Mozaik Peradaban Islam

Islam di Kuba (6): Mezquita Abdallah, Masjid Pertama Kuba

in Lifestyle


Muslim Kuba menyambut gembira keberadaan Mezquita Abdallah. Jika sebelumnya mereka melaksanakan ibadah di rumah masing-masing, kini mereka dapat datang ke sini.


Masjid Abdallah, Havana, Kuba. Foto: Rose Hamid

Pada Juli tahun 2015, atau pada hari pertama Ramadan tahun itu, Kuba akhirnya memiliki masjid pertama yang terbuka untuk Muslim lokal Kuba.[1] Masjid tersebut bernama Abdallah, atau orang lokal menyebutnya dengan Mezquita Abdallah.[2]

Sekilas, dari luar Anda tidak akan pernah tahu bahwa bangunan ini merupakan masjid, sebab, bangunannya lebih mirip dengan bangunan khas peninggalan kolonial di Kuba yang berbentuk kotak. Pada bagian atap masjid, memang terdapat menara kecil berwarna hijau dan putih, namun secara keseluruhan, bangunan ini tidak terlihat seperti masjid-masjid tradisional pada umumnya.[3]

Masjid ini hanya satu lantai, dulunya merupakan bangunan bekas Museum Mobil Antik di Havana Lama.[4] Masjid ini terletak tidak jauh dari Casa Del Arabe,[5] namun tidak seperti Casa, Masjid Abdallah terbuka setiap hari dan setiap memasuki waktu salat, azan dikumandangkan.[6] Pada waktu salat Jumat, jamaah yang hadir dapat mencapai 150-200 orang, sementara itu, pada akhir minggu, jamaah yang hadir dapat mencapai lebih dari 300 orang.[7]

Bagian dalam Masjid Abdallah. Foto: Afaq Ali

Masuk ke dalam masjid, di dalamnya terdapat ruangan salat yang luas, di mana pada bagian tengahnya terdapat pembatas untuk laki-laki dan perempuan. Dindingnya dihiasi dengan kaligrafi Arab berwarna hitam yang berukuran besar; lantainya dilapisi karpet berwarna coklat yang indah; tiang-tiang hijau yang kurus menyangga atap masjid, dan pada masing-masing tiang, pada bagian bawahnya terdapat rak-rak buku kecil; dan bagian mihrab yang didekorasi dengan indah, menjadi fokus utama ruangan tersebut.

Di sana juga terdapat banyak salinan Alquran, yang tertulis dalam bahasa Spanyol dan Arab. Dan meskipun bukan hari Jumat, di sana selalu ada orang-orang yang sedang salat, baik orang-orang lokal maupun turis asing Muslim.[8]

Masjid Abdallah dibuka pada hari pertama Ramadan 2015. Foto: Ura Iturralde/Al Jazeera
Para Muslim Kuba. Foto: Joan Alvado
Wanita Muslim Kuba di pelataran Masjid Abdallah. Foto: Joan Alvado

Antara Arab Saudi dan Turki

Seperti telah dibahas dalam seri artikel sebelumnya, pemerintah Kuba pernah membuat kebijakan yang kurang bersahabat terhadap para penganut agama di negaranya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah melunak. Tidak diketahui secara pasti, pemerintah Arab Saudi dikabarkan telah sejak lama mengajukan proposal untuk pendirian masjid di Kuba.

Sementara itu, Turki, melalui presidennya, Recep Tayyip Erdogan, juga menyatakan memiliki keinginan yang sama, mendanai pembangunan masjid di Kuba. Pada kunjungannya ke Havana pada Februari tahun 2015, Erdogan berbicara dengan Presiden Kuba, Raul Castro, mengatakan kepadanya bahwa dia ingin membangun masjid di Havana yang modelnya menyerupai sebuah masjid di distrik Ortakoy di pantai Eropa selat Bosphorus di Istanbul, Turki.

