Mozaik Peradaban Islam

Timur Lang (5): Perang Hingga Akhir Hayat

in Tokoh

Last updated on July 4th, 2018 05:55 am

“Sulit untuk menggambarkan sosok Timur, satu sisi dia merupakan pembangun peradaban, sisi lain dia seorang penghancur. Di setiap kota yang dibangunnya, dia mendirikan monumen piramid yang terbuat dari kepala manusia.”

–O–

Patung Timur Lang. Photo: Martin Moos / Lonely Planet Images

Sosok Timur Lang

Penulis buku Tamerlane: The Earth Shaker, Harold Lamb, menggambarkan Timur Lang sewaktu muda seperti ini:

“Sewaktu muda, Timur adalah laki-laki remaja yang menyukai kesenangan. Dan kesenangan bagi Timur artinya adalah beraktivitas. Dia memiliki tubuh yang kuat, fisik yang bagus, berbahu lebar, dan berkaki panjang. Kepalanya besar dan luar biasa tenang – dahinya lebar dan warna matanya yang gelap dan penuh bergerak perlahan, dan dia menatap seseorang dengan langsung. Dia memiliki tulang pipi dan bibir lebar yang khas dari sukunya, pertanda dirinya memiliki vitalitas. Energi yang dipancarkan darinya buas. Pemuda dengan sedikit kata, dengan suara yang dalam dan  menembus. Dia tidak menyukai kebodohan dan seumur hidupnya dia tidak pernah menghargai lelucon.”[1]

Penggambaran lain tentang sosok Timur digambarkan oleh Ahmed Ibn Arabshah, penulis buku Tamerlane or Timur The Great Amir, dia merupakan saksi hidup yang pernah melihat Timur Lang secara langsung. Ketika Timur menginvasi Damaskus pada tahun 1400, Ibnu Arabshah dijadikan tawanan perang bersama ibu dan saudara-saudaranya, mereka kemudian dibawa ke Samarkand. Waktu itu dia masih berusia delapan tahun. Setelahnya dia tumbuh besar dan mendapatkan pendidikan di Samarkand.[2]

Berikut ini adalah penggambaran sosok Timur menurut Ibnu Arabshah:

“Timur tinggi dan berperawakan besar, seolah-olah dia berasal dari bangsa Amalek yang tersisa; kepala dan alisnya lebar; unggul dalam kekuatan dan keberanian; secara natural tampak mengagumkan; kulitnya  berwarna putih bercampur merah, tapi tidak gelap; tubuhnya kekar dengan bahu yang lebar; jari-jarinya besar dan kakinya panjang, perpaduan yang sempurna; pincang di sisi kanan; dengan matanya yang menyala, namun tidak gemerlap; suaranya kuat; dia tidak takut mati; dan meskipun menjelang usia 80 tahun, namun dia tetap teguh dalam pikirannya; tubuhnya kuat dan tegap; berani dan tidak kenal rasa takut, seperti batu keras.

“Dia tidak suka lelucon dan kepalsuan; pengetahuan dan aktivitas fisik membuatnya senang; kebenaran, meskipun menyusahkannya, menyenangkan dia; dia tidak bersedih dalam kesulitan atau bersukacita dalam kemakmuran.[3]

 

Penaklukan Timur

Setelah mengalahkan Husain pada tahun 1370 dan menjadi penguasa tunggal di Samarkand, maka selanjutnya sebagian besar hidup Timur dihabiskan dalam peperangan dan penaklukkan, bahkan sampai akhir hayatnya pun dia berada dalam medan perang. Pada masa-masa ini, menurut sejarawan Herbert Adams Gibbons, Timur sulit digambarkan apakah dia merupakan seorang pembangun peradaban atau justru hanya pelaku kejahatan.

Gibbons mengatakan, ketika Timur dan pasukannya datang, banyak kota seperti Astracan, Carizme, Delhi, Isfahan, Baghdad, Aleppo, Damaskus, Boursa, Smyrna, dan banyak lagi kota lainnya, dijarah, atau dibakar, atau benar-benar dihancurkan. Timur menyerang tanpa ampun, dia bahkan tega memenggal seorang anak tanpa rasa kasihan. Kota-kota yang ditaklukan oleh Timur seringkali dibangun kembali dan tumbuh menjadi kota yang maju. Namun, di dalamnya juga dibangun monumen kekejaman, yakni monumen yang berbentuk kolom ataupun piramid yang terbuat dari kepala manusia.[4]

