormat yang sama terhadapnya karena karakter karyanya yang mendalam dan tidak memihak.

Di Sohrab Goth, dia melakukan wawancara dengan anggota suku Mehsud yang mengungsi dari Waziristan Selatan melalui operasi militer melawan Taliban Pakistan. Kemampuannya untuk bercakap-cakap dengan mereka dalam bahasa Pashto sungguh mengesankan. Begitu juga keakrabannya dengan sedikit gerakan yang dikenal dari Waziristan Selatan, kekuatan Tehreek-e-Teman, yang diluncurkan pada akhir tahun 1990an oleh seorang bandit sosialis, Gokhan Mehsud, yang menarik sejumlah pemuda Mehsud.[2] Pada tahun 1999, singkatan TTF mulai muncul di kaca depan bus dan truk yang sering dilalui oleh anggota suku Mehsud di Karachi. Meskipun pengaruhnya saat itu, TTF tidak banyak menarik perhatian dari orang-orang non-Mehsud, tapi bagi Mariam, hal ini justru semakin menarik minatnya.

Dengan kembali ke kelompok yang telah lama terlupakan ini, dia mencoba menjelaskan silsilah gerakan Taliban Pakistan. Meski jauh dari pusat pekerjaannya, transformasi sosial dan politik Karachi tidak mengalihkan perhatiannya. Dia adalah salah satu ilmuwan pertama yang menulis tentang pengembangan kelas menengah Pakhtun, sebuah terobosan ilmiah yang sangat penting, tidak hanya bagi dunia akademik, tapi juga bagi orang-orang Pakhtuns yang tinggal di sana. (AL)

Bersambung…

Mariam Abou Zahab (6): Berpulangnya Sang Mujahidah

Sebelumnya:

Mariam Abou Zahab (4); Jejak Intelektual yang Mengagumkan

Catatan: Artikel ini merupakan adaptasi dan diterjemahkan secara bebas dari laman scroll.in, dengan judul “The Frenchwoman who fell in love with Lucknow and launched many jihads in her lifetime”. Adapun informasi-informasi lain yang tidak terdapat di artikel tersebut, kami tuliskan di catatan kaki.

Catatan kaki:

[1] The Federally Administered Tribal Areas (FATA); adalah wilayah kesukuan semi otonom di Pakistan barat laut, yang terdiri dari tujuh distrik kesukuan dan enam perbatasan daerah, yang secara langsung diatur oleh pemerintah federal Pakistan melalui seperangkat undang-undang khusus yang disebut Peraturan Kejahatan Perbatasan (FCR). Wilayah ini berbatasan dengan provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan di timur dan selatan, dan provinsi Afghanistan di Kunar, Nangarhar, Paktia, Khost dan Paktika di barat dan utara.Wilayah ini hampir secara eksklusif dihuni oleh Pashtun, yang juga tinggal di provinsi tetangga Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan Utara, dan mengangkangi perbatasan ke Afghanistan. Mereka kebanyakan beragama Islam. Kota-kota utama di wilayah ini adalah Parachinar, Miramshah, Razmak, Wanna, Jamrud, dan Landi Kotal. Lihat, https://en.wikipedia.org/wiki/Federally_Administered_Tribal_Areas, diakses

[2] Tehrik-e-Teman Force (TTF) didirikan oleh Raza Khan di daerah suku Mehsud di Waziristan Selatan. Sejak kemunculannya, TTF langsung populer di kalangan suku setempat. Hanya saja, gerakan ini kemudian dinilai menyimpang dari visi awalnya, sehingga ditinggalkan oleh masyarakat. Javid Khan Mehsud, seorang tetua suku dari Waziristan Selatan, mengatakan bahwa gagasan di balik gerakan tersebut adalah untuk mereformasi masyarakat dan mengendalikan kejahatan. Dia melanjutkan dengan mengatakan, “Pada tahun 1997, TTF bahkan mengambil bagian dalam pemilihan umum pertama di FATA dan muncul dengan hasil yang baik. Namun, setelah itu Raza Khan menyimpang dari 6 nilai publik, tradisi lokal dan norma masyarakat, dan tidak dapat memenuhi harapan para anggota suku. Dengan demikian, dia menjadi tidak populer di kalangan masyarakat. Lihat, http://strategiskanalyse.no/publikasjoner%202013/2013-10-18_SISA7_Evolution-of-conflict-in-Fata_ITM.pdf, diakses 16 Januari 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*