Mozaik Peradaban Islam

Manfaat dan Keajaiban Menangis bagi Manusia (1)

in Studi Islam

Bagaimana pandangan Islam tentang air mata dan tangisan? Benarkah Islam melarang orang menangis—seperti anggapan sebagian Muslim?

Foto ilustrasi. Sumber: muslimmatters.org

Pada umumnya masyarakat sudah mengerti manfaat tertawa bagi kesehatan dan kebahagiaan manusia. Akan tetapi, apakah kita sudah mengetahui manfaat dan keajaiban menangis bagi manusia sebagai keadaan esensial yang tidak mungkin dilepaskan dari kehidupan?

Tulisan ini akan memberikan penjelasan dan perspektif tentang manfaat dan keajaiban menangis, dan membandingkannya dengan manfaat tertawa bagi kehidupan manusia.

Argumentasi tulisan ini berdasar pada penelitian ilmiah dan penjelasan teks-teks agama.

Sebelum membahas lebih jauh tentang manfaat menangis, ada baiknya kita mulai dulu dengan pembahasan tentang manfaat tertawa.

Para pakar kesehatan mental sepakat bahwa tertawa merupakan obat yang paling mujarab bagi manusia, terutama mereka yang tengah mengalami banyak tekanan dan persoalan berat dalam hidup.

Tertawa, bekerja dengan cara memicu perubahan fisik dan emosional yang sehat dalam tubuh sehingga mampu memperkuat sistem kekebalan, meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa sakit, dan melindungi manusia dari efek stres yang merusak.[1]

Saat tertawa, secara mental, manusia terhubung dengan momen kebahagiaan dan kegembiraan murni. Namun, tertawa juga merupakan pengalaman yang sangat fisik. Artinya, ketika tertawa, paru-paru terisi dengan udara, otot-otot wajah meregang, dan otot-otot perut mengencang, menyebabkan denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Proses ini mirip dengan bagaimana tubuh bereaksi saat berolahraga. Jadi, sama seperti olahraga, tertawa juga baik untuk kesehatan. Karena aktivitas ini meningkatkan aliran darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menurunkan kadar gula darah. Selain itu, tawa memicu respons relaksasi di otak, yang untuk sementara dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu tidur lebih nyenyak.[2]

Itukah mengapa para pakar kesehatan mental berpandangan bahwa tidak ada yang bekerja lebih cepat atau lebih efektif untuk mengembalikan keseimbangan pikiran dan tubuh selain tertawa?

Untuk mengetahui jawabnya, mari kita telaah lebih jauh tentang manfaat tertawa, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.[3]

Manfaat Tertawa dalam Jangka Pendek

Tertawa memiliki efek jangka pendek yang baik. Ketika manusia mulai tertawa, itu tidak hanya meringankan beban secara mental, tetapi juga menyebabkan perubahan fisik dalam tubuh yang di antara manfaatnya adalah sebagai berikut: 

  • Merangsang Banyak Organ. Tertawa meningkatkan asupan udara kaya oksigen, menstimulasi jantung, paru-paru, dan otot, serta meningkatkan endorfin yang dilepaskan oleh otak.
  • Mengaktifkan dan Menghilangkan Respons Stres. Tawa yang menggelikan muncul dan kemudian mendinginkan respons stres, dan itu dapat meningkatkan dan kemudian menurunkan detak jantung dan tekanan darah. Alhasil, orang yang tertawa akan merasakan perasaan lebih tenang dan santai.
  • Meredakan Ketegangan. Tertawa juga dapat merangsang sirkulasi dan membantu relaksasi otot, yang keduanya dapat membantu mengurangi beberapa gejala fisik stres.

Manfaat Tertawa dalam Jangka Panjang

Tertawa juga sangat baik untuk jangka panjang, di antaranya: 

  • Meningkatkan Sistem Imun. Pikiran negatif terwujud dalam reaksi kimia yang dapat memengaruhi tubuh dengan membawa lebih banyak stres ke dalam sistem tubuh dan menurunkan kekebalan. Sebaliknya, pikiran positif sebenarnya dapat melepaskan neuropeptida yang membantu melawan stres dan penyakit yang berpotensi lebih serius.
  • Meredakan Nyeri. Tertawa dapat meredakan rasa sakit dengan menyebabkan tubuh memproduksi obat penghilang rasa sakit alami sendiri.
  • Meningkatkan Kepuasan Pribadi. Tertawa juga dapat membuat manusia lebih mudah menghadapi situasi sulit. Ini juga membantu mereka terhubung satu dengan yang lain.
  • Meningkatkan Suasana Hati. Banyak orang mengalami depresi, terkadang karena penyakit kronis. Dengan banyak tertawa, ini akan dapat membantu mengurangi depresi dan kecemasan serta membuatnya merasa lebih bahagia.

