Masjid Agung Xian (2): Perpaduan Budaya China dan Islam

in Arsitektur

Last updated on April 2nd, 2018 02:38 pm

“Apabila masuk ke dalam menara, anda akan melihat warna langit-langitnya yang cerah dengan dekorasi bunga teratai. Dibandingkan suasana masjid, kesan yang didapat adalah anda seperti memasuki sebuah kuil.”

–O–

Halaman Kedua

Halaman kedua, dipisahkan dari halaman pertama oleh paviliun beratap dangkal, berdiri sebuah pailou batu lurus yang dibangun menyerupai struktur kayu. Di paviliun tersebut terdapat tiga pintu, pintu tengahnya lebih tinggi dan lebar dibanding dua pintu lain di kedua sisinya.[1] Pada masing-masing pintu tersebut terdapat aksara China. Aksara China di pintu terbesar artinya adalah “Istana Surga”.[2]

Gerbang Istana Surga. Aksara China yang paling atas artinya adalah “Istana Surga”. Photo: Tony Page

Di dalam halamannya terdapat beberapa bangunan tua seperti biara yang anggun dengan kolomnya yang indah. Bangunan tersebut dibangun dengan batu bata dengan beberapa karya ukir tradisional China seperti gambar naga, bunga dan potnya, dan layar. Gaya ukir seperti ini biasanya terdapat di rumah-rumah tradisional aristokrat China. Di sana juga terdapat kolom, yang pada salah satu kolomnya terdapat  kaligrafi karya Mǐ Fú (米 芾) dari Dinasti Song, sementara di kolom lainnya terdapat karya Dǒng Qíchāng (董其昌) dari Dinasti Ming; dua orang tersebut merupakan kaligrafer ternama di masanya masing-masing.[3] Daerah di bagian selatan halaman ini awalnya ditujukan untuk pemakaman suku Hui, meskipun praktik ini tidak pernah sepenuhnya dilaksanakan.[4]

Penggambaran sosok Mi Fu, dilukis oleh Guo Xu tahun 1503.
Kolom dengan kaligrafi karya Mǐ Fú (米 芾) dari Dinasti Song dan Dǒng Qíchāng (董其昌) dari Dinasti Ming. Photo: the temple trail
Bangunan di halaman kedua dengan karya ukir tradisional khas China. Karya ukir seperti ini biasanya hanya terdapat di rumah-rumah pejabat kerajaan China terdahulu. Photo: Rosemarie John

 

Halaman Ketiga

Masuk ke halaman ketiga, di sana terdapat paviliun/gerbang beratap lainnya yang bernama Qing Xiu Dian, atau “Tempat Meditasi”.[5] Di dalam halamannya, terdapat struktur terpenting dari komplek bangunan masjid ini, di sana terdapat aula kekaisaran yang di dalamnya terdapat Tablet Bulan (Moon Tablet/Yuè Bēi 月碑).  Prasasti yang berharga ini diukir dengan metode perhitungan untuk kalender Hijriyah dan dibuat oleh seorang Imam terkenal yang bernama Xiao Xining. Pada ruang belajar di sisi utara bangunan tersebut terdapat salinan Al-quran yang ditulis dengan tangan dari zaman Dinasti Ming. Selain itu, terdapat peta Mekah dari zaman Dinasti Qing. Aula ini adalah bangunan tertua dari kompleks masjid ini.[6]

Salinan Al-Quran dari zaman Dinasti Ming, dibuat oleh tulisan tangan. Photo: thenews.com
Gerbang menuju ke halaman ketiga yang bernama “Tempat Meditasi”. Photo:
Yokels

Pada bagian lain halaman ini terdapat tempat wudhu dan kamar mandi, jamaah yang akan menunaikan shalat akan menuju ke tempat ini untuk bersuci terlebih dahulu. Dekat dari sana terdapat ruangan untuk Imam masjid. Selain itu, perpustakaan masjid awalnya terletak di halaman ini.[7]

Masih di halaman ketiga, di sana juga terdapat “Menara Introspeksi” yang berbentuk Oktagonal, nama lainnya adalah  Xing Xin Ting (省心亭) atau Sheng Xin Lou, yang artinya adalah “Menara dari Hati yang Berkunjung”. Menara bata ini memiliki tinggi lebih dari sepuluh meter dengan tiga lantai yang dipisahkan oleh atap dan dikelilingi oleh balkon kayu. Menara ini adalah bangunan tertinggi di komplek Masjid Agung Xian. Atapnya dihiasi dengan ubin kaca biru dan pada punggung atapnya terdapat ukiran kepala naga.[8] Menara ini juga difungsikan sebagai tempat untuk mengamati bulan yang menjadi penanda perpindahan bulan di dalam kalender Hijriyah.[9]

“Menara Introspeksi”, menara ini merupakan bangunan tertinggi di lingkungan Masjid Agung Xian. Photo: You-Xuan Zhu

Apabila anda masuk ke dalam menara, anda akan melihat warna langit-langitnya yang cerah dengan dekorasi bunga teratai. Dibandingkan suasana masjid, kesan yang didapat adalah anda seperti memasuki sebuah kuil. Masih sama seperti bangunan di halaman pertama, meskipun ada ukiran atau gambar dari figur China tertentu, posisinya tidak sejajar dengan mata manusia untuk melihatnya, sekali lagi, ini merupakan konsesi kebudayaan antara ajaran Islam dengan kebudayaan China.[10] (PH)

Bersambung ke:

Masjid Agung Xian (3): Saksi Atas Kehadiran Para Pejalan Muslim

Sebelumnya:

Masjid Agung Xian (1): Masjid Berbentuk Kuil di China

Catatan Kaki:

[1] “Great Mosque of Xi’an”, dari laman http://islamic-arts.org/2012/great-mosque-of-xian/, diakses 31 Maret 2018.

[2] “Great Mosque of Xi’an Stone Gateways”, dari laman http://www.travelsignpostschina.com/destination/picture.php/xian-great-mosque-AJP4903, diakses 31 Maret 2018.

[3] “Xi’an Great Mosque”, dari laman https://thetempletrail.com/xian-great-mosque/, diakses 31 Maret 2018.

[4] “Great Mosque of Xi’an”, Ibid.

[5] “Great Mosque of Xi’an”, Ibid.

[6] “Xi’an Great Mosque”, Ibid.

[7] Ibid.

[8] “Great Mosque of Xi’an”, Ibid.

[9] “Xi’an Great Mosque”, Ibid.

[10] Ibid.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*