Timur, di atas segalanya, menguasai teknik militer yang dikembangkan oleh Genghis Khan, mengoptimalkan penggunaan setiap senjata dan diplomasi militer pada masa itu. Dia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengeksploitasi kelemahan (politik, ekonomi, atau militer) dari musuh, atau untuk menggunakan intrik, pengkhianatan, dan aliansi untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Benih-benih ketakutan dia taburkan di antara barisan musuh oleh para agennya sebelum pertempuran. Dia melakukan negosiasi tingkat tinggi dengan negara tetangga dan negara yang jauh, bahkan itu tercatat dalam arsip diplomatik dari Inggris sampai ke China. Dalam pertempuran, taktik unggulannya adalah mobilitas nomaden dan serangan mendadak yang tidak terduga.[5]

Berikut ini adalah ringkasan ekspedisi penaklukan Timur Lang sampai akhir hayatnya:

  1. Invasi negara Jat.

1371-2. Invasi Khwarizm.

  1. Invasi negara Jat.
  2. Invasi Khwarizm, negara Jat, dan Kipchak. Timur mendorong Toktamish (Khan Gerombolan Biru / Blue Hordes) untuk melawan Uruskhan. Timur mengalahkan tentara Uruskhan.
  3. Toktamish bertakhta di Saganak.
  4. Kelahiran Shah Rukh, putra bungsu dari Timur. Toktamish mengalahkan Timur Malik dari Kipchak, putra Uruskhan, dan menjadi Khan dari Kipchak.

1378-9. Penaklukan Khwarizm.

1380-1. Penaklukan Khorasan.

  1. Penaklukan di Persia.
  2. Invasi negara Jat dan Sistan. Mengambil alih Kandahar.

1384-5. Penaklukan Mazanderan dan Sultania.

  1. Penaklukan Azerbaijan (termasuk Tabriz) dan Georgia.
  2. Mengalahkan tentara Toktamish Khan dari Kipchak, yang telah memberontak melawan Timur. Mengalahkan Domba Hitam (Black Sheep) Turkoman. Serah terima Erzinjan. Penguasaan Isfahan dan Shiraz.
  3. Kembali ke Samarkand untuk melawan Toktamish yang telah menyerang Transoxiana. Penaklukan kembali Khwarizm.

1388-9. Perang melawan Toktamish.

Daerah kekuasaan Timur Lang pada kematiannya pada tahun 1405. Infografis: abagond
  1. Invasi negara Jat termasuk beberapa bagian dari Mongolia.
  2. Invasi Kipchak. Toktamish melarikan diri.

1392-3. Invasi Iran (Persia) untuk menekan pemberontakan.

1393-4. Invasi Irak. Pendudukan Baghdad, Avenik, Erzincan, dll. Invasi Georgia.

  1. Mengalahkan Toktamish di Kipchak. Invasi beberapa bagian dari Rusia: Sharifuddin (sejarawan Persia) mengatakan bahwa pasukan Timur telah mencapai Dnieper, dan Moskow juga dijarahnya. Invasi Kuban (Circassia). Penghancuran Astrakhan dan Serai.
  2. Penaklukan Persia Selatan.

1398-9. Invasi India. Pendudukan Multan, Delhi, Jammu, dll.

1399-1400. Invasi Georgia.

  1. Invasi Rum (Anatolia) dan Suriah.
  2. Mengambil alih Damaskus, Baghdad dan kota-kota lainnya.
  3. Pertempuran Angora. Mengalahkan dan menangkap Bayezid, Sultan Ottoman. Pendudukan Smirna.
  4. Kematian Bayezid. Ekspedisi ke Georgia.
  5. Ekspedisi penaklukan Cina dimulai. Kematian Timur di Otrar.[6] (PH)

Bersambung ke:

Timur Lang (6): Pertempuran dengan Ustmani (1)

Sebelumnya:

Timur Lang (4): Tura, Para Keturunan Genghis Khan

Catatan Kaki:

[1] Harold Lamb, Tamerlane: The Earth Shaker (Burleigh Press: Great Britain, 1929), hlm 27.

[2] Pengantar oleh J. H. Sanders, hlm xvi, dalam Ahmed Ibn Arabshah, Tamerlane or Timur The Great Amir, diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Inggris oleh J. H. Sanders (Luzac & Co: London, 1936), hlm xvi.

[3] Ahmed Ibn Arabshah, Ibid., 295

[4] Pengantar oleh J. H. Sanders, Ibid., hlm xv.

[5] “Timur”, dari laman https://www.britannica.com/biography/Timur, diakses 2 Juli 2018.

[6] Pengantar oleh J. H. Sanders, Ibid., hlm xvi-xvii.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*