Lalu bagaimana halnya dengan menangis?

Semua orang pasti pernah menangis. Semua orang yang merenung, mendamba, bersedih, bergembira, jatuh cinta -atau sebaliknya gagal cinta, secara naluriah cenderung meneteskan air mata. Namun, mengapa ada sebagian orang menghina air mata, dan menudingnya sebagai tanda kelemahan? Bukan hanya itu, mereka bahkan menganggapnya sebagai kutukan buat pecundang.

Patut kiranya ditelisik lebih jauh, mungkin saja mereka yang menganggap tangisan dan air mata sebagai pertanda kelemahan manusia, tak mengerti makna air mata sebagai salah satu mukjizat terbesar Tuhan. Atau bisa jadi mereka masih jauh dari kesadaran dan kewarasan, dan tidak mustahil termasuk di antara manusia yang miskin kepekaan untuk merasakan dahsyatnya air mata dalam hidup tiap orang.

Apalagi bila kita sadari, bahwa tidak dalam semua keadaan manusia bisa mengalami tertawa, sehingga sudah pasti dia akan lebih mudah menangis. Apakah manusia seperti itu tidak akan mendapat manfaat tertawa dan –pada saat yang sama, akhirnya tidak bisa pula menerima manfaat dari keadaan yang memaksanya menangis?

Coba kita bayangkan, ketika kita melihat anak-anak kecil berlarian di tengah kejamnya ibu kota untuk mencari nafkah buat orangtuanya. Adakah manusia waras yang tega tertawa melihatnya? Ataukah dia harus menahan air matanya? Atau justru itulah saat yang indah untuknya menangis dan meneteskan air mata?

Jika pilihan hidup menghadapi segala keadaan harus dengan senyum dan tawa, maka layakkah kita tertawa saat melihat situasi itu terjadi di depan mata? Ataukah ada pilihan lain yang juga bermanfaat dan menyehatkan, yakni meneteskan air mata?!

Dihadapkan pada kondisi semacam itu, bagaimana seharusnya kita memahami makna tangisan dan air mata? Selanjutnya, bagaimana pandangan Islam tentang air mata dan tangisan? Benarkah Islam melarang orang menangis—seperti anggapan sebagian Muslim? Benarkah tangisan, lebih merupakan pertanda kekurangan iman dan tawakal kepada Allah ketimbang ungkapan syukur pada karunia-Nya dan kemesraan dengan-Nya?

Apakah tangisan itu satu jenis atau banyak jenis? Manakah jenis tangisan yang diperbolehkan bahkan dianjurkan, dan manakah jenis tangisan yang dilarang?

Itulah sebagian kecil pertanyaan yang akan kita ulas dalam tulisan ini.

Sebagai pijakan awal, dalam Alquran, riwayat dan sunah Nabi ada banyak ungkapan yang menunjukkan bahwa perbuatan menangis mempunyai nilai yang sangat tinggi. Namun demikian, ketinggian nilai air mata bergantung pada objek yang kita tangisi. Bila kita menangisi barang yang hilang, tentu air mata kita tidak melampaui nilai barang itu. Namun bila kita menangisi derita umat manusia, derita nabi dan kekasih Allah, maka nilai air mata kita sederajat dengan itu. Jenis tangisan ini, bukan hanya baik menurut logika dan agama, melainkan juga memiliki unsur Ilahi, peran motivasi dan energi positif untuk menjernihkan pikiran dan membersihkan hati. Sunah Nabi pun telah menjelaskan betapa pentingnya tangisan dan air mata, terutama dalam hubungan manusia dengan Allah, Sang Pencipta.[4]

Jika demikian, pertanyaannya kemudian: mungkinkah manusia hidup tanpa menangis atau mengeluarkan air mata? Dan apa manfaat air mata bagi tubuh dan jiwa manusia? Apakah ada bukti dan dasar manfaat-manfaat itu? (EH)

Bersambung ….

Catatan kaki:


[1] “Laughter is the Best Medicine”, dari laman

https://www.helpguide.org/articles/mental-health/laughter-is-the-best-medicine.htm, diakses pada 22 Oktober 2021. 

[2] “How Laughter is Impacting Your Physical and Mental Health”, dari laman

https://www.communityreachcenter.org/blog/laughter-impacting-physical-mental-health/, diakses pada 22 Oktober 2021.

[3] “Stress Relief from Laughter? It’s No Joke”, dari laman

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/stress-relief/art-20044456, diakses pada 22 Oktober 2021.

[4] Mukjizat Air Mata (Penerbit Misbah, 2004)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*