Tafsir Tematik – Islam, Nama Generik Semua Agama Samawi (6)

in Studi Islam

Last updated on April 2nd, 2018 05:47 am

 

Tinjauan Dari Perspektif Al-Qur’an, Bukan tinjauan Fiqih

Oleh: Haydar Yahya

 

Allahu Ahad, Allah Alam Semesta, Allah umat Manusia, Allah Yang Maha Esa, menurunkan agama yang juga esa,“Islam (taslim)”. Begitulah selayaknya.

—Ο—

 

Sebagai agama termuda, terakhir, usia agama Islam saat ini 1400 tahun. Siapa bisa menjamin, di kemudian hari, seratus, dua ratus, tiga ratus tahun mendatang, tidak terjadi distorsi pemahaman yang mungkin saja lebih serius dari saat ini, seperti yang telah juga dialami saudara-saudaranya sesama Ahlul-Kitab ? Kalau itu terjadi, akankah berarti, ummat Islam, Yahudi, Nasrani, tidak lagi bisa disebut, diaku sebagai Ahlul-Kitab. Lalu Al-Qur’an untuk siapa !?

Bagaimana dengan pernyataan Al-Qur’an, “Sesungguhnya agama di sisi (dalam pandangan/bagi) Allah adalah Islam……“?. Barangsiapa menghendaki dien (agama) selain Islam, di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi. (Al-Qur’an, surat Ali-Imran 3: 19 dan ayat 85).[1] Setelah mengkaji begitu banyak ayat-ayat di atas, benarkah, bila ayat tersebut terakhir,[2] dipahami sebagai pengingkaran tegas terhadap semua agama samawi selain Islam?!

Pertanyaan itu, dikarenakan selama ini, Islam dipahami sebagai sebuah nama ajaran yang eksklusif, ajaran untuk sekelompok manusia tertentu. Padahal jelas, dari pandangan Al-Qur’an, hakikatnya tidaklah demikian. Ratusan ribu Nabi, Rasul, utusan Allah, sejak Nabi Adam ‘alahis-salam sampai Muhammad Rasulullah Saw, diyakini sebagai penganut “Islam”. Semua ajaran agama samawi pada intinya, mengajarkan ajaran yang sama, penyerahan diri (taslim, berislam, berserah diri) sepenuhnya kepada Allah swt. Bagaimana mungkin, satu kelompok penganut agama tertentu, mengaku, memonopoli kebenaran sebagai penganut ajaran Allah, “Islam” !? Bukankah, pada saat Allah SWT menyampaikan ajaran persaudaraan, Al-Qur’an menyebutnya dengan ungkapan persaudaraan orang-orang beriman, dengan penegasan “innamal-mu’minuna ikhwatun (Al-Qur’an, Surat Al-Hujurat 49: 10 ).[3]

Apabila di sisi Allah, dalam pandangan Allah, bagi Allah, agama adalah satu, yaitu “Islam/taslim/ berserah diri”, bagaimana bisa diterima, dalam pandangan manusia, agama menjadi beragam secara substantif, bahkan berlawanan. Padahal kesemuanya mengaku sebagai menganut ajaran Allah Yang Esa!? Hanya mungkin, bila ada beberapa tuhan yang menurunkan beberapa agama. Pemikiran semacam itu membuat Tuhan dan agama, menjadi absurd.

Allahu Ahad, Allah Alam Semesta, Allah umat Manusia, Allah Yang Maha Esa, menurunkan agama yang juga esa,“Islam (taslim)”. Begitulah selayaknya.

Saat Allah menyatakan menciptakan manusia dalam berbagai ragam suku bangsa ras, mengakhirinya dengan kalimat, “…yang termulya diantara kamu adalah yang paling bertaqwa diantara kamu”, (Surat Al Hujuraat, 49: 13)[4] tanpa embel-embel. Sebuah pernyataan yang ditujukan untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali. Tanpa melihat di “tempurung” mana dia berada. SeruanNya di ayat lain, berlomba-lombalah dalam kebaikan.[5] Bukan berlomba-lombalah memperbanyak pengikutmu. Karena semua juga adalah pengikut Allah yang sama, Allah Yang Maha Esa.

