Negus (7): Raja yang Melindungi Kaum Muslimin

in Tokoh

Last updated on January 24th, 2020 11:12 am

Ketika utusan Quraisy meminta agar Negus menyerahkan orang-orang Islam yang kini berada dibawah perlindungannya, seketika Negus murka. Dia berkata, “Tidak. Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian berdua. Jika ada suatu kaum hidup berdampingan denganku, dan memilihku daripada orang selain saya, maka aku harus mengundang dan bertanya kepada mereka tentang apa yang dikatakan dua orang ini tentang mereka…

Lukisan ilustrasi ketika dua orang utusan Quraisy menghadap Negus. Sumber gambar: commons.wikimedia.org

Kembali pada kisah dua utusan kaum Quraisy Makkah ke Habasyah. Mereka adalah Abdullah bin Abu Rabiah dan Amr bin Al-Ash bin Wail. Tujuan kedua orang ini adalah melobi Negus agar mengembalikan kaum Muslimin – yang sekarang berada di bawah perlindungan Negus – ke Makkah. Konon, kedua orang ini adalah diplomat terbaik di Makkah pada masa itu. Dan untuk misi kali ini, para pemuka Quraisy membekali keduanya dengan hadiah-hadiah untuk Negus dan para pejabat demi melancarkan misi mereka.

Terkait bagaimana aksi kedua orang ini, berikut penuturan Ummu Salamah Radhiyallahu Anha tentang dua Utusan orang-orang Quraisy tersebut:[1]

Ibnu Ishaq berkata bahwa Muhammad bin Muslim Az-Zuhri berkata kepadaku dari Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam Al-Makhzumi dari Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah bin Al-Mughirah, istri Rasulullah Saw yang berkata,

“Ketika kami tiba di Habasyah, Negus menyambut kami dengan sambutan yang baik sekali. Kami merasa aman terhadap agama kami, dan bisa beribadah kepada Allah SWT tanpa mendapatkan penyiksaan dan mendengar kata-kata yang tidak kami sukai. Hal ini didengar orang-orang Quraisy. Mereka mengadakan rapat kemudian sepakat mengirim dua orang yang berpendirian kuat untuk menemui Negus guna membahas permasalahan kami, dan memberi hadiah-hadiah untuk Negus yang diambilkan dari kekayaan Makkah.

Aneh sekali, di antara hadiah tersebut terdapat kulit. Orang-orang Quraisy mengumpulkan kulit yang banyak sekali, dan mereka menyiapkan hadiah untuk setiap Batrix (pejabat/penasehat – pen). Barang-barang tersebut dibawa Abdullah bin Abu Rabiah dan Amr bin Al-Ash, dan diperintahkan keduanya mengerjakan persis seperti yang mereka perintahkan. Mereka berkata kepada keduanya, ‘Berikan hadiah ini kepada semua Batrix sebelum kalian berdua berbicara dengan Negus tentang kaum Muhajirin. Serahkan hadiah-hadiah ini kepada Negus, kemudian mintalah Negus menyerahkan kaum Muhajirin kepada kalian berdua sebelum Negus berbicara dengan mereka’.”

Ummu Salamah berkata, “Kedua utusan Quraisy berangkat dari Makkah dan tiba di Negus. Kami semua berada di rumah yang nyaman dan tetangga yang baik. Tidak ada seorang pun dari Batrix melainkan keduanya memberikan hadiah kepadanya sebelum berbicara kepada Negus.

Keduanya berkata kepada setiap orang dari para Batrix, ‘Sesungguhnya telah menyusup ke negeri raja anak-anak muda yang tidak waras. Mereka meninggalkan agama kaumnya, dan tidak masuk ke dalam agama kalian. Mereka membawa agama baru yang tidak kami kenal dan kalian pun tidak mengenalnya. Tokoh-tokoh orang-orang Quraisy telah mengutus kami kepada kalian untuk mengembalikan mereka kepada kaumnya. Jika kami berbicara kepada raja kalian tentang orang-orang tersebut, hendaklah kalian menyuruhnya menyerahkan mereka kepada kami dan agar dia tidak berbicara dengan mereka, karena kaum mereka lebih paham apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti apa yang mereka cela.’ Para Batrix berkata kepada keduanya, ‘Ya’.”

Utusan Quraisy Bertemu Negus

Ummu Salamah berkata, “Kemudian kedua utusan Quraisy menyerahkan hadiah-hadiah kepada Negus dan diterimanya. Keduanya berkata kepada Negus, ‘Wahai paduka raja, sesungguhnya telah menyusup ke negeri paduka anak-anak muda kami yang tidak waras. Mereka meninggalkan agama kaumnya dan tidak masuk kepada agamamu. Mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri. Kami tidak mengenal agama tersebut, begitu juga paduka. Sungguh kami diutus ayah-ayah mereka, paman-paman mereka, dan keluarga besar mereka untuk membawa mereka pulang kepada kaumnya, karena kaumnya lebih paham apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti apa yang mereka cela’.”

Ummu Salamah berkata, “Tidak ada sesuatu yang paling dibenci Abdullah bin Abu Rabiah dan Amr bin Al-Ash bila Negus mendengar perkataan kaum Muhajirin. Para Batrix di sekeliling Negus berkata, ‘Keduanya berkata benar, wahai paduka raja. Kaum mereka lebih paham terhadap apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti terhadap apa yang mereka cela. Oleh karena itu, serahkan mereka kepada kedua orang ini, agar keduanya membawa mereka pulang ke negeri dan kaum mereka’.”

Ummu Salamah berkata, ” (Setelah mendengar usulan utusan Quraisy dan para Batrixnya) Negus murka. Dia berkata, ‘Tidak. Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian berdua. Jika ada suatu kaum hidup berdampingan denganku, dan memilihku daripada orang selain saya, maka aku harus mengundang dan bertanya kepada mereka tentang apa yang dikatakan dua orang ini tentang mereka. Jika mereka seperti dikatakan kedua orang ini, aku serahkan mereka kepada keduanya, dan aku pulangkan mereka kepada kaumnya. Namun, jika mereka tidak seperti dikatakan keduanya, aku melindungi mereka dari keduanya, dan melindungi mereka selama tinggal berdampingan denganku’.”

Ummu Salamah berkata, “Kemudian Negus mengutus seseorang kepada sahabat-sahabat Rasulullah Saw dan mengundang mereka. Ketika utusan Negus tiba di tempat mereka, maka mereka segera mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, sebagian Muhajirin berkata kepada sebagian Muhajirin yang lain, ‘Apa yang kalian katakan kepada raja jika kalian datang kepadanya?’ Mereka berkata, ‘Demi Allah, kami mengatakan apa yang telah kami ketahui. Apa yang diperintahkan Nabi dalam hal ini, itulah yang akan kita kerjakan.’ (AL)

Bersambung…

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Kisah ini dikutip dari Sirah Nabawiah Ibn Hisyam (jilid 1), Fadhli Bahri, Lc (Penj), Jakarta, Batavia Adv, 2000, hal. 255-256

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*