Peter Sanders: Mualaf yang Menjadi Fotografer Terkemuka Dunia (2)

in Mualaf

Last updated on July 19th, 2019 09:19 am





Setelah puluhah tahun berlalu, Sanders membuka rahasia mengapa dia pada akhirnya memutuskan memilih Islam. Menurutnya, bukan dia yang memilih Islam, tapi “Tuhanlah yang memilihkan (Islam) untuk saya.”

Peter Sanders. Sumber: Flickr

Peter Sanders menghabiskan beberapa bulan di India. Menurut pengakuannya dalam salah satu wawancara dengan media, ketika dia ke India dan melakukan eksplorasi terhadap beberapa agama dan kepercayaan di sana, sebenarnya dia sudah memiliki impian mengenai arah spiritualitas yang diharapkannya.[1]

Untuk itulah dia tidak hanya melakukan eksplorasi terhadap teks, tapi juga menyelam dan mengamati lebih dalam warna kebudayaan dan tata hidup masyarakat di India. Dan pengalamannya di waktu subuh di salah satu stasiun kereta api tersebut, adalah salah satu yang paling menakjubkan baginya.[2]

Setelah melalui perjalanan spiritualnya di India, Peter Sander memutuskan kembali ke Inggris. Tak disangka, dia menemukan bahwa teman-temannya di Inggris sudah cukup banyak yang memeluk agama Islam. Baginya ini satu hal yang menarik. Karena selama di India, dia mendalami teks agama Hindu dan Budha, tapi tidak dengan Islam.

Sebagaimana diakuinya, “… Saya sering bepergian di bulan-bulan pertama ketika saya berada di India dan saya pergi ke Amritsar, negara bagian Bihar, dan saya juga pergi ke Allahabad pada saat Kumble Mela, yang dihadiri oleh sekitar sepuluh juta orang. Setelah itu, saya pergi ke Hyderabad dan kemudian berakhir di selatan, tempat saya tinggal selama enam bulan. Jadi saya tidak menemukan sisi Islam itu sama sekali pada waktu itu.”[3]

Bagitu kembali ke Inggris, dia belum memutuskan tentang agama mana yang akan dia pilih. Oleh sebab itu, ketika menemukan bahwa teman-temannya banyak yang memeluk agama Islam, dia melihat kesempatan untuk mempelajari lebih jauh agama tersebut.[4]

Dalam salah satu wawancaranya dengan www.islamreligion.com, Peter Sanders mengatakan bahwa ketika berbulan-bulan di India, dia sebenarnya menemukan satu orang guru yang beragama Hindu, tapi secara umum memiliki akhlak yang disebutnya sebagai “Kualitas Muslim”. Kepada orang inilah Peter Sanders belajar tentang spiritualitas selama 6 bulan. Ketika itu usianya masih 24 tahun.

Di Inggris, Peter Sanders tidak begitu jauh mendalami Islam. Tapi dia melihat bahwa agama ini memiliki semua hal yang diharapkannya. Akhirnya, pada tahun 1970, Peter Sanders menyatakan diri masuk Islam. Menurutnya, keputusan tersebut adalah sebuah lompatan besar dalam hidupnya. Di salah satu wawancara yang lain beberapa tahun lalu, Sanders membuka rahasia mengapa dia pada akhirnya memutuskan memilih Islam. Menurutnya, bukan dia yang memilih Islam, tapi “Tuhanlah yang memilihkan (Islam) untuk saya,” katanya.[5]

Setelah memeluk Islam, Peter Sanders mengganti namanya menjadi Abd al-Adheem. Dan hanya berjarak tiga bulan setelah itu, dia memutuskan untuk menunaikan ibadah haji. Menurutnya, niat ini muncul pertama kali karena didorong oleh keinginan untuk menemani gurunya yang sudah tua. Ketika itu dia tidak memiliki uang untuk pergi menemani beliau. Tapi tanpa disangka, seseorang memberinya tiket, sehingga dia bisa pergi. Hanya saja, gurunya itu menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan. Sanders mendengar berita itu ketika dia sedang berada tepat di depan Kabah.[6]

Selanjutnya, pengalaman ibadah haji pertama Sanders memberinya inspirasi untuk memotret momen kolosal yang langka tersebut. Maka pada tahun 1971, Sanders memutuskan untuk meminta izin khusus dari pemerintah Arab Saudi untuk mengambil gambar Kabah ketika musim haji berlangsung.