Kalau demikian halnya, mengapa bisa terjadi perseteruan tanpa ujung, antara sesama umat beragama yang sangat mudah ditemukan dalam catatan sejarah sepanjang masa, bahkan sampai kini!? Benarkah, bila sebagian orang menyimpulkan, bahwa agama ajaran Allah yang mestinya luhur telah menjadi pemicu permusuhan, pembunuhan dan peperangan?

Adalah fakta sejarah, bahkan dalam catatan sejarah kenabian, kerasulan, dan umatnya, sejak Adam sampai Rasul terakhir diwarnai banyak kisah perseteruan, pembunuhan, pertempuran, peperangan antar pemeluk agama, bahkan antar sesama pemeluk agama yang sama. Masing-masing memperagakan simbol-simbol agama secara mencolok. Terutama yang dialami Para Rasul Allah khususnya, tidak ada catatan sejarah yang meyakinkan bahwa Para Rasul bersikap agresif, berseteru, berperang karena alasan perbedaan keyakinan agama atau keyakinan. Semua perseteruan, peperangan yang terjadi di kala Para Rasul, dikarenakan perlakuan dzalim pihak lain atas Para Rasul Allah, dan sesekali bukan karena kepercayaan, keyakinan agama yang berbeda.  Sangat mudah diketahui, sejarah perjalanan kehidupan para Nabi Rasul, penuh derita pengorbanan. Adalah bukti bahwa para Nabi dan Rasul adalah korban kedzaliman. Para Rasul Allah, tidak lebih, sekedar Penyampai Pesan, wahyu Allah swt. Al-Qur’an sangat tegas dalam hal ini. “Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu tampakkan dan apa yang kamu sembunyikan” Surat Al-Maidah 5 : 99, Ar-Ra’d 13 : 7 ; As-Shad 38 : 65, Hud 11 : 2.[6] “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”.[7] “…Tidak ada paksaan dalam agama….”.[8] Al-Qur’an bahkan secara tegas menyatakan, “…barang siapa hendak beriman, berimanlah dan barang siapa hendak kufur, kafirlah…”,[9] merupakan prinsip dasar dalam hubungan interaksi antara lintas perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama yang diajarkan Al-Qur’anul-Kariem. Sekedar ilustrasi; Baik pemeluk agama Nasrani dan pemeluk agama Islam, akan sulit, meski sekedar membayangkan, para Nabinya menjadi panglima perang, dari masing-masing pasukan, berhadap-hadapan saling membunuh, penuh kebencian dalam Perang Salib misalnya. Mustahil!

Bila Para Nabi Allah yang mulia itu masih hidup, pastilah perang itu tidak akan pernah terjadi. Apabila ratusan ribu para Nabi dan Rasul Allah hidup di satu zaman dan di satu tempat, niscaya akan menyuarakan seruan yang sama. Taslim kepada Allah Yang Esa dan persaudaraan orang-orang beriman.

Bersambung…

Tafsir Tematik – Islam, Nama Generik Semua Agama Samawi (7)

Sebelumnya:

Tafsir Tematik – Islam, Nama Generik Semua Agama Samawi (5)

Catatan kaki:

[1] Surat Ali Imran 3 : 19

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Surat Ali Imran 3 : 85

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

[2] Surat Ali Imran 3 : 85

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

[3] Surat Al-Hujuraat 49 : 10

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

[4] Surat Al-Hujurat 49 : 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

[5] Surat Al-Maidah 5 : 48

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

[6] Surat Al-Maidah 5 : 99

مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ

Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.

Surat Ar-Ra’d 13 : 7

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ ۗ إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ ۖ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ

Orang-orang yang kafir berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?” Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.

Surat As-Shod 38 : 65

قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ ۖ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah (ya Muhammad): “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.

Surat Hud 11 : 2

أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ ۚ إِنَّنِي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ

agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,

[7] Surat Al-Kafirun 109 : 6

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

[8] Surat Al-Baqarah 2 : 256

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[9] Surat Al-Maidah 4 : 99

مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ

Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan

Surat Al-Kahfi 18 : 29

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*