“Saya mempresentasikan semua informasi, proyek pekerjaan, dan visual mengenai masjid Ortakoy. ‘Kami akan melakukan ini sendiri. Kami tidak menginginkan mitra. Jika Anda merasa tepat kami ingin melakukan ini.’,” kata Erdogan menceritakan pembicaraannya dengan Castro, sebagaimana dikutip dari website kepresidenan Turki.

Erdogan mengatakan bahwa dia tahu bahwa pemerintah Kuba telah sepakat dengan Arab Saudi untuk mengerjakan proyek serupa (pembangunan masjid), namun dia menginginkan masjid Turki ini dibangun di tempat lainnya di Kuba.[9]

Alhasil, sampai sejauh ini, baik Arab Saudi maupun Turki, keduanya masih belum berhasil merealisasikan proyek mereka.

Terkait Masjid Abdallah, Pedro Lazo Torres, atau biasa dipanggil dengan sebutan Imam Yahya, Presiden La Liga Islamica de Cuba (Liga Islam Kuba), mengatakan, Bahwa Arab Saudi lah yang telah memberikan dana untuk pemerintah Kuba untuk pembangunan Masjid Abdallah, namun dia enggan mengungkapkan berapa jumlahnya.[10]

Sementara itu, menurut informasi lainnya, karena antara pemerintah Turki dan Kuba belum juga mencapai titik temu, sebagai gantinya, dikabarkan bahwa pemerintah Turki juga turut mendanai pembangunan Masjid Abdallah.[11]

Menurut Imam Yahya, Kuba dan Arab Saudi kini telah memplot pembangunan sebuah masjid di sebidang tanah di dekat Teluk Havana barat, di sepanjang Fabrica, sebuah jalan utama di Havana Selatan. Kabarnya masjid tersebut akan didirikan di atas hamparan taman yang luas. Dia mengatakan bahwa negosiasi masih berlangsung dan tidak ada jadwal yang telah ditentukan. Imam Yahya mengatakan, “Berharap ini (terwujud) dalam waktu yang dekat.”

Meski demikian, di tataran bawah, Muslim Kuba cukup menyambut gembira keberadaan Masjid Abdallah. Jika sebelumnya mereka melaksanakan ibadah di rumah masing-masing, kini mereka dapat datang ke sini. Soleymon Mustafa, seorang mualaf Kuba, mengatakan, “Ketika saya pertama kali mulai datang ke sini, masjid ini hanya setengah penuh. Tapi pada Ramadan yang lalu (2018-pen), ada begitu banyak orang, saya sampai harus salat di jalan.”[12] (PH)

Bersambung….

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Ura Iturralde, “Religious harmony in Cuba”, dari laman https://www.aljazeera.com/indepth/inpictures/2017/11/religious-harmony-cuba-171115114204463.html, diakses 12 Juni 2019.

[2] Afaq Ali, “The Mosques of Havana”, dari laman https://www.sacredfootsteps.org/2018/02/14/travelogue-mosques-havana/, diakses 12 Juni 2019.

[3] Irvin Zhang, “Cuba’s emerging Muslim community adds to religious diversity”, dari laman https://thegroundtruthproject.org/cubas-emerging-muslim-community-adds-religious-diversity/, diakses 12 Juni 2019.

[4] Ibid.

[5] Kamilia Lahrichi, “Islam thrives in communist Cuba”, dari laman https://www.usatoday.com/story/news/world/2016/07/01/cuba-islam-religion/86564292/, diakses 12 Juni 2019.

[6] Afaq Ali, Loc.Cit.

[7] Rose Hamid, “Celebrating Ramadan in Cuba”, dari laman https://www.huffpost.com/entry/celebrating-ramadan-in-cuba_b_593c6337e4b014ae8c69e114, diakses 12 Juni 2019.

[8] Afaq Ali, Loc.Cit.

[9] Daren Butler, “Turkey’s Erdogan proposes building mosque in Cuba”, dari laman https://www.reuters.com/article/us-turkey-cuba-mosque-idUSKBN0LG1E220150212, diakses 12 Juni 2019.

[10] Irvin Zhang, Loc.Cit.

[11] Afaq Ali, Loc.Cit.

[12] Irvin Zhang, Loc.Cit.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*