Awalnya, izin tersebut sulit keluar. Karena pemerintah setempat menilai sinis dunia fotografi, terlebih dia seorang mualaf. Tapi kemudian Sanders bertemu dengan seorang pejabat yang tepat sehingga izin tersebut bisa keluar.[7]

Disamping sulitnya mendapatkan izin dari pemerintahan setempat, tidak mudah mencari angle yang cocok memotret Majidil Haram dan Kabah di tengah puncak kegiatan musim haji. Sebagaimana diakui Sanders, untuk mendapatkan gambar Kiswah Kabah yang berkualitas tinggi, dia hanya diizinkan memasang lampu di depan pintu Kabah selama 1 jam. Itu pun di waktu dini hari.[8]

Tapi betapa terkejutnya Sanders, ternyata gambar yang dihasilkan lebih dari yang diharapkan. Gambar tersebut tajam dan jernih. Sehingga bisa menampilkan secara detail utas benang emas yang menjadi hiasan Kiswah. Bahkan bisa menangkap ngengat besar yang sedang hinggap di atas Kiswah tersebut. Menariknya, ketika Sander mengambil foto ini, dia bahkan belum pernah mengenyam kursus fotografi. Padahal, untuk mencapai karya yang dihasilkannya ketika itu, dibutuhkan skill profesional yang biasa dimiliki oleh para fotografer arsitektur dunia.[9]

Foto Kabah yang dihasilkan Sander pada tahun 1971. Judul foto: The Kabah in 1971 – Makkah, Saudi Arabia. Sumber gambar: petersanders.com
Suasana haji di jalur Safa dan Marwa, Makkah, Saudi Arabia. Sumber gambar: petersanders.com

Bagi Sander secara pribadi, foto hasil karyanya di Makkah adalah satu hasil yang tak di sangka, dan hanya atas karunia Allah SWT. Itu sebabnya, dia mencetak dan menggantungkan hasil karya tersebut di Mushalah rumahnya. Tapi bagi dunia barat masa itu, foto-foto hasil jepretan Peter Sanders di tanah suci ternyata menjadi salah satu objek fotografi yang langka.[10]

Untuk pertama kalinya dunia barat menyaksikan pusat kegiatan peribadatan kaum Muslimin dalam karya fotografi yang berkelas. Foto-foto ini kemudian muncul di Sunday Times Magazine, The Observer, dan di sejumlah jurnal besar lainnya sebagai pengakuan atas kelangkaannya.[11] Dan, mulai saat itulah, Peter Sander alias Abd Al-Adheem makin terkenal.

Proyek pemotretan kegiatan haji tersebut, menjadi titik balik dalam kehidupan profesional Peter Sanders. Selain memberi kehidupan baru bagi jiwa Sanders, Islam ternyata memberi roh pada pekerjaannya. Islam juga mengilhaminya pada sebuah jalan baru untuk makin menekuni dunia fotografi, namun dengan objek yang berbeda. (AL)

Bersambung…

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Lihat, Interview with Peter Sanders,  http://muslimheritage.com/interview-peter-sanders/, diakses 16 Juli 2019

[2] Ibid. Terkait kisah yang dialaminya di stasiun kereta api tersebut, lihat, https://ganaislamika.com/peter-sanders-mualaf-yang-menjadi-fotografer-terkemuka-dunia-1/.

[3] Lihat, Interview with Peter Sanders,  Op Cit

[4] Ibid

[5] Lihat, Peter Sanders, Raja Fotografi yang Menemukan Islam, https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/06/30/122540-peter-sanders-raja-fotografi-yang-menemukan-islam, diakses 16 Juli 2019

[6] lihat, Peter Sanders, https://www.islamreligion.com/articles/938/peter-sanders-photographer-uk/, diakses 17 Juli 2019

[7] Ibid

[8] Ibid

[9] Ibid

[10] Ibid

[11] Ibid

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*